x

Gambar oleh jodeng dari Pixabay

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Senin, 14 Agustus 2023 15:30 WIB

Aspal Buton Masih Belum Merdeka, Bung!

Mewujudkan hilirisasi aspal Buton itu sejatinya adalah hak dan kewajiban rakyat Indonesia yang sudah merdeka. Oleh karena itu mulai dari saat ini juga tidak boleh ada penjajah aspal impor lagi di muka bumi Indonesia. Merdeka!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada tanggal 17 Agustus 2023, kita akan merayakan dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78. Apa arti kemerdekaan bagi rakyat Indonesia? Kemerdekaan adalah “Jembatan Emas” untuk menuju dan mencapai negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Apakah sekarang Indonesia sudah adil, makmur, dan sejahtera? Rasanya belum. Apakah Indonesia sekarang sudah merdeka? Kelihatannya belum 100%. Jadi mengapa kita memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus?

Merdeka berarti bebas dari segala bentuk belenggu, aturan, dan kekuasaan dari pihak penjajah. Bebas atau tidak bergantung, dan sudah mampu berdiri sendiri. Apakah sekarang Indonesia masih bergantung kepada negara-negara lain sehubungan dengan pengadaan aspal? Rasanya iya. Indonesia adalah saIah satu importir aspal terbesar di dunia. Indonesia sudah mengimpor aspal sejak tahun 1980an. Jadi sampai sekarang ini sudah 43 tahun lebih Indonesa mengimpor aspal. Dan kelihatannya Indonesia akan impor aspal terus selama-lamanya. Untuk apa kita merdeka, kalau kita masih harus bergantung terus kepada negara-negara lain?

Apakah Indonesia sudah mampu mandiri dan berswasembada aspal? Belum. Indonesia memiliki deposit aspal alam sebesar 662 juta ton di pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Tetapi sungguh aneh. Mengapa Indonesia tidak mau memanfaatkan aspal Buton, dan malah lebih gandrung mengimpor aspal? Apakah mungkin karena dijajah itu lebih enak ?. Dijajah itu enak bagi penjajah, tetapi tidak untuk rakyat. Dijajah itu adalah lawan kata dari merdeka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bung Karno, presiden pertama republik Indonesia, dan proklamator kemerdekaan Indonesia, sudah pernah mengatakan: “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”. Ucapan bung Karno ini sekarang sudah terbukti. Indonesia masih dijajah oleh aspal impor, sedangkan deposit aspal alam di pulau Buton yang jumlahnya sangat melimpah itu dibiarkan merana. Indonesia sudah mengimpor aspal selama 43 tahun lebih. Bukankah hal ini sudah lebih dari cukup, dan sangat keterlaluan? Apakah kita masih mempunyai perasaan malu? Aspal alam milik sendiri malah ditelantarkan. Sedangkan aspal impor dari negara-negara lain justru disanjung dan dipuji-puja. Bung karno, mohon dengarkan seruan dan jeritan hati nurani rakyat ini. Aspal Buton masih belum merdeka, Bung !.

Mengapa pak Jokowi masih belum mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton? Padahal pak Jokowi sudah pernah datang berkunjung ke pulau Buton pada tanggal 27 September 2022. Dan pak Jokowi juga sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa aspal Buton masih belum mampu mengsubstitusi aspal impor yang jumlahnya 1,2 juta ton per tahun. Pak Jokowi sudah tahu pasti bahwa devisa negara yang harus dikeluarkan untuk membeli aspal impor itu adalah sebesar US$ 900 juta per tahun. Dan pak Jokowi juga sudah tahu pasti bahwa kebutuhan aspal nasional setiap tahunnya akan meningkat terus. Tetapi mengapa pak Jokowi diam saja, seolah-olah tidak tahu menahu bahwa rakyat sedang menuntut terwujudnya hilirisasi aspal Buton. Dan anehnya lagi, beliau tidak mau berupaya sesuatu dan berbuat apa-apa untuk aspal Buton? Jadi untuk apa tujuan pak Jokowi telah datang ke pulau Buton?

Pak Jokowi telah memutuskan Indonesia akan stop impor aspal pada tahun 2024. Sejatinya, bukan itu yang rakyat butuhkan. Rakyat menginginkan pak Jokowi mewujudkan hilirisasi aspal Buton, sesuai dengan janji pak Jokowi sendiri. Seandainya hilirisasi aspal Buton sudah terwujud, maka dengan sendirinya, sedikit demi sedikit, impor aspal juga pasti akan berkurang. Karena aspal Buton sudah mampu mengsubstitusi aspal impor.

Meskipun pak Jokowi sudah pasti tahu, tetapi mungkin kita perlu mengingatkan kembali, bahwa program pemerintah sehubungan dengan hilirisasi pertambangan adalah mengacu kepada UUD’45, Pasal 33, Ayat 3. Apabila sekarang rakyat Buton menuntut haknya kepada pak Jokowi untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton, mohon pak Jokowi jangan marah dan merasa tersinggung. Karena tuntutan rakyat ini tidak lain dan tidak bukan, sejatinya adalah sudah merupakan tugas, tanggung jawab, dan kewajiban dari seorang presiden Republik Indonesia. Rakyat hanya ingin mengingatkan kembali, bahwa sejatinya ada sesuatu yang salah di negeri ini. Yaitu; aspal Buton masih belum merdeka.

Kalau alasan pemerintah belum mampu mewujudkan hilirisasi aspal Buton adalah karena tidak ada dana, maka alasan ini tidak dapat diterima, dan tidak masuk akal sama sekali. Karena Indonesia memiliki banyak sekali uang untuk membangun infrastruktur. Tetapi banyak proyek-proyek infrastruktur yang telah mangkrak, karena salah perhitungan, dan gagal fokus untuk menyejahterakan rakyat. Padahal kalau hilirisasi aspal Buton sudah terwujud sejak tahun 2015, maka sudah pasti banyak jalan-jalan Tol yang pak Jokowi telah bangun, sebagian besar sudah menggunakan aspal Buton. Dan sudah banyak devisa negara untuk impor aspal yang dapat dihemat, dan diselamatkan. Serta sudah banyak rakyat Buton yang hidupnya telah semakin makmur dan sejahtera.

Aspal Buton masih belum merdeka, Bung! Keluhan ini berlaku bukan hanya untuk aspal Buton saja. Tetapi masih banyak sektor-sektor dan komoditas-komoditas lain yang mungkin nasibnya sama malang dengan nasibnya aspal Buton. Masih dijajah oleh produk-produk impor. Aspal Buton adalah korban terparah dari penjajahan aspal impor. Mengapa? Karena aspal Buton memiliki potensi sangat luar biasa besar untuk mengsubstitusi aspal impor. Besar potensinya adalah sebesar US$ 900 juta per tahun. Adakah potensi-potensi dari komoditas-komoditas lain ada yang mampu mengsubstitusi produk-produk impor lebih besar dari US$ 900 juta per tahun? Rasanya tidak ada. Masak sih, potensi sebesar ini telah luput dari perhatian pemerintah? Rasanya hal ini tidak mungkin, dan tidak masuk akal sama sekali.

Pada saat kita merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus, kita selalu melakukan pengheningan cipta. Menghormati jasa-jasa arwah para pahlawan kemerdekaan yang telah gugur dalam medan pertempuran. Dan mereka telah rela berkorban jiwa dan raga untuk kemerdekaan Indonesia. Apakah kita pernah berpikir, apa harapan dan cita-cita dari para pahlawan kemerdekaan itu? Mereka semua pasti bercita-cita agar anak-anak dan cucu-cucu mereka, serta generasi-generasi berikutnya akan hidup, adil, makmur, dan sejahtera. Mereka yakin sekali bahwa perjuangan dan pengorbanan mereka tidak akan pernah sia-sia. Dan mereka percaya lahir dan bathin bahwa kemerdekaan itu adalah “Jembatan Emas” untuk menuju dan mencapai negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Semoga Allah SWT menempatkan arwah para pahlawan kemerdekaan Indonesia di sisiNya yang paling mulia, di dalam Surga Firdaus Nya. Aamiin.

Nyatanya apa yang sekarang sedang terjadi? Indonesia sudah merdeka selama 78 tahun, tetapi faktanya masih banyak rakyat miskin yang masih belum mampu menikmati manisnya hasil kemerdekaan itu. Apa yang salah dengan bangsa kita ini? Masak rakyatnya sendiri dijajah? Masak aspal Buton dijajah oleh aspal impor? Dari mana kita harus memulai kebangkitan Indonesia? Mengapa kita harus menunggu sampai tahun 2045, dimana kita akan memperingati tahun “Indonesia Emas”, yang akan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 100 tahun?. Mengapa kita tidak mulai bangkit dari sekarang juga? Detik ini juga. Diawali dengan mewujudkan hilirisasi aspal Buton.

Mengapa hilirisasi aspal Buton wajib kita wujudkan sekarang juga? Karena di dalam sejarah, Indonesia sudah pernah dijajah oleh negara-negara asing selama 300 tahun. Dan sekarang, aspal Buton mempuyai pengalaman yang sama. Aspal Buton sedang dijajah oleh aspal impor selama 43 tahun lebih. Kalau dahulu, Indonesia mampu bangkit dan merdeka dengan perjuangan para pahlawan kemerdekaan yang gagah berani melawan para penjajah. Dan sekarang, masak sih rakyat Iindonesia tidak berani memperjuangkan aspal Buton untuk melawan penjajah aspal impor?

Inilah logika dan akal sehat kita, mengapa hilirisasi aspal Buton harus segera diwujudkan sekarang juga. Karena di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia telah menyebutkan dengan jelas: “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan”. Mewujudkan hilirisasi aspal Buton itu sejatinya adalah hak dan kewajiban rakyat Indonesia yang sudah merdeka. Oleh karena itu mulai dari saat ini juga tidak boleh ada penjajah aspal impor lagi di muka bumi Indonesia. Merdeka !

 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB