Untuk diriku, yang sekarang tidur seadanya.
Melewati malam-malam yang tidak mengenakkan. Setiap hari bertarung dengan jam tidur. Ingin jam tidur yang normal tapi mustahil. Karna tidur lebih cepat nyatanya hanya sebuah mimpi belaka.
Tidur lebih lama tapi selalu dihantui bayang-bayang hewan kecil. Ular, kodok, kecoa, dan hewan kecil lainnya yang tidak aku ketahui namanya. Semuanya kuhadapi sendiri.
Jam tidur yang berantakan. Tidak pernah nyenyak. Bahkan tempat yang empuk sekarang terasa sulit untuk didapatkan. Bukannya dibantu malah dibiarkan begitu saja. Tidak ada yang peduli.
Rasanya mahal sekali sebuah tempat tidur. Setiap hari aku bersahabat dengan lantai yang dingin. Aku menghadap pada gorden di sebelahku sambil bertanya, sampai kapan aku seperti ini?
Apakah Tuhan tidak melihat keadaanku yang seperti ini?
Disaat yang lain dengan mudah tidur di waktu yang mereka inginkan, aku malah sebaliknya. Bertarung pada jam tidurku. Kadang mencuri waktu agar merasakan tidur itu sendiri.
Aku juga harus pandai mengatur waktuku karna aku tidak kelelahan. Aku juga ingin menulis. Aku ingin bebas. Aku ingin diriku sendiri.
Aku kehilangan semuanya. Diriku, waktuku, bahkan tidurku yang nyenyak.
Ucapan yang sangat menyakiti hatiku, aku terima dengan lapang dada. Ucapan dari saudara kandungku, abangku. Tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.
Tidak ada yang membantuku, aku berjuang sendiri. Janji pada diri sendiri, bahwa diriku lah yang harus menikmati hasilnya nanti. Aku duduk sendirian dan menikmati hidangan di meja makan. Aku rayakan berdua dengan diriku sendiri.
Terimakasih diriku, bertahanlah.
Mereka berada diposisi enak karna warisan. Berjuanglah keras. Tuhan melihat usahaku. Setiap jerih payahku dan isak tangisku, cepat atau lambat akan membuahkan hasil.
Ya, aku percaya saja.
Tuhan melindungiku. Kalau sampai hari ini aku selalu merasa berkecukupan, itu semua karna belas kasihan Tuhan.
Walau aku berbeda dengan yang lainnya, tidak masalah. Semua orang punya masalahnya masing-masing. Semua orang menjadi dewasa lewat ujiannya masing-masing.
Bersabarlah...
Diriku, bersabarlah.
Kelak rumahku paling mewah. Semuanya yang tidak aku miliki hari ini, akan aku miliki kelak nanti. Rodaku sedang berputar. Aku akan berada di atas nanti. Pasti.
Ikuti tulisan menarik Acha Hallatu lainnya di sini.
