x

Wokrshop stand up comedy Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 UIN Jakarta \xd \x22Merinci Pengalaman Spiritual dan Refleksi dengan Humor\x22

Iklan

Dina Firdausyi Nain Maulidia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 Oktober 2023

Senin, 30 Oktober 2023 07:20 WIB

Kupas Tuntas Pengalaman Spiritual dan Refleksi dengan Humor dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Prinsip humor adalah humor yang lucu yaitu mampu membangun ekspektasi dan mematahkan ekspektasi. Dengan demikian humor bukanlah hanya lelucon semata, melainkan dari sana kita dapat memaknai kehidupan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) berlangsung dari tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek RI, pagelaran ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 dilaksanakan di UIN Jakarta yang merupakan salah satu dari beberapa ruang tamu Pekan Kebudayaan Nasional (PKN)  yang disebar di beberapa titik, Kemendikbud Ristek RI bekerja sama dengan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Jakarta dalam pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 yang dimulai dari tanggal 20-28 Oktober 2023 dengan tema “Resonansi Budaya Islam: dari Ciputat untuk Dunia” memiliki banyak sekali serangkaian acara yang menarik salah satunya ialah Workshop Stand Up Comedy “Merinci Pengalam Spiritual dan Refleksi dengan Humor”.

Narasumber dalam acara tersebut adalah salah satu komika Indonesia yaitu Sakdiyah Ma’ruf dia merupakan komika jebolan Stand Up Comedy Kompas dan dia juga merupakan komika perempuan pertama dan memakai hijab. Menurutnya islam dan humor bukanlah sesuatu yang bertolak belakang satu sama lain, misalnya para sufi yang telah lebih dulu menggunakan humor seperti Abu Nawas, Nasrudin Hoja dan Juha. Kisah-kisah mereka menceritakan tentang pengalaman-pengalam hidup yang lucu namun bermakna.

Salah satunya adalah kisah Juha, dimana dalam kisahnya ia menceritakan bahwa ada seorang pencuri yang masuk kedalam rumahnya, lalu pencuri tersebut membuka sebuah lemari dan ternyata di dalam lemari tersebut ada Juha yang bersembunyi, lalu pencuri tersebut  bertanya kepada Juha “Mengapa kamu berada disini?”, Juha menjawab “Aku malu padamu karena aku tidak memiliki apa-apa yang bisa kamu curi”, dari kisah juha dan seorang pencuri tersebut terdapat pesan kehidupan didalamnya yaitu seharusnya seorang pencuri lah yang malu karena sudah melakukan hal yang tercela tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain kisah Juha ada juga kisah Abu Nawas dan Nasrudin Hoja yang juga sama-sama menceritakan tentang kehidupan yang juga terdapat pesan kehidupan didalamnya. Dari kisah tersebut dapat kita ketahui definisi humor yang ditulis dalam sebuah buku kumpulan essay karangan Danarto yang berjudul Begitu ya Begitu Mbok Jangan Begitu, Danarto adalah seorang sastrawan dan pelukis indonesia. Definisi humor menurut Danarto ialah.

“Kemandirian adalah modal utama para sufi sehingga mereka dikenal sebagai tidak memiliki dan tidak dimiliki. Seorang sufi yang kaya haruslah ia tetap miskin, seorang sufi yang patuh haruslah ia tetap memberontak, sufi adalah orang yang hatinya tulus kepada Allah sehingga tidak peduli dengan dirinya”.

Buku Danarto "Begitu Ya Begitu tapi mbok Jangan Begitu"

Dari definisi yang telah dipaparkan oleh Danarto dalam bukunya yang perlu kita pahami adalah bahwa humor sufi dapat mengatasi kendala hidup bermasyarakat salah satunya yaitu tentang mengatasi kemiskinan, seperti kisah Gus Dur. Ada seseorang yang mendatangi Gusdur lalu orang tersebut bertanya kepada Gus Dur “Bagaimana uang 10.000 ini bisa bertahan sampai satu minggu”, kemudian Gus Dur menjawab “Bukan hanya bisa untuk satu minggu, tapi bisa sampai satu tahun”, seseorang tersebut bertanya lagi “Bagaimana caranya?”, lalu kata Gusdur “Belikan saja kalender”. Kisah Gus Dur tersebut merupakan sebuah humor Gusdur kepada seseorang, karena bagaimana uang 10.000 bisa sampai satu minggu, satu bulan, ataupun satu tahun.

Adapun prinsip humor adalah humor yang lucu yaitu mampu membangun ekspektasi dan mematahkan ekspektasi. Misalnya pada kisah Gus Dur, Gus Dur membangun ekspektasi seseorang  tersebut dengan mengatakan “Bukan hanya satu minggu, tapi juga bisa sampai satu tahun”, lalu Gus Dur mematahkan ekspektasi seseorang tersebut dengan mengatakan “Belikan saja kalender”, seseorang tersebut tidak menyangka jika Gus Dur akan mengatakan seperti itu.

Belajar dari kisah pengalaman spiritual Juha dan Gus Dur bahwa humor bukanlah hanya lelucon semata, melainkan dari humor kita dapat memaknai sebuah kehidupan, seperti menghadapi kendala dalam bermasyarakat seperti yang didefinisikan oleh Danarto.

Humor dapat diterima oleh banyak khalayak tergantung pada pendengarnya dan yang menanggapinya, serta humor yang lucu adalah humor yang mampu membangun ekspektasi seseorang dan mematahkan ekspektasi seseorang.

 “Humor adalah senjata kemanusiaan dan perlawanan bagi mereka yang lemah”

-Merk Twain-

Ikuti tulisan menarik Dina Firdausyi Nain Maulidia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

14 jam lalu

Terpopuler