x

Iklan

Damelina Tambunan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 September 2023

Selasa, 19 September 2023 18:53 WIB

Melewati Batas-batas

Berikut pengalaman peserta dalam mengikuti program Modis (Modified Design Thinking), suatu program inovasi yang didanai matching fund Kedaireka dibawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Melewati batas-batas, hal itu yang saya dan teman-teman alami setelah mengikuti Modis yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui program Matching Fund Kedaireka,” kata Rini  ketua konsorsium tujuh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Rini  Bersama enam UMKM lainnya dari berbagai industri (seperti: Layanan Jasa Pendidikan Informal, Food &Beverage,  Kosmetik dan Pengolahan hasil bumi) bermitra dengan sekelompok dosen dari Universitas Ciputra Surabaya, yang mengusulkan program Modis melalui platform Kedaireka. Rini menambahkan,“Kami tidak hanya difasilitasi belajar dengan mengikuti 6 tahapan dalam program MODIS, yang terbukti ampuh menghantarkan kami meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi lebih dari itu, kami juga ditantang dan difasilitasi untuk melakukan sesuatu yang melewati batas-batas kami secara individu.”  

Modis merupakan singkatan dari Modified Design Thinking, yaitu sebuah program yang membantu peserta untuk meningkatkan kinerja usaha dengan mengikuti enam tahapan yang meliputi:  Pelatihan, Pendampingan, Mendesain dan Memformulasi Rancangan, Melakukan Komersialisasi Terbatas, Melakukan Standarisasi dan diakhiri dengan Pembuatan Prototype dan Uji Pasar. Ketujuh UMKM peserta Modis pada periode Agustus-Desember 2022 yang lalu berhasil mencapai target seperti: merevitalisasi produk lama supaya lebih diterima pasar; menciptakan produk baru; membuat SOP produksi supaya hasil produksi lebih terstandar;  menghasilkan sistem pemasaran dan manajemen yang baru serta digitalisasi proses pemasaran dan manajemen.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun peserta melewati tahapan yang sama, namun mereka  difasilitasi untuk bertemu dan berdiskusi dengan para expert yang sesuai dengan industri masing-masing untuk membantu peserta  mencapai target yang telah ditentukan di awal program.  

“Ini pengalaman pertama saya naik pesawat, sekalinya naik pesawat langsung pake passport ke  Singapura dan Thailand,” kata Nafi dari Kresna Kampung Inggris, sambil tersenyum bahagia. “Saat melakukan uji pasar, uji  pasarnya tidak main-main, selain pameran di pasar modern tepatnya di Tunjungan Plaza, Surabaya, kami juga diajak ke Singapura dan Thailand melihat kelayakan produk atau sistem yang telah kami hasilkan dalam konteks global,” kata Nafi sambil terkekeh.  “Kami di dorong untuk setidaknya bertanya kepada orang luar mengenai produk atau jasa yang kami hasilkan. Sangat mendebarkan, dimana kami dipaksa berkomunikasi dalam Bahasa Asing”.

Sedikit berbeda dengan pengalaman Nafi, Ibu Umi dari UMKM di bidang F&B Bernama Mimikoe mengalami kebanggaan yang berbeda. “Bagi saya, berhasil menemukan resep kue pastel kering melalui program MODIS sudah sangat membanggakan.  Terlebih lagi didorong untuk membuat dokumen proses produksi yang terstandar, agar pastel yang dihasilkan bisa diproduksi orang lain sehingga proses produksi tidak lagi tergantung pada saya sendiri. Namun ada yang lebih membanggakan lagi, karena  dokumen proses produksi tersebut didaftarkan dan mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang penciptanya saya bersama para dosen pengusul MODIS. Hal ini menjadi suatu pencapaian besar yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.” Kata Bu Umi sambil merapikan jilbabnya yang ditiup angin serta  menambahkan, “usaha saya kecil, namun MODIS mempersiapkan saya agar mampu membesarkan usaha ini.”

Diakhir wawancara, Rini menambahkan “Kami bertujuh, sebelumnya tidak saling mengenal, namun program ini mempertemukan kami. Berproses Bersama selama kurang lebih 6 bulan membuat kami menjadi seperti saudara. Bahkan setelah program ini selesai, kami masih terkoneksi satu sama lain. Saya sebagai pemilik Ms Rini Learning Center, sudah membuat program kerja sama dengan Kresna Kampung Inggris. Melewati batas-batas, itulah yang kami semua rasakan. Learning Center saya yang berada di Banjarmasin, dan Kresna Kampung Inggris yang berada di Kediri, berhasil melewati batas geografis sehingga kami berkolaborasi dalam bentuk online (mengundang guru di Kresna Kampung Inggris, menjadi juri lomba debat berbahasa Inggris di Banjarmasin) bahkan secara offline dimana saat liburan sekolah Juli 2023 yang lalu, saya membawa siswa dari Banjarmasin field trip 2 minggu di Kediri, di Kresna Kampung Inggris. Kami bertujuh, berhasil melewati batas-batas yang mengekang kami dalam berkreasi dan berkinerja.”

             

Ikuti tulisan menarik Damelina Tambunan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu