SEBUAH SIMBOL
Kemarin saat aku pergi melancong ke negeri Mesir
kulihat ragam bentuk semiotik berupa kucing
setengah manusia, manusia berkepala anjing,
atau burung elang yang menjelma manusia.
Saat kutafsir dalam sajak ini
roh-roh para dewata menjelma malam
berhias kartika dalam wujud paling sempurna
agar aku tak kehilangan makna
tentang ketangkasan gramatika yang diselingi metafora.
Simbol itu berbicara lewat bahasa yang tak kumengerti
namun tetap kupahami sebagai ujaran
dalam bahasa isyarat yang mengandung makna
kalau rela berkorban pasti akan mendapat jawaban.
Awalnya aku tak paham
seketika aku teringat sajak pak tua yang narwastu
Namanya Maha Tuan Sapardj
akan kenangan lekat dalam angan yang berbunyi,
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana"
Sudah itu saja.
(2022)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.