x

Ilustrasi Pelestarian Lingkungan.

Iklan

Edy Hendras Wahyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Juli 2023

Selasa, 1 Agustus 2023 13:13 WIB

Bersama Pondok Pesantren Melestarikan Lingkungan

Kegiatan pelestarian alam dan lingkungan bersama pondok pesantren dengan 10 program ekopesantren.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peningkatan sumber daya manusia bagi pendidik (ustadz) untuk kegiatan pendidikan lingkungan dengan permainan.

Melestarikan lingkungan, merupakan tanggung jawab bersama. Kalau ada masalah dan bencana menimpa kita bersama. Oleh karena itu kita harus bekerjasama dalam kegiatan ini dan bukan sama-sama kerja, agar berkelanjutan dan mencari dukungan serta melibatkan semua kalangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kerusakan lingkungan setiap saat terjadi, selama manusia ada. Dan permasalahan lingkungan selalu datang dan silih berganti, bila kita tidak melakukan aksi untuk mengurangi atau bahkan bisa mencegah.

 

Tahun 2000an ada sebuah publikasi vedio yang disebarluaskan oleh Inform, sebuah kegiatan bersama yang melibatkan berbagai lembaga swadaya masyarakat, media serta jurnalistik, bahwa setiap menit hutan di Indonesia itu hilang 10 kali lapangan bola. Jadi kalau anda membaca tulisan ini selama 2 menit, sudah 20 kali lapangan bola lenyap dari negeri khatulistiwa ini. Semua diakibatkan oleh perubahan hutan untuk berbagai kepentingan baik skala besar seperti perkebunan serta kebakaran hutan. Akibat kerusakan itu timbul tanah longsor dan banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau atau abrasi laut yang terus terjadi di sepanjang pesisir, karena hutan mangrove hilang.

 

Indonesia yang dikenal dengan sebutan Jamrud di khatulistiwa yang memiliki hutan yang cukup luas dan menjadi paru-paru dunia. Kini paru-paru itu telah terserang kanker, dengan berbagai bercak hitam akibat kebakaran atau penambangan. Untuk itu diperlukan kegiatan untuk membuat bercak hitam itu menjadi hijau Kembali.

 

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren  Dr. H. Waryono, S.Ag, M.Ag ketika membuka acara MOOC (Massive Open Online Course), pada tanggal 31 Juli 2023 secara daring, mengatakan bahwa di Indonesia ada 39.000 an pondok pesantren dan lebih dari 5 juta santri mukim. Kegiatan MOOC yang diadakan oleh Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI Unas) Jakarta yang mempunyai program ekopesantren, mempunyai mitra kerja 50 pondok pesantren di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Dengan jumlah santri di pondok pesantren lebih dari 50 ribu. Ada pondok pesantren yang besar dengan jumlah santri lebih dari 10 ribu santri dan ada pula pondok pesantren dengan santri lebih dari 300 santri.

 

Sebaran pondok pesantren, mulai dari hulu hingga hilir, dari perdesaan, pegunungan, pinggiran hutan hingga pesisir dan perkotaan. Hal inilah yang sangat pontensial untuk berkegiatan lingkungan dengan pondok pesantren. Sudah banyak pondok pesantren yang melakukan kegiatan lingkungan, mulai mengelola sampah, menanam pohon, mengelola lahan dll yang sudah sangat maju. Malah sudah ada pondok pesantren mandiri dan mengratiskan santri. Namun ada pula pondok pesantren yang masih ingin belajar untuk kegiatan lingkungan.

 

Program ekopesantren yang digagas ini, mempunyai 10 program utama, diantaranya adalah mengembangkan kurikulum pondok pesantren berbasis lingkungan; menyebarkan pengetahuan tentang fiqih lingkungan; peningkatan sumberdaya manusia terutama para untadz untuk kegiatan lingkungan; pengelolaan lahan dengan berbagai kegiatan seperti pertanian, perternakan, perikanan ataupun perbaikan lingkungan dengan penanaman pohon; hemat energi dengan mengembangkan PLTS dan biogas; hemat air; hidup sehat; pengelolaan sampah dan limbah; transportasi ramah lingkungan dan pelestarian keanekaragaman hayati.

 

Program ekopesantren mendapatkan dukungan dan atau bekerja sama dengan Kementrian Agama RI, serta mendapatkan dukungan dari kementrian yang terkait dengan program tersebut. Serta bekerja sama dengan berbagai embaga nasional dan internasional untuk mengembangkan program lingkungan bersama pondok pesantren.

 

PPI Unas, hanyalah menjadi fasilitator untuk melakukan sebuah Gerakan Untuk Menyelamat Lingkunganbersama. Tidak bekerja atau melakukan kegiatan lingkungan sendiri-sendiri. Selain itu juga mengajak pondok yang sudah maju, sudah melakukan berbagai kegiatan lingkungan, dapat berbagi pengetahuan atau malah memberikan pengalaman dengan melakukan pelatihan langsung. Inilah yang digagas untuk mengembangkan program tersebut. Karena berbagai pondok pesantren telah ada yang memanfaatkan energi baru terbarukan seperti PLTS (Pembangkit Listrik tenaga Surya), Biogas, mengelola sampah menjadi berkah, beternak magot, mengelola lahan untuk pertanian, peternakan, perikanan, perhutanan sosial dengan menanam pohon untuk dipanen, memiliki usaha kemasan air. Pengetahuan inilah yang diharapkan dapat ditularkan kepada pondok pesantren yang ingin berkembang.

 

Selama berkeliling dan blusukan ke berbagai pondok pesantren di Sumatera dan Jawa memiliki keunikan tersendiri. Ada yang modern dengan bangunan yang megah, ada pula yang tradisional yang masih menggunakan sarung untuk belajar. Ada pondok pesantren yang telah memiliki Pendidikan umum seperti jenjang SD, SMP dan SMA), di mana siswa belajar pada siang hari. Namun ada pula yang mondok dan wajib mempelajari ilmu umum dan agama. Semua di bawah satu komando, yaitu pimpinan pondok atau yayasan yang menaungi.

 

Jika diklasifikasikan, pendidikan pesantren non formal dikenal dengan pendidikan pesantren salafiyah yang berbasis pada pengajian kitab kuning. Sedangkan pendidikan pesantren formalnya terdiri dari Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dan Satuan Pendidikan Mu’adaalah (SPM) yang untuk jenjang Ula (setara SD/MI), Wustha (setara SMP/MTs), dan Ulya (setara SMA/MA). Kemudian untuk jenjang pendidikan tinggi formal disebut Ma'had Aly. Jadi, pada jenjang Ma’had Aly, para santri dapat menempuh maraih gelar sarjana, magister, hingga doktor.

Pengelolaan lahan pondok pesantren dengan pertanian, menambah bahan makanan untuk dapur umum dan selebihnya dapat dijual.

Sebuah gagasan untuk melakukan kegiatan pelestarian lingkungan dengan pondok pesantren perlu melibatkan semua kalangan. PPI Unas hanya memantik untuk memberikan solusi, bahwa lembaga pendidikan berbasis agama, sangat potensi dalam kegiatan pelestarian alam. Karena banyak dalil dan diyakini menjadi dasar dalam kegiatan ini, baik dari kitab suci Al Qu’ran atau pun hadist.

 

Kami berpikir, ada 17 ribu pondok, bila satu tahun seribu pondok menjadi mitra kegiatan, diperlukan waktu 17 tahun untuk bekerja sama. Oleh karena itu mengajak berbagai lembaga untuk bersama melestariakan lingkungan selain dengan pondok pesantren juga dengan Lembaga serupa atau komunitas yang tertarik dan peduli dalam kegiatan pelestarian alam dan lingkungan.

Ikuti tulisan menarik Edy Hendras Wahyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB