x

Ilustrasi Cover Novel Animal Farm

Iklan

Iman Haris

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 27 Oktober 2023 08:22 WIB

Animal Farm dan Lakon Para Binatang

George Orwell, penulis fabel Animal Farmtidak pernah benar-benar menjelaskan bagaimana sila-sila perikebinatangan berubah. Boleh jadi perubahan itu dilakukan melalui judicial review, mungkin juga melalui amandemen di parlemen, atau sekedar permufakatan diantara para babi. Entahlah!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Para binatang mulai gusar, tidak hanya karena kelakuan babi-babi yang semakin hari semakin menyerupai manusia, tetapi juga karena kawanan itu kini bertingkah seolah tuan mereka.

“Bukankah semua binatang setara?” Pikir mereka. Keledai, kuda, ayam dan binatang-binatang lainnya pun bergegas memeriksa sapta sila margasatwa yang tertulis pada salah satu dinding di peternakan itu. Namun betapa terkejutnya mereka ketika mendapati tulisan-tulisan tersebut sudah berubah.

Salah satu sila perikebinatangan itu kini berbunyi, “Semua binatang setara, tetapi sebagian binatang lebih setara daripada binatang lainnya.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

George Orwell, penulis fabel ‘Animal Farm’ itu rasanya tidak pernah benar-benar menjelaskan bagaimana sila-sila perikebinatangan itu berubah, meski kita bisa saja menerka-nerka, boleh jadi perubahan itu dilakukan melalui judicial review, mungkin juga melalui amandemen di parlemen, atau sekedar permufakatan di antara para babi, entah lah.

Sila-sila lainnya pun berubah dan bertambah. Kini semua maksim perikebinatangan yang termaktub dalam sapta sila margasatwa telah berubah sehingga tingkah para babi menjadi sah dan konstitusional adanya.

Mereka pun kini bekerjasama dengan manusia, yang semula dicaci sebagai musuh para binatang. Babi-babi itu seolah paham benar akan adagium dalam politik, “tak ada kawan dan lawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi.”

Para kambing seperti biasa hanya bisa mengembik, mereka yang berani menunjukkan penentangan segera dituding makar dan dicabik taring anjing-anjing penjaga, selebihnya cuma bisa pasrah dengan keadaan, dan semua pergolakan hanya berakhir dengan pergantian tuan majikan.

Ah, tapi tuan dan puan tentu sudah mafhum pula kalau semua ini sekedar lakon cerita. Penokohan dan konflik dibangun agar cerita menjadi seru dan mengasyikkan, tidak heran jika pembaca atau pemirsa terkadang turut larut pula di dalamnya.

Ikuti tulisan menarik Iman Haris lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB