Seperti malam-malam sebelumnya, anak-anak datang ke rumah untuk belajar. Saat itu salah seorang anak (Fita) mondar-mandir di depan saya sambil ketawa-ketawa dalam waktu yang cukup lama. Karena mengganggu teman-teman lainnya yang sedang belajar, saya pun agak membentaknya, "Kalau mau main-main, di luar saja, ya. Kasihan temen-temenmu yang sedang belajar". Dia pun pulang,
Esok harinya, salah satu teman dari anak yang saya bentak itu, datang kepada saya dan memberikan selembar kertas. "Pak, kemarin malam Fita malu-malu, sebenarnya mau kasih surat ini". Setelah dibaca suratnya, wow, kaget banget, dan kenapa sih pake acara malu-malu buat ngasih surat bagus begini.
Langsung saya balas surat itu. Meminta maaf, dan mendoakan agar cita-citanya bisa tercapai.
Gaya Komunikasi anak-anak beda-beda, ada yang memang bisa mengutarakan langsung kepada gurunya tanpa malu, ada yang harus pake tulisan, sampe ada yang harus pake kamera.
Yang pake kamera ini, nih, yang tak disangka-sangka, tak pernah mau komunikasi dengan lantang. Kemudian suatu saat saya pinjamkan kamera untuk foto-foto suatu kegiatan. Setelah saya ambil kameranya, dan lihat hasil dokumentasinya, ternyata ada suatu video dimana dia berbicara dalam kamera mengungkapkan cita-citanya, dan berbagai hal yang ingin disampaikan kepada gurunya.
Nah, dari situ, mari kita coba pahami lagi bagaimana cara efektif untuk bisa berkomunikasi dengan setiap peserta didik. Karena setiap dari meraka memiliki keunikan masing-masing.
Ikuti tulisan menarik Rahadiansyah Andri lainnya di sini.