x

Iklan

Cekotek Cekotek

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 Agustus 2023

Senin, 28 Agustus 2023 08:08 WIB

Melihat Lebih Dekat, Sejarah dan Tradisi Sosial Suku Batak

Indonesia dikenal luas akan keragaman suku dan budayanya yang merentang dari Sabang hingga Merauke. Salah satu kelompok etnis yang menarik perhatian adalah suku Batak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seperti yang dilansir laman idnpacific, Indonesia dikenal luas akan keragaman suku dan budayanya yang merentang dari Sabang hingga Merauke. Salah satu kelompok etnis yang menarik perhatian adalah suku Batak. Keberadaan suku Batak dapat ditemukan di berbagai penjuru Indonesia, mengingat ciri khas mereka yang gemar merantau dan memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa di berbagai lingkungan. Untuk mendalami pemahaman mengenai suku Batak, mari simak penjelasan di bawah ini.

Suku Batak

Suku Jawa serta suku Batak merupakan dua kelompok etnis yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Berbeda dari etnis lain, ketika suku Batak yang tinggal di luar daerah asalnya bertemu dengan sesama suku, mereka cenderung merasa tertarik dan akan memulai proses martarombo.

Martarombo merupakan suatu aktifitas di mana dua individu berdialog dengan tujuan menjalin relasi kekerabatan antara marga mereka dan marga lainnya. Inilah yang berkontribusi dalam memelihara keterikatan erat antara anggota suku Batak. Masyarakat suku Batak yang masih mengikuti tradisi adat umumnya menghormati tiga prinsip dasar, yang dikenal sebagai Dalihan Na Tolu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalihan Na Tolu merupakan sebuah konsep filosofis dan pemahaman sosial-budaya yang berkaitan dengan komunitas dan warisan budaya suku Batak. Konsep Dalihan Na Tolu melingkupi relasi kekerabatan melalui darah dan ikatan pernikahan yang menghubungkan kelompok-kelompok tersebut. Beberapa elemen yang termasuk dalam Dalihan Na Tolu adalah:

1. Somba Marhulahula

Secara harfiah, Somba Marhulahula merujuk pada penghormatan terhadap hulahula (individu dengan marga yang sama dengan Ibu), meskipun maknanya sebenarnya lebih dalam.

Dalam konteks ini, kata "somba" memiliki arti menghormati. Mengapa hulahula perlu dihormati? Alasannya cukup jelas, karena hulahula adalah pemberi keturunan.

Sekaligus, pihak keluarga istri, keluarga ibu, dan keluarga nenek merupakan hulahula yang layak dihormati. Sebab, keturunan diperoleh melalui peran istri yang berasal dari kelompok hulahula tersebut. Tanpa kehadiran hulahula, istri tidak ada, dan tanpa istri, keturunan tak akan mungkin ada.

2. Elek Marboru

Elek Marboru memiliki arti memperlakukan perempuan dengan kelembutan. Perempuan yang dimaksud di sini tidak hanya perempuan yang kita cintai, tetapi juga anak perempuan kita atau kelompok marga lain yang memiliki anak perempuan kita sebagai bagian keluarga mereka melalui pernikahan.

Mengapa orang dari suku Batak harus menunjukkan sikap Elek Marboru? Ada berbagai alasan di balik ini, contohnya sebagai tanggapan terhadap tindakan Somba Marhulahula yang ditunjukkan oleh pihak keluarga yang melamar putri kita.

Atau ada juga pandangan yang menyatakan bahwa peran parboru (istilah untuk perempuan dalam bahasa Batak) memiliki signifikansi besar dalam pelaksanaan acara adat suku Batak.

3. Manat Mardongan Tubu

Manat Mardongan Tubu memaknai sikap berhati-hati atau menjaga hubungan yang baik di antara anggota satu marga atau kelompok marga, guna mencegah adanya kesalahpahaman.

Pepatah Batak menyebutkan, “hau na jonok do na boi marsiogoson”, yang berarti bahwa benda yang berdekatanlah yang bisa bersentuhan. Ini mengilustrasikan bahwa orang-orang yang berdekatan dapat mengalami konflik atau friksi jika tidak berhati-hati.

Jadi, jika diambil kesimpulan, inti ajaran Dalihan Na Tolu adalah prinsip moral yang mengandung pengajaran tentang saling menghormati (masipasangapon), saling menghargai, dan tolong-menolong. Dalihan Na Tolu juga dianggap sebagai wadah untuk prinsip-prinsip hukum yang bersifat obyektif.

Sejarah Suku Batak

Menurut penelitian berdasarkan bahasa dan bukti arkeologi, kelompok berbahasa Austronesia yang berasal dari Taiwan melakukan perpindahan ke Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun yang lalu, yakni pada periode Neolitikum awal.

Namun, karena belum ditemukan artefak yang berasal dari zaman Neolitikum di wilayah Batak, dugaan muncul bahwa nenek moyang suku Batak mungkin baru bermigrasi ke Sumatra Utara pada era logam.

Pada abad ke-6, para pedagang dari India mendirikan kota perdagangan bernama Barus di pesisir barat Sumatra Utara. Pada masa tersebut, komoditas unggulan yang dapat diekspor dari wilayah Batak adalah kapur barus dengan kualitas yang istimewa, serta kemenyan.

Pada abad ke-10, kota Barus mengalami serangan dari Sriwijaya yang mengakibatkan pengusiran pedagang Tamil asal India dari pesisir Sumatra. Akibatnya, perdagangan kapur barus kemudian dikuasai oleh para pedagang Minang yang membentuk koloni di sepanjang pesisir barat dan timur Sumatra Utara.

Mengenai asal usul suku Batak, pertanyaan ini masih menjadi bahan perdebatan hingga hari ini. Beberapa pendapat menyatakan bahwa nenek moyang suku Batak berasal dari berbagai daerah seperti Pulau Formosa (Taiwan), Indochina, Mongolia, dan Mizoram.

Selain itu, pandangan yang paling kontroversial adalah yang mengklaim bahwa suku Batak memiliki kemungkinan sebagai keturunan dari sepuluh suku Israel yang hilang.

Adat dan Budaya Suku Batak

Satu hal menarik mengenai suku Batak adalah rumah adatnya. Disebut dengan nama Jabu Bolon, yang berarti "rumah besar", rumah adat suku Batak ini memiliki bentuk yang unik sehingga mudah dikenali.

Rumah Jabu Bolon memiliki pintu masuk yang rendah dengan tujuan agar pengunjung yang datang harus membungkuk saat memasuki rumah, sebagai tanda penghormatan terhadap tuan rumah.

Suku Batak memiliki beragam sub-suku, di antaranya Batak Angkola, Batak Simalungan, Batak Karo, Pakpak, Mandailing, dan Batak Toba. Walaupun berada dalam satu kesatuan suku yang besar, namun terdapat perbedaan budaya yang signifikan.

Nilai-nilai budaya yang dipegang oleh Suku Batak merupakam filosofi hidup yang mengontrol sistem sosial. Beberapa contoh di antaranya:

1. Kekerabatan

Suku Batak mengamalkan hubungan kekeluargaan yang erat dan harmonis, baik dalam lingkup suku maupun antara sub-suku. Seperti yang diuraikan sebelumnya, tradisi martarombo menjadi bagian integral dari budaya suku Batak.

Martarombo adalah proses pencarian atau pemahaman terhadap ikatan kekerabatan yang ada di antara dua pihak. Biasanya, tradisi martarombo ini dilaksanakan oleh individu dari Suku Batak yang sedang merantau.

2. Marsisarian

Marsisarian dijalankan untuk mengatur serta memelihara keseimbangan dalam hubungan antarindividu. Marsisarian mengandung makna sikap saling menghormati, saling memahami, dan saling memberikan bantuan. Pendekatan ini mendukung keharmonisan hubungan serta mencegah timbulnya perselisihan antara sesama.

3. Pengayoman

Pengayoman adalah konsep yang istimewa karena memungkinkan masyarakat Batak untuk memiliki kemandirian dalam hidup, tanpa tergantung pada belas kasihan orang lain. Prinsip ini mendorong semua individu menjadi tangguh dan mampu saling menjaga serta melindungi satu sama lain.

4. Uhum dan Ugari

Uhum dan Ugari dapat diartikan sebagai prinsip hukum, yaitu peraturan yang harus ditegakkan dengan sungguh-sungguh. Tujuannya adalah memastikan kesetaraan dalam semua hal bagi semua individu.

Nilai-nilai kesetaraan ini diimplementasikan melalui komitmen dalam menjalankan tindakan (Ugari) dan integritas dalam memenuhi janji. Apabila komitmen ini dilanggar oleh seorang anggota suku Batak, maka akan mengakibatkan penerapan hukum adat dan penilaian sebagai individu yang tidak terhormat.

Karena itu, prinsip Uhum dan Ugari dihormati dan dipegang teguh oleh komunitas suku Batak. Orang-orang dari suku Batak yang mampu mematuhi dan menghormati Uhum dan Ugari juga mendapatkan penghormatan dalam masyarakat.

Demikianlah rangkuman mengenai suku Batak, mencakup sejarah serta tradisi adat yang membentuk kerangka sosial masyarakat Batak. Semoga artikel ini memberikan manfaat dan memperluas pemahaman Anda.

Ikuti tulisan menarik Cekotek Cekotek lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu