x

Langganan Menangis

Iklan

Acha Hallatu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Kamis, 16 November 2023 07:00 WIB

Langganan Menangis

Siapa yang akhir-akhir ini sering menangis? Aku. Iya, diriku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aku memandang jam dinding kamarku. Aku mengatakan bahwa aku seorang manusia yang tidak menghargai waktu yang aku miliki. Bagaimana bisa aku menghabiskan waktu untuk seseorang yang tidak menghargaiku?

Selama tiga bulan aku berkomunikasi intens dengan wanita ini. Aku memberikan segalanya. Perhatian, kasih sayang dan waktuku yang paling berharga pun kuberikan padanya. Lalu sekarang apa bisa aku mengembalikan semuanya?

Semua orang tahu jawabannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan aku juga bingung. Apa aku harus menyesali semuanya atau apa? Kadang rasanya aku ingin berteriak atau menjerit di hadapan wanita ini. Lalu mengatakan pada dirinya bahwa aku sangat tulus padanya.

Tapi salahku juga jika aku mengharapkan dia akan memberikan hal yang setimpal. Ini hanya harapanku saja. Aku benci ekspetasiku ini. Sial!

Harusnya aku tidak perlu berpikir seperti ini. Tapi sangat sulit bagiku karna wanita ini adalah wanita pertama yang berbeda disepanjang usiaku. Kapan aku bisa bertemu lalu memiliki kedekatan seperti ini dengan seorang wanita berdarah Tionghoa?

Aku sadar diri. Aku tahu seperti mereka ini pasti menyukai seseorang yang lebih dariku. Apa dayaku selain hanya bisa berkhayal berlebihan? Sampai akhirnya aku sakit karna ulahku sendiri.

Ya, aku udah terlatih sebenarnya untuk perihal patah hati. Terus aku harus apa? Aku bingung harus apa. Karna hatiku hanya bisa ini. Apalagi kalau bukan menangis?

Dalam diam dan hening, aku menangis. Tanpa seorang pun yang mengetahui hal ini. Aku terus menampilkan sisi terbaikku. Pura-pura baik lebih tepatnya. Aduh, aslinya hancur-hancuran.

Langganan menangis, itu aku.

Tembok kamarku jadi saksinya. Kurasa dia sudah muak melihat diriku berdiam di dalam kamar sendirian sambil menghayal. Aku juga membuka kembali isi percakapan itu. Aduh, memberontak rasa rindu ini.

Kenapa ya dia tidak mengirim pesan padaku? Aku bertanya sambil heran. Di dalam hati berharap diam-diam, berdoa inginku tiba-tiba dia mengirimkan pesan.

Udah halu sih ini sebenarnya.

Aku menatap layar ponselku sambil murung. Kapan? Dimana dia sekarang? Apa emang benar dia tidak rindu?

Bahkan temanku bilang kalau dia cuma main-main aja. Sudahlah pergi aja, nasehat temanku. Tapi ini tidak semudah itu. Ini momen langka. Aku belum pernah menemukan wanita seperti Summer.

Ikuti tulisan menarik Acha Hallatu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler