Yuk, Introspeksi Diri dan Tingkatkan Amal Kebaikan, Selagi Masih Ada Waktu

Senin, 25 September 2023 16:19 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kelahiran dan kematian itu begitu dekat. Yuk introspeksi diri dan tingkatkan amal kebaikan di manapun, termasuk mengabdi di taman bacaan

Kemarin Minggu (24/9/2023), cucu saya yang baru lahir Aleena sudah kembali ke rumahnya di Depok. Tepat seminggu sebelumnya, kakak kembarannya Elena dipanggil Allah SWT dan dimakamkan di Depok pula. Ada yang lahir dan meninggal dunia, setiap harinya. Dan siapapaun tidak pernah ada yang menduga kematian akan terjadi, termasuk jodoh dan rezeki.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lahir dan mati ternyata tidak jauh berbeda. Karena manusia memang hanya “hamba” yang diciptakan-Nya untuk mengabdi di dunia. Saat lahir, manusia tidak tahu siapa yang mengeluarkannya dari Rahim ibunya. Saat mati, manusia pun tidak akan tahu siapa yang memasukkannya ke dalam liang kubur.

 

Ketika lahir, siapapun pasti dibersihkan dan dimandikan. Saat mati pun, siapapun pasti dibersikhkan dan dimandikan. Kita tidak pernah tahu siapa yang tersenyum bahagia di hari kelahiran kita. Kita pun tidak mengerti siapa yang menangis nanti di hari kematian kita.

 

Saat lahir, siapapun terjepit di tempat yang sempit dan gelap gulita di perut ibunya. Ketika mati pun, terjepit di tempat yang sempit dan gelap gulita di dalam tanah. Ketika dilahirkan, siapapun ditutupi dengan kain. Di hari kematian, siapapun akan dirutupi kain kafan.

Siapapun, ketika lahir ditanya bayinya laki atau perempuan? Saat belajar, ditanya lagi sekolahnya di mana? Bahkan ketika beranjak dewasa, banyak orang menanyakan kabar dan prestasi yang sudah diraih? Tapi saat siapapun mati, tidak ada pertanyaan yang diterima kecuali “amalan”. Apa amal dan perbuata baik yang telah dilakukannnya?

 

Sebuah renungan diri. Kondisi lahir dan mati pasti terjadi. Hidup pun bisa cukup bisa kurang. Hanya masalahnya, apapaun yang dimiliki dan diperbuat. Sudahkah menjadi amal yang akan dibawa pada hari kematian tiba? Karenanya, jangan pernah membanggakan harta, pangkat, ilmu yang kita miliki. Apalagi menyombongkan ego dan nafsu pribadi, untuk apa?

 

Sungguh siapapun, saya dan Anda sejatinya dilahirkan dalam keadaan kosong dan tidak memiliki apa-apa. Lalu, allah SWT memberikan semua kenikmatan seperti sekarang ini. Dulu saat dilahirkan, Allah SWT  telah mengeluarkan kita dari perut Ibu dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Allah SWT pula yang memberi pendengaran, penglihatan, dan hati Nurani. Agar kita bersyukur, bersyukur, dan bersyukur sebelum mengeluh.

 

Maka jangan pernah berbangga diri dengan apa yang kita miliki sekarang. Harta, pangkat atau jabatan, ilmu dan anak-anak. Semuanya hanya amanah atau titipan dari Allah SWT. Kapan pun dapat hilang atau pergi bila Allah SWT berkehendak. Hanya amal kebaikan yang akan bernilai untuk kehidupan kita nanti.

 

Berbuat konkret untuk meningkatkan amalan dan kebaikan itulah, saya mengabdiakan diri di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka dalam enam tahun terakhir ini. Untuk menciptakan “warisan” untuk umat. Taman bacaan yang menjadi “ladang amal” bagi banyak orang. Donatur buku, membingn anak-anak yang membaca, mengajar buta huruf, membina nak yatim dan jompo, mengelola kelas prasekolah, hingga menjadi driver motor baca keliling. Bukan untuk apa-apa berkiprah di taman bacaan. Hanya untuk mempersiapkan kematian sekaligus introspeksi diri.

 

Karena tidak ada seorang hamba yang dikatakan bertakwa, bila tidak mau melakukan introspeksi diri dan beramal sepenuh hati. Yuk, lakukan introspeksi diri selagi masih ada waktu. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler