x

Last Kiss

Iklan

Acha Hallatu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Jumat, 29 September 2023 07:15 WIB

Last Kiss

Ciuman terakhir kita di rumah Nina sebelum kakak kandungmu memaksa kita untuk berpisah selamanya karna katanya ini hubungan terlarang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pertama kali aku melihat wanita ini saat dia berjalan bersama temanku. Pertemuan pertama yang sangat sederhana dan tak terduga. Kami berpapasan di sebuah gang rumah temanku, Nanda. Wanita ini bernama Tria, teman sekolahnya Nanda. Katanya, mereka cukup dekat. Sering main bareng bahkan saling berbagi jawaban setiap kali ada tugas sekolah.

Aku tak menduga bahwa pandangan pertama saat itu berhasil membuat hatiku jadi cenat-cenut. Awalnya aku merasa ini hal yang biasa, karna mengingat Tria ini memang memiliki paras yang cantik. Jadi wajar saja siapapun yang melihatnya untuk pertama kali pasti langsung merasa naksir.

Hingga akhirnya aku dan Tria bertemu kembali tapi dengan tujuan yang jelas. Kali ini direncanakan oleh Nanda. Pertemuan kali kedua itu atas dasar keinginan Tria yang ingin belajar dan berbagi ilmu denganku.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tria menyukai dunia seni tari. Saat itu aku adalah seorang dancer. Tidak terlalu terkenal tapi cukup keren pada masanya. Bukti bahwa aku memang keren pada masanya adalah aku berhasil membuat wanita secantik Tria datang menemuiku. Kadang aku merasa itu sebuah prestasi dan harus dibanggakan.

Berawal dari obrolan ringan tentang dunia seni tari, kami akhirnya jadi dekat. Dan lama kelamaan terasa intens. Sampai akhirnya satu per satu kenangan berdua pun terukir. Tria mulai sering datang ke rumahku walau obrolan kami bukan lagi membahas soal seni tari.

Aku ingat bagaimana dulu perjuangannya datang untuk menemuiku. Tria rela panas-panasan datang menemuiku naik angkutan umum. Lalu menemaniku makan bahkan menawarkan diri tanpa diminta untuk menyuapiku. Jujur, aku malu dengan sikapnya yang begitu manis. Maksudnya, aku merasa senang dan tidak bisa mengontrol diriku untuk tidak jatuh cinta padanya. Tria adalah wanita pertama yang tidak merasa gengsi mengatakan I Love You saat dia hendak menaiki angkutan umum sambil melambaikan tangannya ke arahku. Senyumannya masih jelas ku ingat. Belum ada wanita seperti Tria memperlakukanku sangat manis.

Waktu terus berputar, kami sering bertukar pesan dan juga tersambung dalam panggilan suara saat malam hari sebelum kami tertidur. Rasanya dunia hanya milik berdua.

Aku masih ingat bagaimana saat itu dia bersikap tenang sedangkan aku sudah merasa sangat panik menghadapi seekor anjing galak yang dari tadi mengikuti dan mungkin bersiap menerkam kami. Tria memegang tanganku sambil menarik napasnya. Perlahan namun pasti, kami berjalan tenang bersama melewati anjing tersebut.

Aku ingat bagaimana Tria tertidur di pundakku saat itu. Tepat saat aku sedang bermain laptop. Antara dia memang kelelahan saat sore itu atau sengaja menidurkan diri, entahlah. Tingkahnya itu benar-benar berhasil membuatku salah tingkah.

Belum lagi saat aku dan teman yang lainnya bertamu ke rumahnya. Hanya aku yang mendapat perlakuan spesial. Bagaimana bisa dia tahu kalau aku suka jus sirsak? Satu wanita pun di dalam hidupku belum ada yang tahu soal itu. Dan hanya Tria yang menyajikan jus sirsak yang paling manis di sepanjang hidupku beserta kenangannya.

Sayangnya, semenjak perpisahan itu, aku tidak lagi suka jus sirsak. Malah aku jadi benci setiap kali melihat pilihan jus sirsak di menu minuman. Aku harap aku tidak melihat lagi buah ini, tapi itu mustahil. Aku selalu teringat pada Tria, karna memang jus sirsak menjadi saksi.

Belum ada satu pun wanita yang bisa menggantikan Tria. Bahkan sampai sekarang, tidak ada yang mampu menggeser Tria. Tria masih jadi wanita paling terindah yang pernah hadir di dalam hidupku.

Bagaimana dengan ciuman pertama? Kalau kata orang, ciuman pertama biasanya menjadi hal terindah yang tak akan pernah terlupakan seumur hidup. Seperti pertama kali kita merasakan jatuh cinta yang teramat, atau perasaan memuncak tak terbendung saat baru pertama kali memiliki seorang pacar. Ya, begitulah rasanya. Sangat indah.

Ciuman pertamaku. Tria adalah wanita pertama yang melakukan itu. Segala kenangannya terukir di rumah lamaku. Meskipun aku berpindah rumah, kenangannya tidak ikut pindah. Menetap dan terkenang selamanya. Walau mungkin Tria tidak merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan.

Aku tidak sempurna. Hanya manusia biasa yang sangat senang diperlakukan baik. Aku gampang terbius dengan tutur lembut seorang wanita. Sentuhan manis dan memanjakan, hal itu yang mudah buatku terlena dan akhirnya jatuh ke pelukan wanita. Aku merasakan itu saat bersama Tria.

Setelah pisah darinya, aku sering bertanya apakah aku akan bertemu seorang wanita yang sama seperti Tria? Aku harap ada yang seperti dirinya.

Harusnya perpisahan itu tidak boleh terjadi tapi keadaan memaksa kami. Mau tidak mau, aku harus pergi meninggalkan Tria karna kakak kandungnya tidak menyetujui hubungan ini. Apakah aku membenci kakaknya setelah kejadian itu?

Sama sekali tidak. Tria tersimpan dan terjaga baik di dalam hatiku walau sekarang hanya tersisa namanya beserta kenangan manis milik kami berdua. Beri aku pensil jangan penghapus. Aku ingin menulis kembali semuanya yang dulu tidak sempat aku tulis. Aku ingin mengukir lagi. Tapi aku tahu manusia bisa berubah kapan saja. Mungkin rasanya begitu juga. Hilang dan lenyap semenjak masing-masing dipaksa untuk berpisah dan melupakan. Itu ingin kakak kandungnya.

Dan ciuman terakhir darinya tepat saat kami berada di rumah Nina, salah seorang teman baiknya. Dan aku tidak menyangka kalau itu hari terakhir dan kecupan terakhir pula. Sambil menangis Tria bilang kalau hubungan ini tidak bisa dilanjutkan. Hari itu menjadi hari paling terburuk di sepanjang hidupku.

Tidak ada masalah apapun, saling mencintai, tapi ada insan lain yang tidak menyukai hubungan ini. Hatiku patah dan hancur. Aku butuh waktu lama untuk sembuh walaupun temanku sudah berjuang keras membantu bahkan menghadirkan wanita lain agar diri ini mudah melupakan Tria. Tidak semudah itu. Detik ini juga pun aku masih mengingat Tria lalu menuliskan tentang dirinya yang sedang kalian baca sekarang.

Ikuti tulisan menarik Acha Hallatu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 jam lalu

Terpopuler