Prevalensi stunting di Kabupaten Magelang menurut SSGI pada tahun 2022 sebesar 28,20 persen. Sedangkan berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) yang dilakukan setiap bulan oleh petugas gizi Puskesmas, presentase stunting sebesar 13,10 persen. Prevelensi stunting di Desa Mertoyudan sebesar 37 persen hal tersebut berdasarkan hasil yang diberikan oleh ahli gizi desa mertoyudan.
Berdasarkan pengamatan melalui kegiatan posyandu di Desa Mertoyudan hampir di setiap posyandu masih memiliki kasus stunting. Hal ini dibuktikan melalui pengecekan terhadap balita yang memiliki tinggi badan kurang dari standar perkembangan anak sesuai ketetapan World Health Organization (WHO). Kasus stunting di Desa Mertoyudan salah satu nya disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai praktik pemorsian dalam pemberian makan bayi dan anak. hal tersebut di ungkapkan oleh ahli gizi desa mertoyudan, yaitu ibu oktivika risqi ayunani Amd. Gz
Stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai (WHO). Balita pendek ( Stunting) merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Hal ini yang kemudian dapat menimbulkan terjadinya kejadian stunting di Desa Mertoyudan. Untuk menangani kurangnya pengetahuan ibu mengenai praktik pemberian makan pada bayi dan anak mahasiswa Universitas Alma Ata dan didampingi oleh ibu Pramitha Sari S.Gz, M.Hkes, Dietisien. selaku dosen pembimbing lapangan mengadakan kegiatan sosialisasi yang berjudul “Pemberian Makanan Balita dan Anak Dalam Rangka Pencegahan Stunting ”
Mahasiswa Universitas Alma Ata bekerjasama dengan Ahli gizi puskesmas Desa Mertoyudan mengadakan acara sosialisasi “Pemberian Makanan Balita dan Anak Dalam Rangka Pencegahan Stunting” di Aula Kelurahan Mertoyudan. Sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Kamis 24 Agustus 2023 pukul 09.00-12.00 WIB yang diikuti oleh 21 kader posyandu Desa Mertoyudan. Narasumber sosialisasi pemberian makanan balita dan anak merupakan mahasiswa gizi Universitas Alma Ata yaitu, Yunita Widyasari, Diah Novita Sari, Siti Madinah dan juga oleh ahli gizi desa Mertoyudan yaitu Ibu Oktivika Risqi Ayunani Amd. Gz.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh master of ceremony dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya serta dilanjutkan dengan sambutan oleh kepala Desa Mertoyudan bapak Eko Sungkono yang diwakilkan oleh Sekertaris desa yaitu bapak Heribertus Isnanto. Selanjutnya sambutan oleh ketua KKNT Universitas Alma Ata di Desa Mertoyudan lalu di lanjutkan pemaparan materi, demonstrasi Porsi dalam Pemberian Makan Bayi dan Anak dan dilanjutkan sesi tanya jawab yang diikuti oleh 21 kader dari perwakilan 13 posyandu di Desa Mertoyudan kemudian diakhiri dengan do’a penutup.
Pemateri menjelaskan mengenai 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dari asupan gizi yang harus dikonsumsi ibu hamil, inisiasi menyusui dini, asi ekslusif serta pelekatan saat menyusui yang tepat, MPASI hingga pemantauan tumbuh kembang bayi dibahas secara lengkap. Tujuan adanya kegiataan ini adalah menambah pengetahuan sesuai hasil penelitian terbaru mengenai PMBA sehingga selesai sosialisasi ini para kader bisa membagikan ilmu yang didapat melalui penyuluhan di berbagai kegiatan posyandu desa. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini angka stunting tahun ini di Desa Mertoyudan bisa menurun Ketika seluruh ibu balita memahami PMBA ini. Peran tenaga kader posyandu sangat besar terhadap keberhasilan pemberian makanan bayi dan anak, peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta peningkatan kualitas makanan bayi dan anak yang pada gilirannya akan meningkatkan status gizi balita.
Demikian sosialisasi ini diadakan semoga dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Desa Mertoyudan dan juga dapat menurukan angka stunting di Desa Mertoyudan.
Ikuti tulisan menarik Citra Amelia Putri lainnya di sini.
