Pengen jadi Penulis meskipun Mamaku pengen aku jadi orang kantoran.

Perihal Melepaskan

Senin, 25 September 2023 12:10 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lepaskan jika 10 jari ini tidak bisa meraihnya.

Lagi ada yang dipikirin ya? Begitu menggebu-gebu menginginkan sesuatu? Udah sampai mana perjalanan dalam meraihnya? Udah sekeras apa usaha mendapatkan?

Sudah terbiasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memaksa sempurna lalu kecewa. Sampai kapan terikat jerat pikiran?

Satu per satu terlepas. Karna memang tidak ditakdirkan atau bukan bagian milikmu.

Kau pandai merasa tapi tidak dalam hal mengontrol. Lalu kecewa lagi karna terlalu berharap.

Sepuluh jarimu tidak bisa meraihnya. Menggenggam terlalu erat hanya memberi ketidaknyamanan bahkan luka.

Merasa capek, bukan?

Kehilangan adalah satu-satunya jalan. Dengan cara begitu sesuatu yang lebih baik akan datang. Dipersilahkan. Agar dia datang maka lepaskan sesuatu yang bukan menjadi milikmu.

Kalau hilang bukan berarti pribadimu tidak becus. Ini tentang apa yang seharusnya menjadi milikmu. Akan datang maka jangan halangi. Dipersilahkan.

Ini perihal melepaskan.

Mulai hari ini melepaskan bukan hal berat lagi. Karna sepuluh jari tidak bisa meraihnya. Memang bukan itu. Bukan yang itu. Tapi yang ini. Segera datang. Dipersilahkan.

Bersiaplah...

Perihal melepaskan membuatmu belajar tentang keikhlasan. Kedamaian akan menjadi milikmu setelah jarimu tidak lagi menuntut. Memaksakan sesuatu untuk menjadi milikmu adalah sia-sia.

Buka lebar jari-jari, tangan terbuka, mata tertutup sambil mulut berbicara. Doakan yang dikerjakan. Hasilnya adalah yang terbaik walau hati tidak merasa puas.

Kehidupan banyak memberi pelajaran. Salah satunya perihal melepaskan.

Mulai hari ini, janji dengan diri sendiri. Tidak lagi menuntut. Jari-jari tidak lagi menggeram lalu mengepal sambil menahan emosi yang memuncak.

Mau merelakan walau berat. Tarik napas dalam-dalam perlahan hati merasa tenang. Ulang lagi...

Diri berharga. Diri istimewa. Diri juga berhak bahagia.

Lalu apa sekarang? Melepaskan.

Katanya, sesuatu yang memang untukmu akan menemukan jalannya sendiri. Sejauh apapun pergi, tidak akan pernah tertukar. Kembali dengan cara ajaib.

Berhenti memikirkan bukan berarti tidak peduli. Jangan ambil pusing.

Jiwa ini apa tak kasihan?

Mulai hari ini...

Bagi porsinya. Yang berlebihan memang tidak baik. Udah tahu sekarang harus apa?

Perihal melepaskan memang bukan hal yang mudah. Itulah alasan kenapa banyak orang mudah mengatakan lewat bibirnya bahwa dirinya sudah melepaskan namun masih terikat di dalam hati.

Terjerat bayangnya. Mau sampai kapan? Tanya pada diri, renungkan setiap hari.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Acha Hallatu

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Pengin Punya Rumah di Jakarta

Senin, 3 Juni 2024 08:38 WIB
img-content

Aku Kembali

Minggu, 2 Juni 2024 06:48 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Fiksi

img-content

Pesonamu

Sabtu, 14 September 2024 20:27 WIB

img-content
img-content
Lihat semua