Semalam salju turun di kotaku
menggigil pasti seluruh waktu
tak mau berseteru sebab burung hantu
mengatup sayap memeluk haru.
Lambat-lamban pak tua itu
menuju sebuah perapian dengan
membawa secarik karas untuk
dibuat prasasti di abad tempias
yang tidak terdefinisi, tidak punya aliansi.
Putih itu menghampar
di sengketa lahan antara semut
dan manusia yang berjibaku
membelah laut untuk keluar
mencari makan. Namun tak bisa
semua terbatas. Kehangatan di perapian lebih kurindukan.
Api itu menyulut keheningan
saat pak tua bersikeras memanen
diksi dalam kitab suci yang
sembunyikan fono dan morfo
dalam silogisme yang bernama
majas ilusi.
Sudah itu saja
(2022)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.