x

Iklan

Dunstan Obe

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Mei 2023

Kamis, 20 Juli 2023 12:00 WIB

Sahabat Alam NTT Memantau Terumbu Karang dan Brand Audit Sampah Plastik di Pesisir Uiasa

Inilah upaya meningkatkan kesadaran generasi muda dalam menjaga lingkungan bawah laut dan pesisir, meningkatkan kapasitas generasi muda dalam menanggapi isu lingkungan secara umum, serta mendukung tercapainya keadilan antargenerasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bergerak di bawah naungan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nusa Tenggara Timur (NTT), Sahabat Alam (Shalam) NTT berupaya melakukan berbagai aktivitas terkait kampanye dan konservasi. Shalam NTT merupakan wujud pengkaderan WALHI NTT; menyiapkan generasi penerus berkompeten yang bisa berfokus pada advokasi mengenai masalah-masalah lingkungan di Indonesia pada umumnya dan di NTT pada khususnya.

Karena itu, Shalam NTT berinisiatif membuat banyak kelas agar para peserta kelas dapat memiliki pengetahuan dan kemampuan yang komprehensif, tak hanya mengenai kampanye dan konservasi, tetapi juga tentang advokasi terhadap masalah-masalah ekologi.

Menghadirkan fasilitator atau tutor yang berpengalaman pada bidangnya, kelas ini berupaya menciptakan ruang belajar yang aman dan nyaman. Di dalam prosesnya, para anggota kelas akan belajar sambil bermain atau sebaliknya; bermain sambil belajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sehubungan dengan itu, Shalam NTT membuat kelas kedua bertajuk “Pemantauan Terumbu Karang, dan Brand Audit Sampah Plastik di Pesisir” yang dilaksanakan pada 15--16 Juli 2023 di Pesisir Uiasa, Semau, Kupang, NTT. Kelas kedua ini menghadirkan dua fasilitator berpengalaman, yakni Radit Giantiano dari Komunitas Free Diving dan Horiana Yolanda Haki dari WALHI NTT.

Tujuan dari kelas ini, yaitu: Pertama, para peserta bisa belajar untuk melakukan pemantauan terhadap terumbu karang, menyadari pentingnya menjaga ekosistem bawah laut, dan berupaya melakukan pemulihan terhadap gejala-gejala kerusakan biota laut.

Kedua, para peserta mendapatkan pengetahuan mengenai metode brand audit sampah plastik, sehingga bisa mengidentifikasi jenis sampah plastik mana yang terbanyak dan mengetahui dari mana arah persebaran sampah plastik, kemudian menyadari akibat-akibat logis dari sampah plastik terhadap lingkungan pesisir dan masyarakat pesisir, serta berupaya memulihkan kerusakan lingkungan pesisir.

Ketiga, kelas ini juga menyediakan ruang bagi para peserta kelas untuk berjumpa dengan anak-anak pesisir untuk saling berbagi tentang sampah plastik di pesisir dan peranan mereka terhadap pengelolaan sampah plastik di pesisir.

Dalam pengertian serupa, jika diuraikan dengan lebih rinci, kelas ini bertujuan: (1) Meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pelestarian dan pemulihan ekosistem laut; (2) Memantau kondisi terumbu karang sebagai bentuk konservasi dan mengampanyekan pentingnya menjaga terumbu karang; (3) Menyebarluaskan isu lingkungan dan upaya meningkatkan kesadaran kritis tentang krisis iklim; dan (4) Penjejaringan individu dan komunitas di pesisir dalam aksi berkelanjutan demi menjaga wilayah pesisir.

Dalam pelaksanaan kelas ini, berdasarkan pantauan Shalam NTT, sejauh ini terumbu karang di Uiasa, Semau, masih dalam kondisi relatif aman. Dari beberapa potret yang diambil melalui aktivitas snorkeling, populasi bawah laut seperti ikan kulit pasir (Surgeonfish), ikan kerapu (Grouper), ikan badut (Clown Fish), ikan Kepe-Kepe, ikan Kakatua, ikan Lepu Ayan, ikan Parang, ikan Bibir Tebal, ikan Barondang, ikan Lancar, dan masih banyak jenis ikan lainnya.

Selain itu, mengenai karang ada kima raksasa, karang daun, karang keras merayap, karang jari, karang keras masif/ karang batu, karang tanduk rusa, gorgonia, karang api, kipas laut, karang jamur, karang lunak. Ada juga bintang laut biru.Dari beberapa jenis ikan ini menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang laut Uiasa-Semau masih terjaga dengan baik.

Di lain sisi, terkait brand audit, menurut pengamatan Shalam NTT, menunjukkan bahwa sampah plastik di Pesisir Uiasa terbanyak adalah sampah botol maupun gelas aqua dengan berbagai merek. Salah satu kelompok menemukan banyak sekali sampah gelas aqua "vernum" yang jumlahnya mencapai angka 40. Ini belum ditambah dengan hasil temuan kelompok lain yang juga menemukan bahwa sampah terbanyak datang dari produksi PT. Wings. Dengan hasil temuan ini, Shalam NTT berencana membuat kampanye menjaga wilayah pesisir dengan menggugat perusahaan yang sampah-sampahnya tersebar sampai ke pesisir-pesisir di wilayah NTT pada umumnya dan di Uiasa-Semau pada khususnya.

Banyak dari anggota kelas yang bersyukur mengikuti kelas ini karena memperoleh banyak hal bermanfaat. Mulai dari pemantauan terumbu karang via snorkeling yang mengasyikkan hingga pengalaman brand audit sampah plastik yang realitanya bukan dihasilkan oleh masyarakat setempat.

Lebih rinci, ternyata persoalan sampah tidak hanya soal mengedukasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya tetapi bisa sampai pada level gugatan terhadap pihak perusahaan atau swasta untuk menyediakan bank sampah guna mengamankan sampah mereka. Selain itu, persoalan tersebut dapat disuarakan kepada pemerintah agar menciptakan regulasi yang bisa mencegah penyebaran sampah yang tidak beraturan.

Banyak dari anggota kelas juga berharap bahwa kegiatan serupa dapat dilaksanakan ke depan agar makin banyak orang yang terpapar dengan pentingnya memikirkan isu ekologi, memikirkan akibat-akibat dari perubahan iklim dan bagaimana generasi muda mesti bersikap, serta yang terpenting generasi muda bisa menjaga lingkungan guna mendorong keadilan ekologis antargenerasi.

Ikuti tulisan menarik Dunstan Obe lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu