Melihat Stereotip Pemberitaan Media terhadap Disabilitas

Kamis, 16 November 2023 16:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meskipun masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, namun seringkali media masih memainkan peran besar dalam membentuk pandangan dan persepsi terhadap disabilitas. Stereotip ini tidak hanya merugikan secara emosional, tetapi juga dapat menghambat kemajuan sosial dan profesional penyandang disabilitas.

Maria E. Len-Rios & Earnest L. Perry dalam bukunya yang berjudul Cross-Cultural Journalism: Communicating Strategically About Diversity menyebutkan ada sekiranya enam stereotip yang melekat dalam pemberitaan media terkait orang dengan disabilitas. Pertama is that they are “others” yang menunjukkan keterbatasan mereka dengan jelas, menunjukkan bahwa mereka berbeda, terbatas, tidak normal atau kekurangan. Kedua, is that they are superhuman bahwa semua penyandang disabilitas adalah mereka yang inspiratif dalam menjalani kehidupan maka kisahnya perlu diketahui banyak orang. Ketiga, is that the burden or disability is unending bahwa penyandang disabilitas selalu merepotkan dan akan terus bergantung dengan keluarga, teman, hingga sosial untuk mendapatkan dukungan.

Keempat, is that disability is a sickness needing to be fixed or cured ini adalah stereotip yang menganggap bahwa para penyandang disabilitas adalah seseorang yang harus dibantu untuk kembali normal atau dianggap tidak akan bisa sukses tanpa bantuan medis atau tenaga ahli terhadap kondisi mereka. Kelima, is that people with disabilities, especially mental disability, are a menace to others, to themselves and to society, sudut pandang yang sering digunakan tanpa sadar yang merujuk pada pemahaman bahwa keberadaan mereka terus dihindari dan ditolak karena dianggap dapat membahayakan sekitarnya.

Keenam, is that people with disabilities, especially cognitive disabilities, are innocents who inspire others to value life, sering dianggap sebagai sumber inspirasi dan taraf ukur bersyukur bagi banyak orang.

Stigma dan stereotip yang bersifat langgeng seperti ini jelas memiliki dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi penyandang disabilitas sekalipun masyarakat terus berusaha untuk menciptakan ruang yang setara dan inklusif. Namun, pemberitaan atau produk dari media adalah sumber informasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat sehingga secara sadar dan tidak, stereotip tersebut masih hidup dengan bebas dan luas. Bagi para penyandang disabilitas sendiri, kondisi ini jelas merugikan mereka dan kebebasan yang sejatinya mereka miliki. Lingkungan mereka akan melihat mereka sebagaimana mereka diberitakan di media, dan ini tak jarang melukai keyakinan termasuk secara emosional.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Adila Firani

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler