x

Ilustrasi harapan

Iklan

Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.
Bergabung Sejak: 28 Mei 2022

Sabtu, 21 Oktober 2023 14:05 WIB

Tiga Jenis Manusia Berdasar Peta Kesadaran

Saat menghubungkan dirinya dengan Tuhan, ia masih mempersepsikan Tuhan itu dalam bentuk transenden yang tak dapat dijangkau panca indera dan tak dapat dirasakan kehadiran-Nya. Karena ia masih menggunakan akal secara totalitas untuk mengenal Tuhan artinya masih berkutat di ranah Ketauhidan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya telah mempelajari tulisan dari Bapak Said Muniruddin perihal Peta Kesadaran Manusia melalui perspektif Islami. Ada 3 jenis manusia berdasarkan penjelasannya, yakni:

Materialistic and Survival Being

Pada jenis manusia pertama, manusia masih berkutat pada peribadatan syariat untuk menaikan level kesadarannya. Tujuannya, agar mereka tidak dikuasai nafsu terendah (ammarah) yanag menyebabkan perilakunya di bawah atau setara hewan buas. Kesenangan hidup berdasarkan pemenuhan materi dan tinggal di zona nyaman , masih menjadi orientasi hidup jenis manusia ini.

Pada jenis ini kecerdasan nafsu mendominasi. Tapi, apabila nafsunya baik dikarenakan diimbangi dengan ibadah puasa yang rutin dan berkelanjutan, maka keinginan yang dimilikinya ialah keinginan-keinginan luhur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang mencirikan seorang masih di jenis manusia ini adalah:

Mengejar 4P (power, prestige, prosperity, dan position) demi 1P (pride). Dalam bahasa Indonesianya, mengejar kekuasaan, gengsi, kekayaan dan posisi demi kebanggaan.

Reasoning and Intellectual Being

Pada jenis manusia kedua, mereka yang berkutat pada peribadatan syariat namun mulai memiliki alasan kuat yang rasional. Mereka melaksanakan peribadatan syariat sebagai bentuk menghambakan diri. Level kesadaran manusia jenis ini naik ke tingkatan nafsu menengah (mulhamah) sehingga kecerdasan akal mendominasi. Zona nyaman mulai ditinggalkan demi mengetahui kebenaran mutlak dari Tuhan yang Maha Esa, sehingga tidak lagi gila akan kehidupan dunia.

Pada jenis kesadaran ini manusia mulai men-tadabburi kitab suci demi menggali hikmah pengetahuan terkandung didalamnya. Mereka selalu belajar memposisikan diri sebagai penuntut ilmu dan rutin mengucap nama suci Tuhan (berdzikir). Mereka selalu memohon kepada Allah melalui doa yang penuh ketundukan hati sebagai hamba-Nya. Potensi jenis manusia ini makin teroptimalisasi dengan sangat baik.

Saat menghubungkan dirinya dengan Tuhan, ia masih mempersepsikan Tuhan itu dalam bentuk transenden yang tak dapat dijangkau panca indera dan tak dapat dirasakan kehadiran-Nya. Karena ia masih menggunakan akal secara totalitas untuk mengenal Tuhan artinya masih berkutat di ranah ketauhidan.

Ada lima kata kunci utama pada manusia jenis kedua, yakni keberanian, kemauan, netralitas, penerimaan dan logika.

Spiritual and Metaphysical Being

Pada jenis manusia ketiga, mereka mulai menyeimbangkan peribadatan syariat dan tarikat. Tarikat pada umumnya ada dua jenis yang biasa dijumpai sehingga mendapatkan kepercayaan penduduk langit (Malaikat) dan meraih Rida Tuhan yakni:

1. Dalam Islam istilahnya disebut "fastabiqul khairat" yang artinya berlomba-lomba dalam kebaikan, sementara dalam ajaran hindu disebut Karma-Yoga, yakni mengikat diri dalam sifat kebaikan melalui kata-kata dan perbuatan;

2. Salatnya dan dzikirnya orang makrifat. Dimana penghambaan kepada Allah melalui ibadah salat dan dzikir yang sudah menjadi rasa rindu disebabkan seorang manusia jenis ini sudah mengetahui keimanenan dari Allah (sudah mengetahui dan mengenal Wajah Allah dan Wujud Allah, dalam ajaran Hindu pendekatan ini dinamakan Bhakti-Yoga) sehingga sudah melewati ranah tauhid dan mencapai ranah sufi;

Manusia jenis ini sudah mencapai 4 kata kunci utama yakni Cinta, Kebahagiaan, Kedamaian dan Pencerahan. Jika sudah mencapai kata kunci pencerahan maka ia dapat terkoneksi dengan penduduk langit (Malaikat) dan Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa), seorang ini sudah mencapai nafsu tertinggi (Kamilah), yakni nafsunya para Nabi atau Wali.

Untuk mencapai pencapaian manusia jenis ini, dibutuhkan kebersihan hati dari segala macam penyakit hati yakni: 

Pamer berharap pengakuan manusia, marah karena angkara murka, lalai dan lupa, was-was, frustrasi, rakus, serakah, terperdaya, sombong, dengki dan iri hati.

Apabila hatinya bersih dari penyakit hati, maka ia dapat dengan mudah mengakses petunjuk Allah berupa ilham yang turun dari langit melalui perantaraan malaikat kepada manusia jenis ini. Manusia jenis ini dapat menggunakan kesempatan saat merasa terzalimi, dengan doa memohon yang terbaik kepada Allah, karena doa ini melesat kuat ke langit tanpa hijab, dan pasti diijabah oleh Allah SWT.

Wasana Kata

Seorang manusia dapat mengoptimalkan kelebihan 3 jenis manusia diatas menjadi manusia yang paripurna. Hal ini dapat dicapai dengan berpuasa, mengucap nama suci Tuhan (berdzikir), ibadah salat bagi umat Islam, dan berdoa penuh ketundukan hati memohon yang terbaik dari-Nya. Islam sudah menerangkan pengetahuan ini melalui perintah ajaran agamanya, maka jelas apa yang diajarkan Islam adalah ilmu tingkat tinggi.

Seorang yang paripurna dicirikan memiliki keunggulan dari 3 jenis manusia diatas yakni, memiliki kecerdasan nafsu yang tinggi (memiliki kendali nafsu yang kuat), kecerdasan akal yang tinggi (kritis dan analitis), kecerdasan hati yang tinggi (bebas dari penyakit hati dan empatik), dan kecerdasan spiritual yang tinggi (terkoneksi dengan para Malaikat dan Tuhan yang Maha Esa).

Cimahi, 21 Oktober 2023.

 

Ikuti tulisan menarik Indrian Safka Fauzi (Aa Rian) lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB