Salah satu asosiasi organisasi pemerintah, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), telah muncul sebagai mercusuar pembangunan berkelanjutan di tingkat kabupaten, memperjuangkan integrasi pertumbuhan ekonomi dengan pengelolaan lingkungan. Dengan tujuan utama mendukung para pemimpin muda kabupaten untuk mengadopsi praktik berkelanjutan, LTKL memainkan peran penting dalam menjembatani kebijakan dengan aplikasi dunia nyata. Visi organisasi ini diteruskan oleh Gita Syahrini, Kepala Sekretariatnya.
Gita Syahrini, salah satu kekuatan penggerak di balik inisiatif LTKL, tidak memulai karirnya dalam bidang lingkungan. Awalnya seorang pengacara, ketertarikannya dalam berkontribusi pada isu lingkungan dan sosial dipicu setelah pertemuan tak terduga dengan Agus Sari, CEO Landscape Indonesia dan juga seorang pengajar di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB. Pertemuan ini menyalakan semangatnya untuk menyatukan tanggung jawab ekonomi dan sosial menuju penciptaan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Terinspirasi oleh pertemuannya dengan Agus, Gita beralih dari hukum ke posisi pimpinan di LTKL. Dia membawa organisasi ini dengan strategi yang tajam dan gaya kepemimpinan kolaboratif. Gita telah berhasil meningkatkan visibilitas organisasi sambil tetap setia pada misi utamanya untuk mewujudkan pembangunan yang menjaga lingkungan dan mensejahterakan masyarakat untuk mendukung target nasional melalui gotong-royong multipihak.
Dampak transformatif Gita pada LTKL mencakup peluncuran berbagai inisiatif yang mencerminkan pemahamannya tentang pertemuan antara kebijakan, pembangunan sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Proyek LTKL di Siak dengan mengekstraksi kandungan albumin gabus menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat adalah bukti dari kepemimpinan efektifnya.
Mengarahkan LTKL di bawah bimbingannya, Gita telah memulai perubahan strategis dalam organisasi, dengan fokus pada membangun kemitraan dan aliansi. Hal ini telah mengarah pada jaringan kabupaten yang berdedikasi untuk pembangunan berkelanjutan dan kolaborasi yang lebih kuat dengan pemangku kepentingan eksternal termasuk LSM, pemerintah pusat, dan sektor swasta, memperluas pengaruh LTKL.
Di bawah bimbingan Gita Syahrini, LTKL terus menjadi pendorong kritis pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Seiring LTKL tumbuh di bawah naungannya, optimisme tentang masa depan berkelanjutan Indonesia semakin meningkat. Dengan nahkoda, LTKL siap untuk mendefinisikan kembali pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Ikuti tulisan menarik Sachi Hongo lainnya di sini.
