Mbah Sadiman dan Kisah Pahlawan Penghijauan
Sabtu, 18 November 2023 07:49 WIBCerminan nyata bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga dan melindungi lingkungan
Mbah Sadiman adalah seorang pria tua berusia 65 tahun yang menetap di Dusun Dali, Desa Geneng, Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah. Meskipun wajahnya telah menua dan sebagian besar giginya telah tanggal, semangatnya tidak kalah dengan anak muda saat ini. Keadaan fisiknya masih memungkinkannya untuk menghadapi medan berbatu di pegunungan dan membawa beban di bahunya.
Dia tinggal di sebuah rumah yang sederhana dengan ukuran 9 x 6 meter, lantai rumahnya terbuat dari tanah, dan dia tinggal bersama dengan istrinya. Sehari-harinya, Mbah Sadiman bekerja sebagai petani yang mengelola lahan tumpangsari yang masih merupakan milik dari Perhutani.
Ketika tanaman di lahan pertaniannya belum panen, ia mengandalkan penghasilan dari menjual rumput yang digunakan sebagai pakan ternak, rumput ini tumbuh di hutan dan kemudian dijual di pasar.
Jasa yang dikenang dari Mbah Sadiman hingga saat ini adalah usahanya dalam melakukan penghijauan lahan di Wilayah Wonogiri. Selama bertahun-tahun, Wonogiri mengalami kesulitan air terutama saat musim kemarau, di mana mencari air menjadi tugas yang sulit.
Karena itulah, Mbah Sadiman mengambil inisiatif untuk melakukan penanaman pohon di desanya. Dedikasinya terhadap lingkungan sekitar sangat besar. Meskipun usia sudah lanjut, semangatnya tidak pernah luntur. Ia secara pribadi melakukan penanaman pohon yang memiliki kemampuan untuk menyimpan air sendiri.
Jenis pohon yang ia tanam adalah beringin, karena diyakini bahwa pohon beringin mampu menyimpan air tanah dengan baik. Pohon-pohon ini ditanam di wilayah hutan yang pernah gundul akibat kebakaran hutan yang dahsyat.
Mendapatkan bibit pohon beringin bukanlah perkara mudah. Mbah Sadiman mengalami kesulitan dalam memperoleh bibit pohon beringin karena harganya cukup tinggi, terutama bagi petani seperti dirinya. Harga satu bibit pohon beringin bisa mencapai 50 ribu rupiah, dan bahkan tidak semua bibit dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, ia mencoba untuk mengembangkan bibit cengkeh sebagai alternatif yang dapat ditukar dengan bibit pohon jati. Diperlukan sepuluh bibit cengkeh untuk mendapatkan satu bibit pohon jati.
Upaya penghijauan ini dimulainya sejak tahun 1990-an. Meskipun hutan yang ditanami oleh Mbah Sadiman adalah milik Perhutani, ia telah memperoleh izin untuk menanami lahan tersebut. Tidak hanya melakukan penanaman, ia juga merawat pohon-pohon tersebut hingga mereka tumbuh besar. Lahan hutan yang telah ditanami oleh Mbah Sadiman mencakup 100 hektar, tepatnya di Bukit Gendol dan Bukit Ampyangan. Ada lebih dari 11 ribu pohon yang telah dihibahkan untuk kebaikan alam.
Mbah Sadiman dengan Sederet Penghargaan
Walaupun tinggal di rumah yang sederhana, Mbah Sadiman telah menerima banyak penghargaan. Selain Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia (RI), ia juga dihargai oleh berbagai tingkat, mulai dari tingkat lokal hingga nasional. Bahkan, ia pernah diakui sebagai tokoh yang berperan dalam upaya penghijauan di Wonogiri dan menjadi tamu istimewa di acara Kick Andy pada bulan April 2016.
Mbah Sadiman berhasil meraih Kick Andy Heroes Award 2016 setelah mengalahkan 16 nomine lain. Prestasi tersebut diperolehnya karena beliau secara sendirian menanam pohon beringin di lahan seluas 100 hektar. Di bulan April tahun 2015, ia juga mendapatkan penghargaan dari Solo Award dalam kategori Lingkungan Hidup. Saat ini, rumahnya menjadi tempat penyimpanan puluhan penghargaan yang disusun rapi di etalase.
Kisahnya adalah cerminan nyata bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga dan melindungi lingkungan. Kisahnya menginspirasi kita untuk beraksi dan memberikan kontribusi positif bagi bumi ini.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Odisea Sejarah Banyuwangi
Rabu, 8 Mei 2024 07:30 WIBNagini Lord Voldemort dan Mitologi Sastra Jawa Kuno
Rabu, 7 Februari 2024 08:21 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler