x

AI

Iklan

Saefuddin Famsah

Guru Bahasa Indonesia SMAIT
Bergabung Sejak: 24 Mei 2023

Minggu, 13 Agustus 2023 10:38 WIB

Apakah Peran Guru akan Tergantikan AI dalam Era Kecerdasan Buatan?

Kemampuan AI untuk memahami emosi dan respons siswa juga masih sulit untuk menggantikan peran manusia dalam memberikan dukungan personal kepada siswa. Meskipun begitu, AI dapat menjadi alat bantu dalam memberikan umpan balik cepat kepada siswa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Munculnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) memiliki akar yang panjang dan kompleks, melibatkan perkembangan ide dan teknologi dari berbagai bidang. AI muncul pada awal abad ke-20 dalam bentuk pemikiran tentang mesin yang dapat meniru perilaku manusia. Pada tahun 1936, matematikawan Alan Turing mengusulkan "Mesin Turing" sebagai model komputasi yang dapat mensimulasikan perilaku pikiran manusia. Sampai akhirnya pada era kontemporer awal abad ke-21 perkembangan pesat dalam komputasi, perangkat keras yang lebih kuat, dan kumpulan data besar telah memicu kemajuan signifikan dalam AI.

Teknik pembelajaran mendalam seperti deep learning telah memberikan hasil luar biasa dalam pengenalan gambar, pemrosesan bahasa alami, dan berbagai bidang lainnya, Sejarah AI melibatkan evolusi konsep dan teknologi dari berbagai bidang selama beberapa dekade. Meskipun perkembangannya tidak selalu konsisten, perkembangan baru-baru ini dalam teknologi komputasi dan pembelajaran mendalam telah membawa AI lebih dekat ke dalam kehidupan sehari-hari kita khususnya dalam dunia Pendidikan.

AI telah membuat banyak kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi akankah guru benar-benar dapat digantikan oleh AI? Pertanyaan ini memicu perdebatan yang luas di kalangan akademisi dan ahli teknologi. Meskipun AI memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam pendidikan, ada beberapa alasan mengapa guru mungkin tidak sepenuhnya tergantikan. ketika para guru dalam mendidik tidak sesuai dengan zamannya, bahkan hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan yang bersifat hafalan dan endingnya pada angka angka sebagai bentuk penilaian, maka mungkin bisa saja guru tersebut akan tergantikan oleh AI tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu aspek krusial dari pendidikan adalah interaksi manusia. Guru bukan hanya memberikan informasi kepada siswa, tetapi juga berperan sebagai model peran, mentor, dan sumber inspirasi dan motivasi. Mereka memahami kebutuhan unik setiap siswa dan mampu memberikan dukungan yang personal. AI mungkin bisa memberikan informasi, tetapi kemampuannya untuk memahami emosi dan respons siswa masih sangat terbatas. Keterlibatan manusia dalam membantu siswa berkembang secara holistik sulit digantikan oleh teknologi.

Selain itu, aspek kreativitas dan analisis kritis dalam pembelajaran sulit dipadukan dengan AI. Guru mendorong siswa untuk berpikir out-of-the-box dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang diperlukan dalam dunia nyata. Mereka juga mampu menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan membuat pembelajaran menjadi pengalaman yang lebih menarik. Kreativitas guru dalam menghadirkan materi pelajaran dengan cara yang inovatif sulit diimbangi oleh AI.

Namun, bukan berarti AI tidak memiliki peran dalam pendidikan. AI bisa menjadi alat bantu yang kuat dalam memberikan umpan balik secara cepat atas kinerja siswa, mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih, dan memberikan latihan yang disesuaikan. Selain itu, AI juga dapat membantu mengelola administrasi dan tugas-tugas rutin, memungkinkan guru fokus pada interaksi lebih mendalam dengan siswa.

Seiring perkembangan AI, ada juga kekhawatiran terkait etika dan privasi. Penggunaan teknologi ini dalam proses pendidikan memerlukan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa data siswa tidak disalahgunakan dan bahwa pengambilan keputusan didasarkan pada pertimbangan yang manusiawi.

Dalam penutup ini, meskipun AI memiliki potensi besar untuk membantu dalam proses pendidikan, profesi guru masih memiliki peran penting yang tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh teknologi. Interaksi manusiawi, kreativitas, analisis kritis, dan pendekatan personal dalam pembelajaran adalah aspek-aspek yang sulit di buat oleh AI. Namun, kolaborasi antara guru dan teknologi bisa menghasilkan pendidikan yang lebih baik, di mana AI memberikan alat bantu yang mendukung peran manusia dalam membentuk generasi mendatang.(sf)

Ikuti tulisan menarik Saefuddin Famsah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu