Kehadiran Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan membuat semua persoalan seakan mudah dipecahkan karena kita tinggal mengetikkan pertanyaan kemudian muncul jawaban yang kita butuhkan. Pengguna AI semakin dimanjakan dengan aplikasi dialog cerdas ini.
AI adalah program komputer yang diharapkan mampu menyamai kecerdasan yang dimiliki oleh otak manusia. Ia bisa mengambil keputusan secara logis dan cepat. Sebagaimana program komputer, tentunya kemampuan AI tergantung dari banyaknya masukan data informasi yang harus dikelola dalam sistim basis datanya. Semakin mutakhir maka informasi yang disajikan pun akan semakin terkini didapat oleh penggunanya.
Keadaan ini menjadi tantangan tersendiri untuk membangun iklim lingkungan yang terliterasi. Kemudahan yang disajikan oleh AI jelas akan mengurangi kreativitas seseorang untuk misalnya mencari informasi melalui membaca buku ataupun artikel di media massa. Ketika informasi disajikan tanpa usaha memilah dan memilih kemampuan logika seseorang akan menurun karena otak tak pernah mendapat stimulasi untuk beraktivitas sebagaimana adanya. Ia hanya mengkonsumsi tanpa melakukan proses.
Literasi berkaitan dengan pemakaian sumber pengetahuan secara efektif dan efisien. Di era media online yang semakin berkembang kemampuan literasi seseorang menjadi penting agar tidak kebanjiran informasi sampah. Dan yang lebih fatal lagi apabila kita termakan hoax. literasi bukan hanya soal membaca. literasi lebih luas cakupannya karena literasi menunjukkan kemampuan seseorang dalam mencari sumber pengetahuan dan informasi, di mana lokasi informasi tersebut dan mampu mengaplikasikan informasi yang didapat untuk mengatasi persoalan setelah dievaluasi secara matang.
Menjawab tantangan ini, dunia pendidikan harus bisa memberikan pembelajaran pada peserta didiknya bagaimana cara mencari sumber pengetahuan dan informasi yang kredibel yang bisa diakses oleh warganya sehingga mereka terbiasa berpikir kritis karena kebiasaan membaca yang tinggi. Selain itu, di lingkungan dunia pendidikan juga harus mampu menumbuhkan kebiasaan pada peserta didiknya untuk menulis agar bisa berfikir terstruktur serta memudahkannya dalam memahami sebuah bacaan yang telah dikonsumsinya.
AI memang memanjakan pengguna informasi karena apa yang mereka butuhkan tersaji di depan mata tanpa harus melalui proses evaluasi kembali. Nah pertanyaan yang timbul adalah apakah jawaban yang diberikan oleh AI masih relevan sampai saat informasi itu dibutuhkan? inilah pertanyaan yang perlu dipecahkan bersama-sama. Selain itu juga perlu dipertanyakan apakah apa yang disajikan oleh AI itu sudah menjadi kesepakatan para pakar sebagai sebuah kebenaran yang disepakati. Lain persoalan jika yang kita cari hanyalah informasi fakta belaka.
Pendidikan Literasi harus mampu mencetak karakter yang mengedepankan orisinalitas dalam berkarya. Ini bisa diperoleh dengan mendorong kebiasaan membaca buku secara kuantitas yang besar. Bermacam buku dari berbagai penulis akan memperluas sudut pandang seorang pembaca sehingga mereka bisa mengetahui berbagai pendapat penulis akan sebuah tema. Dari sini mereka akan menghargai pendapat para penulis tersebut dan menghindari pemakaian pendapat mereka secara tak bertanggung jawab.
Tentunya hal ini akan berbeda jika kita tergantung dengan AI karena AI tidak menyajikan sumbernya dari mana informasi yang telah ia sajikan pada pengguna yang membutuhkan itu. Jika pengguna menggunakan secara langsung akan beresiko menjadi plagiat dari karya orang lain. Mengapa ini terjadi karena AI menyerap segala masukan ke basis datanya tanpa mengindahkan siapa pemilik data awal yang telah dimasukkan dalam sistim algoritmanya.
Dengan menumbuhkan budaya baca yang tinggi di masyarakat diharapkan masyarakat bisa mengidentifikasi dan mengevaluasi secara kritis apakah informasi tersebut bisa dipercaya dan mempunyai nilai guna untuk mengatasi persoalan maupun mengambil keputusan. Apakah informasi yang didapatkan sudah sesuai dengan kebutuhan? di sini kemampuan seseorang dalam menguasai sesuatu bisa dilihat jika ia mampu menyederhanakannya dalam sebuah tulisan.
Dari sini bisa kita jadikan pijakan bahwa apa saja yang disajikan oleh AI hanyalah sebuah stimulus awal karena selanjutnya adalah proses verifikasi untuk memastikan keabsahan dan reliabilitasnya. Dan ini tidak bisa tidak harus dilakukan oleh orang yang mempunyai kegemaran membaca yang luar biasa. Salam Literasi!
Ikuti tulisan menarik Agus Buchori lainnya di sini.