x

Pengemis

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Jumat, 13 Oktober 2023 13:53 WIB

Tuhan Menanti Kita Mengusik-Nya

Pada sikap tadah tangan atau bersuara penuh permohonan itu dituntut sikap merendahkan diri. Dan persis pada titik inilah jadi seorang peminta bukanlah hal yang mudah. Katanya, ini soal harga diri dan jaga martabat perasaan. Sebab, kita tak mau dianggap rendah di hadapan sesama dengan bersuara memohon belas kasih.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jadi pengemis? Jadi peminta-minta? Mesti jadi orang yang sungguh harapkan belaskasih sesama? Sebagian besar jalan hidup hanya bertumpuh pada donasi? Ini bukan perkara hati gampangan.

Pada sikap tadah tangan atau bersuara penuh permohonan itu dituntut sikap merendahkan diri. Dan persis pada titik inilah 'jadi seorang peminta' bukanlah hal yang mudah. Katanya, ini soal harga diri dan jaga martabat perasaan. Sebab, kita tak mau dianggap rendah di hadapan sesama dengan bersuara memohon belaskasih.

Bisa saja terjadi, demi harga diri bagi diri sendiri, orang bisa bertahan untuk tak akan meminta, mencari dan mengetuk.  Iya, karena orang tak mau dianggap rendah. Namun, demi hidup dan nasib sesama, mestikah harga diri disakralkan dan tak boleh diprofanasi dengan tak boleh bermohon?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demi kebaikan bersama, demi kehidupan orang banyak, demi martabat manusia, kita mesti merasa terpanggil untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Kita mengetuk  pintu hati sesama dan dunia, untuk bertindak dalam cinta dan belaskasih. 

Kita mesti rayakan hidup dengan tidak hanya memperhatikan kepentingan sendiri. Dengan cemaskan diri sendiri dengan apa harus kita dapati. Ada sekian banyak orang yang melintas di hadapan mata kita, yang mengganggu nurani kita. Semuanya agar sedapatnya kita dapat berbuat sesuatu. Walau sesederhana apa adanya!

Tetapi di atas segalanya, di ziarah hidup ini, di hadapan Tuhan, kita semua tetaplah insan-insan peminta, pencari, dan pengetuk pintu hati Tuhan. Tuhan tahu dan maklumi apa yang kita impikan, apa yang kita butuhkan!  

Tinggal bagaimana caranya kita menghadap takhta kemurahanNya. 
Tuhan tak akan berikan ular jika yang kita minta adalah ikan; atau kita dapatkan kalajengking sekiranya kita harapkan telur (Luk 11:11-12). 

 

TETAPI, apakah kita miliki kesempatan dan ciptakan kesempatan itu untuk berseru kepadaNya? Bagaimana pun, Tuhan tetap menanti. Hati Tuhan selalu terbuka. Marilah kita datang untuk mengusik hati Tuhan. Masalahnya, Tuhan yang tidak tidur itu mesti berhadapan dengan kita yang banyak kali 'tidur dari kesempatan berdoa kita.'

Verbo Dei Amorem Spiranti

 

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu