Catatan harian.
Ku tulis pada hari Minggu. Tepat pada pukul sepuluh pagi. Aku menulis ini saat aku lagi bersantai di teras rumahku.
Hari ini hujan deras disertai suara petir yang sangat keras. Dingin sekali.
Ya, ini sudah weekend. Aku masih ingat jelas bahwa ada seorang wanita dalam hidupku yang selalu menanti weekend itu tiba. Baginya, tidak ada yang spesial selain menanti kedatangan hari pekan. Begitu seterusnya.
Berulang kali tetap begitu. Dia menanti weekend itu datang. Saat kembali berhadapan dengan hari biasa, ya mungkin dia merasa kesal. Karna dia harus kerja, kerja, dan kerja. Wanitaku menggerutu.
Walau tak pernah membahas hal yang serius tapi aku sering menanti kesempatan itu agar bisa berbincang lebih lagi. Topik yang lebih serius. Hubungan yang lebih stabil.
Jangan seperti ini.
Aku hanya sekedar bertanya sudah makan apa belum. Lalu aku bertanya bagaimana di kantor. Apakah kamu mimpi buruk. Ya, aku sungguh menanti obrolan serius darinya.
Lagi dan lagi, aku ingin diperhatikan juga. Sama seperti aku memperhatikannya.
Apa kabar kamu, Manman?
Katanya itu panggilan akrab yang digunakan orang rumahnya saat memanggil dirinya.
Bagaimana di Malaysia? Apakah disana akhir-akhir ini hujan deras seperti disini?
Ya, jaga kesehatan. Aku berulang kali mengingatkan seperti itu. Dan sekarang mulai berkurang. Coba tebak. Intensitas kami berbincang sekarang mulai berkurang.
Apa yang terjadi emangnya?
Entahlah, saat itu aku benar-benar ingin mengatakan yang sejujurnya. Apa yang ada di dalam hatiku. Cukup kesal kurasa kalau aku saja yang terus bertanya dan memperhatikannya.
Aku kan manusia juga. Punya hati juga sama seperti dirinya. Emang siapa yang tidak senang diberi perhatian?
Tapi kalau terus-terusan aku yang memberi, ya aku bisa merasa lelah juga kan pada akhirnya?
Wanitaku...
Sadar atau tidak? Kenapa terakhir kali aku hanya membaca pesan darimu? Apakah tidak bertanya-tanya kenapa aku tidak membalas?
Kayanya dia pun tidak peduli terhadap itu.
Tidak apa-apa, mungkin wanitaku ini termasuk tipe yang pemalu. Atau mungkin dia juga lagi lelah.
Dan tidak masalah juga kalau dia pun sudah ada yang baru. Karna aku pun menyadari bahwa aku tidak semenarik itu memang.
Ikuti tulisan menarik Acha Hallatu lainnya di sini.
