x

Iklan

Sayid G. Al Farisi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 September 2023

Rabu, 20 September 2023 13:09 WIB

Kedaireka, Racikan Rekacipta Ditabur Inovasi untuk Menghasilkan Bukti bagi Negeri Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh, Singkil

Solusi praktis dan ramah lingkungan bagi nelayan Kepulauan Banyak Kabupaten Aceh Singkil dengan alat bantu penangkapan ikan atraktor.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pengalaman Peserta

matching fund kedaireka

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Matching Fund Kedaireka 2022 merupakan awal kebangkitan dari program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bagi nelayan Kepulauan Banyak Kabupaten Aceh Singkil yang terdampak Covid-19 di Kepulauan Banyak Aceh Singkil yang diprakarsai oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK-UTU) Meulaboh yang mewakili Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berkolaborasi dengan Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Aceh Singkil dengan mengangkat isu permasalahan nelayan diantaranya terkait jumlah hasil tangkapan yang rendah, mutu hasil tangkapan ikan nelayan belum memenuhi standar industri, dan konflik antar nelayan.

 

Critical Thingking dan Lesson Learned

rapat kedaireka

Dari permasalahan tersebut muncul ide rekacipta dari Para Dosen FPIK UTU yang diketuai oleh Hafinuddin, S.Pi, M.Sc yang fokus dalam bidang perikanan tangkap untuk menciptakan alat bantu penangkapan ikan berupa rumpon (atraktor/pemikat ikan) ramah lingkungan berbahan dasar ijuk (Arenga pinnata) yang memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

  1. Terbuat dari bahan lokal yang mudah didapat dan stok melimpah serta murah.
  2. Durabilitas (daya tahan) lebih tinggi dibandingkan rumpon tradisional karena bahan ijuk lebih tahan lama di laut sehingga umur ekonomis tinggi.
  3. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Penangkapan Ikan melalui kepastian letak koordinat penempatan rumpon, nelayan tidak perlu mencari fishing ground (daerah penangkapan ikan) baru.
  4. Biaya dan teknik maintenance (perawatan) murah dikarenakan biaya produksi murah.
  5. Ramah lingkungan karena limbah yang dihasilkan merupakan limbah organik.

 

Dampak Positif

rumpon ijuk

Persoalan yang dihadapi nelayan cukup kompleks, sehingga solusi tepat guna dan praktis merupakan salah satu terobosan bagi nelayan. Salah satu terobosan tersebut yaitu melalui pelatihan pembuatan rumpon ijuk yang memberikan dampak positif bagi nelayan Kepulauan Banyak Kabupaten Aceh Singkil, yaitu:

  1. Terbentuknya fishing ground yang pasti dengan mengetahui koordinat peletakan rumpon, sehingga menghemat bahan bakar minyak (BBM) dan logistik seperti makan minum dan es.
  2. Mengurangi konflik antar nelayan pengguna alat tangkap pancing dan jarring dikarenakan keduanya telah memiliki wilayah fishing ground
  3. Meningkatkan mutu hasil tangkapan ikan melalui handling (penanganan ikan di atas kapal) yang lebih singkat dari wilayah fishing ground menuju daratan, sehingga menjaga tingkat kesegaran ikan.
  4. Meningkatkan keterampilan nelayan dalam merakit rumpon menggunakan bahan local dan ramah lingkungan, sehingga mengajarkan nelayan untuk menemukan solusi dari sumberdaya yang tersedia. Pepatah mengatakan bahwasanya “nelayan yang tangguh tidak lahir dari lautan yang tenang”, namun perlu juga digarisbawahi Nelayan harus memiliki critical thingking sehingga dapat menginversi pepatah berikut “Gajah di pelupuk mata tidak tampak, sedangkan semut di seberang lautan tampak”.

 

Pentingnya Kolaborasi

kolaborasi kedaireka

Konektivitas melalui kolaborasi timbul akibat suatu permasalahan yang dapat ditarik benang merah bahwasanya FPIK UTU dan Diskan Kabupaten Aceh Singkil memiliki fokus bidang yang sama, yaitu Perikanan yang menciptakan olah pikir dan olah rasa yang sama tersebut sehingga mewujudkan suatu kolaborasi merupakan suatu keharusan ditambah faktor-faktor lainnya yang menguatkan hubungan keduanya seperti:

  1. Fokus dan lokus di bidang perikanan tentunya,
  2. Letak geografis perairan Kepulauan Banyak berada di lokasi Barat Selatan Aceh (BARSELA) yang merupakan satu teritorial wilayah FPIK UTU secara umum dan Diskan Kabupaten Aceh Singkil secara khusus,
  3. Nelayan merupakan objek penelitian dan pengabdian bagi Dosen FPIK UTU dan sebagai aset dan pengabdian bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil melalui Diskan Kabupaten Aceh Singkil.
  4. Faktor X lainnya yang juga dirasa penting, yaitu visi dan misi sinergi. Dengan moto “Mencari dan Memberi yang Terbaik” milik IPB University memicu alumni untuk terus berkontribusi bagi negeri. Alumni yang dimaksud yaitu para dosen FPIK UTU sebagai peneliti dan Pegawai Diskan Kabupaten Aceh Singkil yang masih terkoneksi dan terjaga hubungan silaturrahmi yang diwujudkan dalam kolaborasi ide dan aksi.

 

“Jika engkau bukan anak Raja atau anak Ulama, jadilah Penulis” (Imam Al Ghazali)

Hormat Penulis
Sayid G. Al-Farisi

Ikuti tulisan menarik Sayid G. Al Farisi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu