x

Kelompok Tani Mileneal dan Kelompok Wanita Tani Desa Poco Lia mengikuti Pertemuan bagi pengalaman terkait pemmberdayaan Sosek petani dari Yayasan Ayo Indonesia dengan Pemerintah Desa Poco Lia, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Manggarai Timur, Sabtu (15/7/2023)

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Senin, 17 Juli 2023 07:33 WIB

Pemerintah Desa Poco Lia Berkomitmen Mereplikasi Model Pemberdayaan Sosial Ekonomi dari Yayasan Ayo Indonesia

Yayasan Ayo Indonesia dengan Pemerintah Desa Poco Lia, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur bertemu sehari membahas pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat melalui kewirausahaan pertanian dan UMKM tempe.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Yayasan Ayo Indonesia dengan Pemerintah Desa Poco Lia, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur menyelenggarakan pertemuan sehari membahas tentang topik pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat melalui kewirausahaan pertanian dan UMKM tempe berangkat dari pengalaman Yayasan Ayo Indonesia, Sabtu (15/7/2023), bertempat di Aula Kantor Kepala Desa Poco Lia.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rikhardus Roden Urut, Yayasan Ayo Indonesia Menyerahkan Dokumen Komitmen kepada Kepala Desa Poco Lia

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Aleksius Berno, Kepala Desa Poco Lia dihadiri oleh, Staf Desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Poco Lia, staf pemberdayaan sosial ekonomi dari Yayasan Ayo Indonesia, 1 orang pengusaha tempe, wakil Kelompok Tani, Kelompok Tani Muda, dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Mereka berjumlah 24 orang peserta.

 


Pada kata sambutannya, Aleksius, menyampaikan bahwa Pemerintah Desa Poco Lia sejak tahun 2022 sudah mengalokasikan Dana Desa untuk memberi perhatian pada upaya perbaikan atau peningkatan Ekonomi warga yang bergabung ke dalam 7 wadah kelompok tani, 1 Kelompok Tani Wanita berupa penyediaan benih aneka jenis sayur-sayuran, benih ikan air tawar, dan ternak kambing. Dukungan ini beralasan, tidak hanya karena mau menjalankan amanat Permendesa PDTT Nomor 7 Tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2022 tetapi kami bersama masyarakat Desa Poco Lia dalam forum Musyawarah Desa sepakat untuk mengatasi soal terkait kemiskinan ekstrim, penurunan hasil padi, tanaman kopi produksinya rendah, penurunan pendapatan, dan cengkeh tidak berbuah pada 4 tahun terakhir. Padahal, kata Aleksius, tananam kopi dan cengkeh merupakan penopang ekonomi dari sebagian besar warga di Desa Poco Lia.

 

Penurunan hasil, jelasnya, diakibatkan oleh 2 faktor, yaitu berkurangnya humus tanah karena kedua tanaman tersebut ditanam pada lahan yang cukup miring lebih dari 40 derajat, lapisan permukaan tanah sangat rentan terkikis akibat derasnya curah hujan dan diperparah oleh terjadinya perubahan iklim dimana di saat musim hujan, curahnya sangat tinggi mengakibatkan bunga kopi gugur dan pada kondisi ini juga sebagian besar buah kopi diserang oleh hama bubuk.

 

Upaya pemulihan kesuburan tanah di kebun kopi petani, ujarnya, Pemerintah Desa Poco Lia telah memberi bantuan kambing sebanyak 50 ekor pada tahun 2022 dan pada tahun 2023 dalam APBDes telah dialokasikan anggaran untuk penyediaan  30 ekor kambing.

 


“Bantuan yang diberikan kepada kelompok-kelompok tani tadi, seperti benih sayur-sayuran dan ikan air tawar dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan memperbaiki gizi keluarga mereka guna mencegah stunting. Sedangkan bantuan khusus benih sayur-sayuran dan benih ikan air tawar kepada 1 kelompok wanita tani (KWT) beranggota 30 orang tujuannya, adalah agar mereka juga harus bisa menghasilkan pendapatan bagi keluarga sehingga martabat mereka diangkat, dihargai, tidak hanya  berperan untuk mengurus dapur saja. Perempuan harus diberi kesempatan untuk menghasilkan uang,”ungkap Aleksius.

 


Pada tahun 2023 dengan mengacu kepada Permendesa PDTT Nomor 8 Tahun 2023 tentang prioritas penggunaan dana desa dan Surat Edaran Bupati Manggarai Timur terkait prioritas penggunaan alokasi dana desa (ADD), kata Aleksius, Pemerintah Desa Poco Lia telah mengalokasikan anggaran untuk tujuan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan ekstrim, penanganan stunting dan pemberdayaan sosial ekonomi. Isu-isu ini menjadi prioritas untuk diatasi, dikerjakan dan harus tercapai demi terwujudnya visi Visi Desa Poco Lia “Terbangunnya Tata Kelola Pemerintahan Desa Yang Baik Dan Bersih Guna Mewujudkan Desa Poco Lia Yang Adil, Terbuka, Aman, Dan Sejahtera “ melalui misi Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.

 

“Saya berharap pertemuan hari ini Yayasan Ayo Indonesia dan para peserta yang hadir bisa  memberi masukan konstruktif dalam bentuk rumusan kegiatan konkrit yang dapat dijadikan program / kegiatan dari Pemerintah Desa Poco Lia pada tahun 2023 atau tahun 2024,”pungkasnya.

 


Pada sesi presentasi terkait pengalaman Yayasan Ayo Indonesia dalam upaya pemberdayaan sosial ekonomi, khususnya terkait aksi mengatasi dampak perubahan iklim, Rikhardus Roden Urut, Manager Program, pertama-tama, menjelaskan tentang situasi sosial di Manggarai Timur dimana jumlah orang miskin menurut data BPS tahun 2023 cukup tinggi sebanyak 74.55 ribu jiwa tahun 2022. Selain itu, berkaitan dengan pangan, berdasarkan hasil Wawacara dan Focus Group Discusi (FGD) dengan 100 orang petani di 4 desa/kelurahan ternyata pada 5 tahun terakhir produksi padi cenderung menurun sedangkan hasil analisis data sekunder yang dirilis oleh BPS tahun 2023 menunjukkan bahwa produksi padi  di Manggarai Timur mengalami penurunan sebanyak 11,82 persen. 

 

 
Kemudian, Hasil kopi dan cengkeh juga menurun drastis, situasi ini, jelas Rikhard, menyebkan harga beras naik, dan pendapatan petani terus menurun, sementara pengeluaran semakin tinggi. Tidak sedikit kelurga-keluarga hidup dalam kondisi minus keuangan dan mereka tentu berpotensi menjadi kelompok masyarakat rentan terjebak pada pinjaman uang dengan bunga yang agak tinggi dan menjual aset tanah.

 


Lebih jauh Rikhard menerangkan upaya konkrit yang dilakukan oleh Yayasan Ayo Indonesia dalam program pemberdayaan sosial ekonomi kepada petani-petani di desa dampingannya, yaitu melatih petani tentang bisnis hortikultura secara organik, mengajarkan melek keuangan, aksi bersama untuk penanaman pohon, mengembangkan pertanian organik terpadu dengan pemeliharaan ternak, mengembangkan bisnis tempe, mempromosikan pengembangan pangan lokal khususnya Tanaman Pangan Sorgum, menyebarluaskan informasi tentang dampak perubahan iklim, dan mendorong mereka masuk menjadi anggota koperasi kredit, seperti KSP CU Florette  dan Kopkardios agar bisa akses terhadap permodalan usaha melalui skema pinjaman dengan bunga rendah. 

 


Ayo Indonesia juga, tambahnya, mempromosikan pengembangan pertanian organik karbon untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang ditunjukkan dengan munculnya fenomena cuaca ekstrim, yaitu musim kering berdurasi panjang dan curah hujan tinggi pada musim hujan.

 

Sejauh ini, dengan pendekatan pendampingan Lejong (bertamu/berdiskusi/analisis) yang sudah sedang dikembangkan oleh Yayasan Ayo Indonesia memperlihatkan perubahan dimana semakin bertambah jumlah petani yang fokus pada usaha hortikultura dan ada juga di antara mereka berbisnis tempe dalam skala kecil tidak seperti yang dikembangkan oleh Arnoldianus Katung, salah warga desa Poco Lia. Dalam pendampingannya, Yayasan Ayo Indonesia selalu mengajak dan mendorong petani untuk berkalkulasi dalam usaha, berorientasi profit (cari untung), membangun jaringan pemasaran dengan model kerjasama sebagai sahabat dengan para pedagang horti di Pasar, mengembangkan pola tanam yang mengacu kepada perilaku pasar dan bergabung menjadi anggota Koperasi Kredit, salah satunya adalah KSP CU Florette.

 


Pada kesempatan itu, Arnoldianus Katung, akrab dipanggil Noldy, pengusaha muda sukses, memberi kesaksian dengan menyatakan bahwa usaha tempenya ini berkembang seperti sekarang ini yang mempekerjakan 4 orang perempuan dan 7 orang muda (laki-laki) dengan omset hampir ratusan juta per bulan tidak terlepas dari dorongan dan bimbingan Yayasan Ayo Indonesia, mereka membangun cara berpikir.

 

Bahkan saya, cerita Noldy sering diminta Yayasan Ayo Indonesia menjadi narasumber untuk mengajak orang muda dan ibu-ibu di desa dampingannya  untuk berbisnis, kita harus cepat menyesuaikan dengan perkembangan saat ini dengan cara membangun bisnis baik di bidang pertanian maupun peternakan. “Saya bersedia untuk memberi motivasi kepada orang muda di Desa Poco Lia, agar mereka tidak boleh mengharapkan pada bantuan khususnya bantuan tunai dari Pemerintah, yang paling penting adalah kita minta bantuan dalam bentuk peningkatan kapasitas, pengetahuan, keterampilan dan fasilitas untuk berbisnis. Dukungan seperti ini dari pemerintah desa lebih penting daripada bantuan uang tunai. Dan kita juga harus bergabung menjadi Anggota Koperasi Kredit yang berbadan hukum untuk akses permodalan usaha,”ujarnya.

 

Pada akhir, kegiatan para peserta dan Pemerintah Desa Poco Lia sepakat agar apa yang diperkenalkan, baik program/kegiatan maupun pendekatan Pemberdayaan yang diterapkan oleh Yayasan Ayo Indonesia selama ini menjadi bagian dari kebijakan dan pendekatan pembangunan desa yang akan dimasukan ke dalam RKPDes dan APBDes tahun 2024. Yayasan Ayo Indonesia dimintai untuk menjadi mitra kerja. Kemudian Pemerintah Desa Poco Lia, BPD, dan Wakil Kelompok tani muda/perempuan menandatangani dokumen komitmen yang isinya adalah program/kegiatan seperti yang telah dipresentasikan oleh Yayasan Ayo Indonesia pada pertemuan tersebut.

 

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB