x

Iklan

Agus Buchori

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 November 2021

Kamis, 7 September 2023 13:27 WIB

Pendidikan Literasi, Budaya Baca, dan Tantangan AI

AI hanyalah sebuah stimulus awal karena selanjutnya adalah proses verifikasi untuk memastikan keabsahan dan reliabilitasnya. Dan ini tidak bisa tidak harus dilakukan oleh orang yang mempunyai kegemaran membaca yang luar biasa. Salam Literasi!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kehadiran Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan membuat semua persoalan seakan mudah dipecahkan karena kita tinggal mengetikkan pertanyaan kemudian muncul jawaban yang kita butuhkan. Pengguna AI semakin dimanjakan dengan aplikasi dialog  cerdas ini. 

AI adalah program komputer yang diharapkan mampu menyamai kecerdasan yang dimiliki oleh otak manusia. Ia bisa mengambil keputusan secara logis dan cepat. Sebagaimana program komputer,  tentunya kemampuan  AI  tergantung dari banyaknya masukan data informasi yang harus dikelola dalam sistim basis datanya. Semakin mutakhir maka informasi yang disajikan pun akan semakin terkini didapat oleh penggunanya.

Keadaan ini menjadi tantangan tersendiri untuk membangun iklim lingkungan yang terliterasi. Kemudahan yang disajikan oleh AI jelas akan mengurangi kreativitas seseorang untuk misalnya mencari informasi melalui membaca buku ataupun artikel di media massa. Ketika informasi disajikan tanpa usaha memilah dan memilih kemampuan logika seseorang akan menurun karena otak tak pernah mendapat stimulasi untuk beraktivitas sebagaimana adanya. Ia hanya mengkonsumsi tanpa melakukan proses.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Literasi  berkaitan dengan pemakaian sumber pengetahuan secara efektif dan efisien. Di era media online yang semakin berkembang kemampuan literasi seseorang   menjadi penting agar  tidak kebanjiran informasi sampah. Dan yang lebih fatal lagi apabila kita termakan hoax. literasi bukan hanya soal membaca. literasi lebih luas cakupannya karena literasi menunjukkan kemampuan seseorang dalam mencari sumber pengetahuan dan informasi, di mana lokasi informasi tersebut dan mampu mengaplikasikan informasi yang didapat untuk mengatasi persoalan setelah dievaluasi secara matang.

Menjawab tantangan ini, dunia pendidikan  harus bisa memberikan pembelajaran pada peserta didiknya bagaimana cara mencari sumber pengetahuan dan informasi yang kredibel yang bisa diakses oleh warganya sehingga mereka terbiasa berpikir kritis karena kebiasaan membaca yang tinggi. Selain itu, di lingkungan dunia pendidikan juga harus mampu menumbuhkan kebiasaan pada peserta didiknya  untuk menulis agar bisa berfikir terstruktur serta memudahkannya dalam  memahami sebuah bacaan yang telah dikonsumsinya.  

AI memang memanjakan pengguna informasi karena apa yang mereka butuhkan tersaji di depan mata  tanpa  harus melalui  proses evaluasi kembali. Nah pertanyaan yang timbul adalah apakah jawaban yang diberikan oleh  AI masih relevan sampai saat informasi itu dibutuhkan? inilah pertanyaan yang perlu dipecahkan bersama-sama. Selain itu juga perlu dipertanyakan apakah apa yang disajikan oleh AI itu sudah menjadi kesepakatan para pakar sebagai sebuah kebenaran yang disepakati. Lain persoalan jika yang kita cari hanyalah informasi fakta belaka.

Pendidikan Literasi harus mampu mencetak karakter yang mengedepankan orisinalitas dalam berkarya. Ini bisa diperoleh dengan mendorong kebiasaan membaca buku secara kuantitas yang besar. Bermacam buku dari berbagai penulis akan memperluas sudut pandang seorang pembaca sehingga mereka bisa mengetahui berbagai pendapat penulis akan sebuah tema. Dari sini mereka akan menghargai pendapat para penulis tersebut dan menghindari pemakaian pendapat mereka secara tak bertanggung jawab.  

Tentunya hal ini akan berbeda jika kita tergantung dengan AI karena AI tidak menyajikan sumbernya dari mana informasi yang telah ia sajikan pada pengguna yang membutuhkan itu. Jika pengguna menggunakan secara langsung akan beresiko menjadi plagiat dari karya orang lain. Mengapa ini terjadi karena AI menyerap segala masukan ke basis datanya tanpa mengindahkan siapa pemilik data awal yang telah dimasukkan dalam sistim algoritmanya. 

Dengan menumbuhkan budaya baca yang tinggi di masyarakat diharapkan masyarakat  bisa mengidentifikasi dan mengevaluasi secara kritis apakah informasi tersebut bisa dipercaya dan mempunyai nilai guna untuk mengatasi persoalan maupun mengambil keputusan. Apakah informasi yang didapatkan sudah sesuai dengan kebutuhan? di sini kemampuan seseorang dalam menguasai sesuatu bisa dilihat jika ia mampu menyederhanakannya dalam sebuah tulisan.

Dari sini bisa kita jadikan pijakan bahwa apa saja yang disajikan oleh AI hanyalah sebuah stimulus awal karena selanjutnya adalah proses verifikasi untuk memastikan keabsahan dan reliabilitasnya. Dan ini tidak bisa tidak harus dilakukan oleh orang yang mempunyai kegemaran membaca yang luar biasa. Salam Literasi!

Ikuti tulisan menarik Agus Buchori lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB