x

Tempat Bayar Zakat yang Mudah Ditemukan di Masyarakat

Iklan

Rafi Erhan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Juli 2023

Jumat, 14 Juli 2023 16:41 WIB

Lembaga Zakat dan SDGs : Solusi Baru untuk Pengentasan Kemiskinan

Dengan dukungan jumlah masyarakat muslim di Indonesia, ekspansi lembaga zakat manjadi cukup mudah dijangkau. Lembaga ini bisa dijadikan penopang kesejahteraan masyarakat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Adanya pengentasan kemiskinan yang menjadi tujuan utama dari Pergerakan Lembaga Zakat di Indonesia sesuai dengan Konsep Sustainable Development Goals (SDGs) yang didalamnya juga menjelaskan mengenai pengentasan kemiskinan dan kelaparan. Menurut PBB, poin paling krusial yang ada dalam SDGs adalah pengentasan kemiskinan yang saat ini menjadi tantangan utama bagi banyak negara di dunia. Dalam konteks ini, lembaga zakat memiliki peran penting dalam merealialisasikan kontribusi nyata dalam pengentasan kemiskinan dan berjalan sesuai dengan konsep SDGs. Dalam esai ini, kita akan membedah peran lembaga zakat dalam pengentasan kemiskinan sesuai dengan konsep SDGs.

Pengertian Lembaga Zakat, Kemiskinan, dan SDGs

Lembaga Zakat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lembaga Zakat adalah badan yang berfungsi mengelola sumber-sumber dana zakat yang sebelumnya telah diterima oleh penerima zakat dari pemberi zakat seperti fitrah zakat dan zakat maal, baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan ketentuan dan ajaran agama Islam. Selain mengelola dana zakat, lembaga zakat juga memiliki peran sebagai penyalur dana zakat dari pemberi zakat kepada penerima zakat.

Di Indonesia, ada 2 jenis lembaga zakat yang ada dan sesuai dengan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengurusan Zakat, yaitu:

  • Badan Amil Zakat (BAZ) adalah lembaga swadaya masyarakat yang berfungsi mengelola penerimaan, pengumpulan, penyaluran, dan pemanfaatan dana ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah) secara berkelanjutan, transparan, dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya umat Islam.
  • Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah badan pengelola zakat yang dibentuk dari masyarakat (swasta) secara berkelompok dengan fungsi dalam aspek pendidikan, sosial, dakwah Islam, dan masyarakat muslim yang diawasi oleh pemerintah dalam peraturannya.

Dalam upaya mengelola, mendistribusikan, dan menggunakan hal-hal yang mudah, efisien, dan cepat. Pemerintah membentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan menyebarkannya secara menyeluruh, baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Secara kedaulatan, BAZNAS merupakan lembaga non struktural yang bersifat independen dan moderat serta bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri.

Selain pembentukan BAZNAS, ada juga lembaga lain yang memiliki fungsi dan tujuan serupa, yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ). LAZ adalah lembaga yang dikoordinasikan oleh sektor swasta dengan izin langsung dari Pejabat Pemerintah seperti Menteri Perizinan dan Pelaksana Lembaga Zakat.

Kemiskinan

Secara etimologis, kemiskinan berarti kekurangan, definisi ini diambil dari kata dasar kemiskinan yaitu miskin. Sementara itu, secara terminologi, kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam memenuhi kebutuhan hidup dan masalah global yang dihadapi banyak negara. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan adalah arti ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan hidup yang layak dan berada di atas persyaratan standar minimum atau biasa disebut garis kemiskinan. (kemiskinan treshold).

Secara global, indikator kemiskinan sering digunakan sebagai penentu persentase tingkat kemiskinan dalam hal pendapatan, konsumsi, tingkat upah, kesehatan, harapan hidup, kualitas pendidikan, dan sebagainya. Tolok ukur kemiskinan tidak hanya dilihat dari perspektif komunitas individu, tingkat keadilan hukum dan peraturan di negara ini adalah Juga salah satu aspek yang diulas dalam menentukan tingkat kemiskinan di suatu negara.

Sustainable Development Goals (SDGs)

SDGs merupakan singkatan dari Sustainable Development Goals, dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. SDGs merupakan serangkaian tujuan dan target yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan secara global hingga tahun 2030.

Tujuan dari SDGs adalah menggantikan Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang berakhir pada tahun 2015. SDGs mencakup berbagai isu penting yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, termasuk pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, perlindungan lingkungan, dan perdamaian dan keadilan.

SDGs terdiri dari 17 tujuan yang saling terkait dan 169 target yang spesifik. Setiap tujuan memiliki fokus yang berbeda namun saling terkait dan saling mendukung. Tujuan tersebut mencakup berbagai dimensi pembangunan berkelanjutan, termasuk sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Kontribusi Lembaga Zakat dan SDGs dalam Pengentasan Kemiskinan

Lembaga zakat dan SDGs telah menjadi sebuah ikatan yang saling berhubungan dan sejalan, terutama dalam menyelesaikan problematika kemiskinan, kesejahteraan hidup, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan berkelanjutan. Beberapa hal yang menjadi bukti terkait kontribusi lembaga zakat dan SDGs dalam pengentasan kemiskinan yaitu:

  • Pengentasan Kemiskinan

Kemiskinan menjadi problematika yang harus segara diselesaikan oleh lembaga zakat, dikarenakan kemiskinan menjadi akar dari segala permasalahan lain seperti tingkat kualitas pendidikan, tingkat pelayanan kesehatan, tingkat kesejahteraan hidup, dan lain lain. Beberapa cara yang dilakukan Lembaga Zakat dalam pengentaan kemiskinan antara lain: Pengumpulan dan Disribusi Zakat, Pemberdayaan ekonomi dengan konsep islam yang benar dan tidak melanggar aturan, adanya kolaborasi dengan lembaga lain dalam pengentasan kemiskinan.

Lembaga zakat juga memiliki peran penting dalam mendorong kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan. Melalui kampanye informasi dan edukasi, lembaga zakat dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya membayar zakat dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah kemiskinan dan urgensi tindakan, lembaga zakat dapat memobilisasi partisipasi lebih luas dari masyarakat dalam upaya pengentasan kemiskinan.

  • Pembangunan Pendidikan yang Berkualitas

Pendidikan merupakan aspek penting yang juga menunjang adanya pengentasan kemiskinan. Dalam hal ini, lembaga zakat dapat melakukan beberapa upaya yang dapat membantu kualitas pendidikan di suatu daerah bisa membaik dan berkembang, seperti menggunakan dana zakat untuk membangun dan meningkatkan akses infrastrutur bangunan yang berfokus untuk pendidikan dengan membangun sekolah, pusat pembelajaran, perpustakaan, dan juga ikut membantu pendanaan bagi masyarakat yang kurang mampu seperti membantu membayar biaya sekolah, pemberian buku dan seragam, dan masih banyak lagi.

Lembaga zakat juga berperan dalam pengembangan program pendidikan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sulit dijangkau oleh pendidikan formal. Seperti, mereka dapat mendukung program pendidikan non-formal untuk anak-anak yang tidak memiliki akses ke sekolah, seperti program pendidikan berbasis komunitas, pendidikan berbasis kerja, atau pendidikan jarak jauh. Lembaga zakat juga dapat memfasilitasi akses ke pelatihan keterampilan dan pendidikan vokasional untuk meningkatkan peluang kerja dan penghidupan yang lebih baik bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikan formal.

  • Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan Hidup

Lembaga zakat dapat menggunakan dana zakat untuk membangun fasilitas kesehatan, seperti klinik atau rumah sakit, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan. Mereka juga dapat memberikan bantuan keuangan kepada individu atau keluarga yang tidak mampu membayar biaya pengobatan atau memperoleh akses ke perawatan medis yang diperlukan. Lembaga zakat juga dapat mendukung program imunisasi, pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah penyakit.

Selain itu, Lembaga zakat juga dapat memberikan bantuan keuangan dan pelatihan keterampilan kepada individu atau keluarga yang miskin, sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Melalui pemberdayaan ekonomi, lembaga zakat dapat membantu masyarakat untuk keluar dari siklus kemiskinan dan memperbaiki kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan.

Lembaga zakat dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam memenuhi kewajibannya sangat erat kaitannya dengan upaya pengentasan kemiskinan dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Lembaga zakat bertindak sebagai penghimpun dan penyalur dana zakat untuk membantu individu dan keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Melalui bantuan langsung, pemberdayaan ekonomi, kerjasama dengan agenda Pembangunan Berkelanjutan, dan kesadaran masyarakat, lembaga zakat dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengentasan kemiskinan.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah kerangka kerja global yang berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk pengentasan kemiskinan. Tujuan dan sasaran yang terkandung dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk pendidikan yang berkualitas, kesehatan yang baik dan peningkatan kesejahteraan, dapat digunakan untuk memperkuat upaya pengurangan kemiskinan. Kerjasama antara lembaga zakat dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sangat penting. Lembaga zakat dapat bekerja sama dengan program SDGs lainnya untuk mencapai hasil yang lebih optimal. Melalui pendidikan yang lebih baik, pemberdayaan ekonomi, peningkatan kesehatan, dan pemberian bantuan di saat krisis, lembaga zakat dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil, berkelanjutan, dan sejahtera. 

Ikuti tulisan menarik Rafi Erhan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu