x

Diskusi antarpemantik tentang penanggulangan karhutla dan memanfaatkan gambut bagi masyarakat Kabupaten Siak

Iklan

Yudha Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Agustus 2023

Kamis, 31 Agustus 2023 15:00 WIB

Soft Launching Publikasi tentang Penguatan Pencegahan Kebakaran pada Musim Kemarau dan El-Nino

Program, kampanye dan upaya untuk memulihkan lahan gambut terus digalakkan. Musim kemarau mendatang akan menjadi ujian pendekatan tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Diselenggarakan oleh CIFOR-ICRAF (Center for International Forestry Research-World Agroforestry Center), Pusat Studi Bencana, Universitas Riau, Sedagho Siak, dengan dukungan dari Temasek Foundation dan Singapore Cooperation Enterprise di Jakarta, tanggal 30 Agustus 2023

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia pada tahun 2015 telah menjadi tonggak penting dalam mengubah cara pengelolaan lahan gambut serta pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Sejak saat itu, inisiatif ini diperluas dengan mencakup restorasi lahan gambut yang terdegradasi dan peningkatan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Berbagai program dan insentif diusung oleh berbagai pihak, baik di tingkat akar rumput, kabupaten, provinsi, hingga nasional. Pada tahun 2019, kebakaran kembali terjadi di banyak wilayah Indonesia namun dalam skala yang lebih kecil. Program, kampanye dan upaya untuk “tidak membakar” dan memulihkan lahan gambut terus digalakkan, namun prakiraan musim kemarau mendatang akan menguji keberhasilan upaya dan pendekatan tersebut.

CIFOR, PSB UNRI dan Sedagho Siak memfasilitasi pengembangan model pencegahan kebakaran komunitas di Kampung Kayu Ara Permai dan Penyengat, Kabupaten Siak, dengan dukungan dari Temasek Foundation dan Singapore Business Cooperation. Pengembangan model ini merupakan bagian dari penelitian tindakan partisipatif yang akan dilaksanakan mulai tahun 2021 di Siak dan lanjutan dari penelitian serupa di Bengkalis pada tahun 2018-2020. Studi ini merupakan bagian dari program yang lebih besar untuk membantu mencapai tujuan restorasi gambut jangka panjang dengan mengubah perilaku masyarakat terhadap penyiapan lahan tanpa pembakaran. Model yang diusulkan menunjukkan potensi pengelolaan gambut berkelanjutan melalui pemilihan produk dan penerapan praktik ramah gambut. Harapannya adalah dapat mentransfer hasil dan pengetahuan kepada pemangku kepentingan lainnya untuk pengembangan lebih lanjut. Sebagai bagian dari upaya ini, sebuah perangkat telah dikembangkan yang mencakup empat publikasi masyarakat tentang pencegahan kebakaran dan restorasi lahan gambut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendiseminasikan hasil penelitian dan menginisiasi/memperkenalkan perangkat pencegahan kebakaran dan restorasi lahan gambut di tingkat masyarakat, dengan peserta dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah daerah.lokal, kelembagaan, kelembagaan, sektor swasta, LSM , masyarakat. kelompok, jurnalis internasional, jurnalis nasional, dan jurnalis regional. Kegiatan luring dilaksanakan di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat sedangkan kegiatan daring melalui Zoom Meeting.

Prof. Dr. Herry Purnomo selaku Senior Scientist CIFOR-ICRAF memberi sambutan. Kemudian dilanjutkan oleh Mr Rogier J.M. Klaver. Mr Eric Lee dari Singapure Cooperation Enterprise memberi gambaran kegiatan ini. Ditutup oleh Bapak M. Askary selaku Directorate of Peat Ecosystem Destruction Control, MoEF. Sementara Bapak M. Yusuf memberi pencerahan tentang restorasi gambut. Mengutarakan tentang gagasan terhadap perlindungan lembaga berbasis komunitas melalui metode pembasahan gambut untuk menjaga kelembaban. Restorasi berbasis komunitas ini, pertama menyiapkan Masyarakat, kedua mengedukasi sehingga terjadi perubahan perilaku, ketiga penguatan kelembagaan desa dan antardesa untuk kepentingan bersama, dan keempat menjadikan agenda Pembangunan.

Menariknya, kegiatan ini juga membuka ruang diskusi dengan empat pertanyaan mendasar.

  1. Apa saja upaya para pihak dalam mencegah karhutla di tahun-tahun mendatang dan bagaimana perkembangan dan dampak dari upaya-upaya ini?
  2. Bagaimana peran dan kontribusi para pihak dapat dikoordinasikan melalui kerangka kebijakan pencegahan karhutla dan restorasi gambut?
  3. Bagaimana pelibatan masyarakat dalam pencegahan kebakaran dan restorasi gambut di tingkat tapak?
  4. Bagaimana upaya pencegahan karhutla dan restorasi gambut yang sudah ada bisa diperluas?

Melalui diskusi tersebut dijelaskan cara Kabupaten Siak menggandeng lembaga lain untuk penanganan Karhutla. Diupayakan kesejahteraan terhadap masyarakat, tetapi alam terjaga. Karena 52% lahan Kabupaten Siak adalah lahan gambut, menjadi tantangan untuk dapat menyelesaikan Karhutla di samping adanya Upaya untuk mengetuk pintu dunia dalam membantu produk masyarakat meningkatkan nilai ekonomi. Jadi bencana yang terjadi adalah berkah memberi lapangan kerja anak-anak muda di Kabupaten Siak.

Sumber: Dialog Restorasi Gambut di Kabupaten Siak (CIFOR-ICRAF)

Ikuti tulisan menarik Yudha Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu