Dalam novel And Then There Were None karya Agatha Christie, sistem hukum terbukti tidak mampu memberikan keadilan bagi sepuluh tokoh di cerita ini. Meski mereka ini telah melakukan kejahatan di masa lalu dan seharusnya menerima hukuman sesuai hukum, tetapi mereka berhasil menghindarinya dan tidak pernah diadili.
Namun, ketika mereka tiba di Pulau Indian, mereka menemukan bahwa sistem hukum tidak berlaku di sana. Sebagai gantinya, mereka pun menjadi korban dari seorang pembunuh misterius dan berdarah dingin yang memutuskan untuk memberikan hukuman kepada mereka atas kejahatan mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan sistem hukum dalam memberikan suatu keadilan. Mereka yang datang ke pulau tersebut seharusnya diadili dan dihukum dengan cara yang sesuai dengan hukum, tetapi mereka dapat melarikan diri dari konsekuensi kejahatan mereka.
Dalam konteks ini, penulis membuat kita bertanya-tanya tentang apa yang dapat kita lakukan ketika sistem keadilan gagal untuk memberikan keadilan. Jika seseorang dapat menghindari suatu hukuman, apakah tindakan legal seperti pembunuhan di pulau tersebut dapat dibenarkan?
Pada akhirnya, And Then There Were None menyoroti masalah dan kelemahan dalam sistem hukum. Ketidakmampuan sistem dalam memberikan keadilan bagi sepuluh tokoh ini berakhir pada tindakan legal—pembunuhan. Meski, merugikan serta melanggar prinsip keadilan, novel ini menunjukkan dengan jelas bahwa mereka telah diperlakukan tidak adil oleh sistem hukum.
Dengan menggambarkan ketidakmampuan sistem hukum dalam memberikan keadilan, penulis menciptakan pertanyaan moral dan etis tentang apa yang dapat dilakukan ketika sistem hukum gagal dan individu atau kelompok merasa yang tidak dihargai oleh keadilan.
Ikuti tulisan menarik Puspo Lolailik Suprapto lainnya di sini.