Tingginya kejadian bencana alam disertai dengan bertambahnya jumlah kerusakan material serta korban jiwa, menjadi isu yang genting hingga saat ini. Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan salah satu wilayah dengan kejadian bencana alam yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tahun 2021 merupakan tahun dengan peningkatan kejadian bencana tertinggi dalam sekade yaitu sebanyak 5.402 bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, kekeringan, dan banjir. Hal ini menjadi suatu kondisi yang meresahkan sehingga diperlukan sebuah upaya tanggap bencana agar menyadarkan masyarakat akan bahaya bencana yang terjadi.
Berpijak pada kondisi tersebut, lima mahasiswa Universitas Negeri Malang berinisiatif menciptakan sebuah playmat interaktif sebagai media pembelajaran mitigasi bencana untuk anak-anak usia dini. Playmat merupakan benda berbentuk matras berisi ilustrasi yang sering digunakan anak-anak sebagai media bermain dan belajar. Media playmat dirancang dengan komponen interaktif agar anak-anak mudah mengingat materi kebencanaan serta cara-cara mitigasi nya.
“Bencatala Playmat”, merupakan sebutan yang digunakan untuk inovasi playmat pembelajaran mitigasi bencana yang dirancang oleh kelima mahasiswa UM. Dipimpin oleh Kurnia Lestari dari Pendidikan Geografi, ia menggandeng anggota lain dari berbagai jurusan seperti Kezia Aprilia Rahmawati dari Pendidikan Geografi, Enanto Harun Satrio dari Teknik Informatika, Margareta Susanti dari Akuntasi dan Eva Listiana dari Desain Komunikasi Visual. Bencatala Playmat dirancang khusus untuk menyampaikan materi mitigasi 6 jenis bencana melalui sensor sentuh yang memudahkan anak dalam mendengarkan materi mitigasi dalam segala kondisi bencana, seperti pra, saat dan pasca terjadinya bencana. Bencatala Playmat juga dilengkapi dengan tombol-tombol interaktif yang dapat memutar lagu mitigasi bencana agar anak-anak dapat mengingat langkah mitigasi bencana melalui lirik lagu.
Selain itu, hadirnya Virtual Reality (VR) yang memberikan visualisasi bencana menyumbang keunikan dari Bencatala Playmat ini. Melalui fitur VR, anak-anak akan mendapatkan gambaran semi-reality mengenai kondisi bencana alam yang akan terjadi. Meski banyak fitur yang dimiliki oleh Bencatala Playmat, para pengguna tidak perlu merasa bingung dalam pemakaiannya. Hal ini karena Bencatala Playmat juga dilengkapi dengan buku panduan yang berisikan materi mitigasi bencana, cara penggunaan playmat serta barcode VR.
Melalui inovasi ini, tim PKM-K “Bencatala Playmat” berharap agar dapat membantu anak-anak usia dini dalam mengenali jenis bencana dan cara mitigasi yang tepat, sehingga nantinya anak-anak akan siap dalam menghadapi kejadian bencana alam.
Ikuti tulisan menarik Margareta Susanti lainnya di sini.
