Saya melampirkan buku perdana karya saya yang berjudul Gelora Ilmu Religi yang bisa didownload secara gratis, berikut link-nya. https://drive.google.com/file/d/1T-_ZTzUCk-spR68FP4qRzovJEqSk7aqe/view?usp\x3ddrive_link Semoga buku ini bermanfaat! Jika dirasa baik untuk dibagikan kepada orang terdekat anda, saya dengan senang hati anda berbagi link download buku ini! Terima kasih.

Mengulik Peribahasa Sunda Nulung Kanu Keur Butuh Nalang Kanu Keur Susah

Kamis, 23 November 2023 10:12 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Manusia yang memang benar-benar membutuhkan pertolongan dan bantuan kita, mereka akan menganggap kita lebih tinggi derajatnya dari mereka yang kita tolong dan bantu.

Nulung kanu keur butuh, nalang kanu keur susah, artinya menolong kepada orang yang membutuhkan dan membantu orang yang kesusahan.

Secara ilmu psikologi teori piramida kebutuhan Abraham Maslow, berarti kita membicarakan kebutuhan manusia paling dasar, yakni sandang, pangan dan papan manusia. Apabila kita dapat memenuhi kebutuhan paling dasar manusia yang kita tolong dan bantu karena memang benar benar membutuhkan dan berada dalam kesukaran, niscaya membuat kita satu derajat lebih tinggi kedudukannya dari yang kita tolong dan bantu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika kedudukan kita satu derajat lebih tinggi dari yang kita tolong dan bantu, artinya kita memiliki otoritas secara psikologis kepada mereka. Dan untuk membuat kondisi psikologis mereka yang kita tolong dan bantu sejajar dengan kita, maka timbullah perilaku balas budi. Ini sama seperti insting hewani yang mana jika kita memberikan makanan dan minuman pada kucing atau hewan peliharaan lainnya yang kita pelihara, hewan tersebut akan menjadikan diri kita sebagai tuannya.

Maka memang benar dalam ajaran Islam jika kita wajib menyantuni fakir dan tidak menghardik anak yatim dalam Al-Qur'an surat Al-Maun. Karena sejatinya beliau semua orang yang memerlukan pertolongan dan bantuan agar terbebas dari kesukaran hidup.

Walau demikian anak yatim yang memang masih memiliki hubungan kekerabatan, mereka memiliki potensi dipengaruhi kerabat-kerabat mereka (seperti paman, bibi, dan lainnya). Anak yatim yang sebenar-benarnya wajib kita tolong melalui pengadopsian (jika kita mampu), adalah mereka yang memang tidak punya tempat bernaung dan dimintai tolong (seperti korban perang dan bencana).

Karena mereka benar-benar sebatang kara atau hanya dalam naungan ibu kandungnya sahaja. Sehingga mereka tidak terkena pengaruh orang-orang yang bermaksud menjadikan anak yatim sebagai jembatan kerabat-kerabatnya yang kurang baik untuk memanfaatkan kebaikan pengadopsian kita.

Seandainya kita melanggar peribahasa diatas yakni nulung kanu keur butuh, nalang kanu keur susah, maka jika kita menolong orang yang tidak membutuhkan pertolongan kita dan membantu orang yang tidak dalam kesukaran, tentu mereka menjadi berimajinasi liar, menaruh rasa curiga, hingga rasanya mereka ingin memanfaatkan kebaikan kita secara tidak pantas.

Akibatnya harga diri kita diinjak-injak, dan kita dijajah oleh mereka yang terlanjur berpikir yang tidak-tidak atas kebaikan yang kita dermakan. Maka memang sejatinya berbuat baik itu wajib menggunakan ilmu, agar kebaikan kita tidak dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggungjawab hingga melilit kehidupan kita.

Sebaiknya kita berbuat kebaikan karena demi mengharap rida Allah semata, bukan demi pengakuan manusia atau ingin mendapat balas jasa, karena sifat manusia itu pada dasarnya pelupa berbeda dengan Allah Yang Maha Mengingat. Karena kebaikan jenis demikianlah yang disaksikan malaikat serta seluruh semesta, dan Allah-lah yang menjadi sebaik-baik penolong bagi orang-orang yang berbuat kebaikan tulus melalui tangan hamba-hamba-Nya tanpa kita sadari dan baik yang kita sadari.

Mengharap balasan atas kebaikan yang kita berikan kepada manusia yang kita tolong dan bantu hanya membuat kita kecewa dan frustasi, dan sungguh perbuatan ini bukan perbuatan mulia. Cukuplah berharap kepada Allah sahaja, sungguh Dia sebaik-baik pemberi balasan kebaikan.

Cimahi, 23 November 2023.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
Lihat semua