x

Iklan

dedisetiawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Juli 2023

Kamis, 20 Juli 2023 11:56 WIB

Masyarakat Adat Desa Ngebel, Ponorogo Mengungkap Misteri Larung Sesaji dan Kekayaan Spiritual di Telaga Ngebel

Tradisi ini mengungkap makna syukur dan kepercayaan masyarakat adat Desa Ngebel. Jelajahi ritual ini yang dipenuhi dengan tumpeng megah dan keberkahan yang melimpah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ponorogo - Bersembunyi di lereng Gunung Wilis, terdapat sebuah tradisi budaya yang tak tergoyahkan, Larung Sesaji dan Risalah Doa di Telaga Ngebel.

Setiap tahunnya, Masyarakat Adat Desa Ngebel mempersembahkan ritual ini yang memikat hati para wisatawan dari pelosok negeri.

Dalam keindahan spiritualitas yang melingkupi masyarakat ini, larung sesaji mengandung makna mendalam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ritual ini merupakan ungkapan syukur yang tulus kepada Sang Pencipta atas segala berkat yang melimpah. Tidak hanya itu, doa bersama juga dipanjatkan sebagai bentuk penghormatan yang dalam.

Mengawali perjalanan ritual, masyarakat adat Ngebel merangkai tumpeng megah. Kemudian, tumpeng-tumpeng itu dilepas ke telaga dengan penuh pengorbanan.

Sebelum tumpeng-tumpeng itu berlayar menuju perjalanannya yang terakhir, mereka diarak melingkari telaga dengan khidmat.

Namun, jangan berpikir hanya ada satu tumpeng. Tidak kurang dari empat tumpeng akan menjalani perjalanan spiritual ini. Namun hanya satu yang akan di Larung ke Danau, sisanya akan dijadikan porak tumpeng (Red-rebutan tumpeng) oleh warga

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menjelaskan, makna larung sesaji ini melampaui sekadar tradisi. Ia merupakan inti dari kehidupan dan doa masyarakat ini.

"Ini adalah bagian tak terpisahkan dari upaya kami dalam menjaga dan memperkaya tradisi leluhur, serta untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan atas segala berkat yang Ia anugerahkan," ucap Kang Bupati Ponorogo.

Dalam semangat pelestarian budaya yang mendalam, Bupati berkomitmen untuk mengembangkan ritual ini dengan lebih besar. Salah satu rencananya adalah meningkatkan jumlah tumpeng yang menjadi rebutan.

"Ritual ini bukan hanya merupakan daya tarik spiritual bagi kami, tetapi juga menjadi magnet yang kuat bagi para wisatawan. Oleh karena itu, kita perlu mengkonsepnya dengan sangat baik," tambahnya.

Selain tumpeng yang larung ke dasar telaga, tumpeng-tumpeng lainnya menjadi saksi persaingan yang seru di antara warga. Sebagian percaya bahwa memperoleh buah atau sayuran dari tumpeng tersebut akan membawa berkah yang melimpah.

"Saya mendapatkan buah dan sayur. Semoga ini membawa berkah bagi saya, meski mendapatkannya harus dengan perjuangan," ujar Nanda, salah satu wisatawan yang mengunjungi dari Jawa Tengah.

Tradisi Larung Sesaji dan Risalah Doa di Telaga Ngebel bukan sekadar sebuah upacara spiritual bagi masyarakat adat Ngebel, tetapi juga menarik minat wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Harapannya, tradisi yang memiliki kekayaan spiritual ini terus tumbuh dan menjadi daya tarik unik dalam pariwisata religi di Ponorogo.

 

Ikuti tulisan menarik dedisetiawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Fotosintesis

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Kamis, 9 Mei 2024 17:19 WIB

Terpopuler

Fotosintesis

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Kamis, 9 Mei 2024 17:19 WIB