Kegiatan implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah sukses dilaksanakan di Kelurahan Serut, sebuah desa terletak di Kabupaten Perbukitan. Pada musim kemarau, warga di desa ini sering menghadapi krisis air bersih, terutama mereka yang tinggal di puncak bukit, harus turun untuk mencari sumber air. Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat bersatu dalam Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Tirta Abadi Jaya, yang fokus pada pengelolaan air bersih melalui sumur bor yang menyuplai air ke rumah-rumah warga.
Namun, tantangan muncul dalam bentuk biaya operasional dan perawatan mesin pompa air. Salah satu isu utama adalah biaya listrik yang tinggi dan tidak stabil yang diperlukan untuk menjalankan pompa air. Keadaan topografi yang berbukit-bukit juga menyebabkan seringnya pemadaman listrik, terutama saat cuaca buruk. Akibatnya, saat listrik mati, pasokan air terganggu dan masyarakat menghadapi kesulitan. Selain itu, fluktuasi daya listrik juga merusak komponen pompa air, meningkatkan biaya operasional yang signifikan. Situasi ini memaksa pencarian solusi baru
Dalam upaya mengatasi tantangan ini, tim Teknologi Implementasi dan Diseminasi Masyarakat (TIM PTDM) yang dipimpin oleh Umi Salamah, S.Si., M.Sc., mengembangkan solusi inovatif. Umi Salamah, yang juga Dosen Fisika di Fakultas Sains dan Teknologi Terapan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, tinggal di Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah. Timnya terdiri dari Qonitatul Hidayah, S.Si., M.Sc., Sri Handayaningsih, S.T., M.T., Damar Yoga Kusuma, Ph.D., dan Apik Rusdiarna I.P., S.Si., M.T.
Berbagai pihak ikut mendukung upaya ini, termasuk Pemerintah Kelurahan Serut, KKM Tirta Abadi Jaya, BUMDes Prima Manunggal Jaya, dan masyarakat Dusun Serut. Gagasan utama dari proyek ini adalah menginstalasi PLTS sebagai solusi berkelanjutan. PLTS ini memiliki kapasitas 5000 wp, dengan 20 panel surya yang diatur dalam 10-10 seri dan diparalelkan. Inverter yang terpasang telah dilengkapi dengan Solar Charge Control (SCC). Selain itu, sistem monitoring berbasis internet (IoT) dipasang untuk memantau kinerja PLTS dengan menggunakan aplikasi SmartESS.
Pendekatan proyek ini tidak hanya terbatas pada teknis PLTS, tetapi juga melibatkan pelatihan, pendampingan, dan penguatan kapasitas. Sebuah tim teknisi PLTS dibentuk untuk merawat dan menjaga PLTS setelah instalasi. Pelatihan meliputi pemahaman tentang kebutuhan daya PLTS, instalasi, perawatan, dan sistem monitoring berbasis IoT. Tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri dalam menjaga dan merawat teknologi ini.
Sejak operasional pada Agustus 2021 dan diresmikan oleh Bupati Gunung Kidul pada Oktober 2021, PLTS telah memberikan hasil positif. Performa yang baik dari PLTS ini telah meningkatkan profitabilitas KKM karena pasokan listrik yang stabil. Proyek ini tidak hanya didukung oleh berbagai instansi lokal, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UAD, dan Pemerintah Daerah Gunung Kidul, tetapi juga menjadi contoh nyata tentang bagaimana teknologi dapat mengatasi masalah mendasar dalam masyarakat.
Penghargaan tambahan datang kepada Umi Salamah melalui Awardee SATU Indonesia Awards. Penghargaan ini telah mengamplifikasi program implementasi PLTS nya, memungkinkan proyek ini untuk berkembang lebih jauh dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat luas. Dengan dedikasi dan kerja kerasnya, Umi Salamah telah membuktikan bahwa inovasi berbasis teknologi dapat membawa perubahan positif yang signifikan dalam mengatasi tantangan sosial dan lingkungan.
Ikuti tulisan menarik Muhammad Syafi'i Nurullah lainnya di sini.
