aku tiba di rumahmu
—sudah larut malam
pejamkan matamu
—biar di luar aku berjaga
(adik lelakimu sibuk bercerita
tentang kisah percaturan cinta
—warna masa muda yang konyol
yang tak tahu apa pentingnya)
dan aku tak tahu mengapa
tiba-tiba sesaat kumerasa
betapa kita begitu dekat
—apa kau tahu mengapa?—
—aku tak tahu mengapa—
apa mungkin karena nyamuk-nyamuk itu?
—menyatukan darahku darahmu
dalam tubuh kecil ringkihnya
ah, semua hanya kemungkinan
kulihat waktu di lengan kiriku
—malam hampir habis—
dan aku berlalu pergi—
tak sempat ucap salam padamu
dan aku berlalu pergi—
dengan rindu membiak di hatiku
Ikuti tulisan menarik Jerpis M. lainnya di sini.