x

Iklan

musdalifah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 17 Juli 2022

Rabu, 29 November 2023 05:53 WIB

Hari Guru; Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar?

Penelitian SMERU Research Institute mengungkap salah satu penyebab signifikan rendahnya kualitas guru di Indonesia adalah proses perekrutan guru yang kurang optimal. Perekrutan cenderung hanya untuk memenuhi kebutuhan Aparatur Sipil Negara, alih-alih berfokus pada pencarian guru berkualitas dan professional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari Guru Nasional yang diperingati pada 25 November seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk merefleksi kondisi pendidikan saat ini. Momen itu dapat dijadikan perenungan, evaluasi dan harapan untuk kemajuan pendidikan. Pendidikan adalah bagian penting dalam kemajuan suatu bangsa, dan secara khusus guru adalah pendidik generasi.

Ujung tombak pendidikan berada di tangan guru sebagai pendidik yang terjun langsung menghadapi peserta didik. Fakta pun menunjukkan kualitas guru di Indonesia terbilang rendah. Sejak berlakunya UU Guru sebagai upaya perbaikan kesejahteraan guru belum ada perubahan kualitas. Data Bank Dunia yang melakukan tes kemampuan guru sejak 2003, para guru yang diuji dalam mata pelajaran yang mereka ajar hanya menunjukkan kemampuan yang minim (sekitar 58 dari tertinggi 100). Selain itu, Uji Kompetensi Guru (UKG) juga diselenggarakan oleh pemerintah dengaan hasil yang mirip (rata-rata 50,6). Lalu bagaimana seorang guru mampu memberikan pembelajaran yang lebih mengarahkan kemampuan siswa?

Sungguh sangat memprihatinkan jika gelar S.Pd dan Gr hanya sekadar memenuhi target formalitas tanpa kualitas yang memadai. Penelitian SMERU Research Institute mengungkap bahwa salah satu penyebab signifikan dari rendahnya kualitas guru di Indonesia adalah proses perekrutan guru yang cenderung bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN), alih-alih berfokus pada pencarian guru yang berkualitas dan professional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun 2023 Mendikbud mengusung tema Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar. Namum sayang kita harus menyadari bagaimana potret buram kondisi pendidikan saat ini. Kasus bullying di tengah para pelajar. Kesehatan mental yang berujung pada tingginya angka bunuh diri, bahkan pada tingkat pelajar. Kriminalitas pun sudah menjadi hal biasa ditemukan, begitu pula pergaulan bebas di kalangan remaja.

Berbagai fenomena yang terjadi tentu perlu dibenahi dengan penyelesaaian yang tuntas. Jika ditelisik, permasalahan pendidikan tentu tidak berdiri sendiri. Guru memang sangat berpengaruh dalam membentuk dan mencetak generasi yang berkualitas. Namun permasalahan pendidikan tidak hanya tentang kompetensi guru tapi  dari berbagai hal. Karena itu harus diuraikan apa yang menjadi pokok permasalahan. 

Pertama, masalah kurikulum. Kurikulum terus berganti nyatanya kondisi pendidikan Indonesia tidak menunjukkan perubahan signifikan. Meskipun memiliki maksud untuk mengikuti perkembangan dan perubahan zaman, tetapi guru kesulitan dalam menyesuaikan dengan adminstrasi pendidikan. Banyaknya adminstrasi yang harus disesuaikan tentu membuat guru sibuk. Padahal tujuan sebenarnya dalam pendidikan adalah membentuk genarasi yang berkarakter.

Kurikulum Merdeka yang digagas Mendikbud saat ini bertujuan membentuk generasi yang siap kerja. Membentuk generasi menjadi pekerja bukannya pemikir yang menyelesaikan permasalahan umat. Pekerja yang memberikan pundi-pundi rupiah untuk para kapitalis. Sumber daya alam yang melimpah akhirnya dikelola oleh asing dan aseng, sementara potensi generasi diarahkan hanya menjadi pekerja

Kedua, infrastruktur serta fasilitas yang tidak merata. Adanya ketimpangan infrakstruktur menjadikan para siswa di suatu daerah tertentu tertinggal. Sementara di daerah perkotaan melimpahnya infrastruktur tidak menjadikan mereka memiliki akhlak dan karakter yang baik. Karena itu kondisi perkotaan yang dekat dengan segala akses tidak menjadikan kualitas generasi menjadi lebih baik, tentu hal ini dipengaruhi oleh faktor lain. Padahal yang selama ini selalu diupayakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan adalah perataan infrastruktur.

Ketiga, kesejahteraan guru. Upaya memperbaiki kualitas pendidikan melalui kesejahteraan guru pada dasarnya telah dilakukan oleh pemerintah melalui UU Guru. Para guru yang berstatus ASN diberikan tunjangan di luar gaji pokok mereka, karena itu guru harus memenuhi prasayat kualifikasi lain selain gelar sarjana. Tapi sayangnya hal ini tidak menjadikan kualitas pendidikan menjadi lebih baik.

Tunjangan dan jaminan kesejahteraan tidak didapatkan oleh guru yang masih berstatus honorer. Mereka hanya mendapat gaji yang sedikit bahkan tidak mendapatkan gaji, sehingga harus melakukan pekerjaan sambilan. Disamping harus mendedikasikan ilmu yang dimiliki, para guru dibanyangi oleh kehidupan ekonomi yang sulit. 

Islam dan Peran Strategis Guru

Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk membentuk pendidik dan peserta didik yang berkepribadian(bersyakhsiyah) Islam. Kepribadian Islam dibentuk dari pola pikir dan pola sikap Islam dengan akidah Islam sebagai asasnya.

Guru sebagai pendidik memiliki kesadaran dalam mengajar bukan hanya mentrasfer ilmu pengetahuan, tetapi menjadikan peserta didiknya beriman. Karena itu kompetensi utama yang harus dimiliki guru adalah kepribadian mulia dan profesionalitas sebagai pendidik. Mengajar bukan hanya sekadar menunaikan kewajiban, akan tetapi ada harapan pada peserta didik yang akan menjadi pemimpin peradaban.

Lahirlah para generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga memahami agama. Setiap penemuan ditujukan untuk kepentingan umat.

Sejarah telah mencatat guru-guru peradaban yang melahirnya generasi yang berkualitas. Disinilah peran strategis yang dimiliki seorang guru membentuk anak didiknya. Peran guru tidaklah cukup, perlu perbaikan sistemik yang menopang segala hal tersebut.

Pertama, kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam. Tujuan jelas untuk membentuk generasi berkepribadian Islam. Mewujudkan tujuan tersebut didukung dari segala lini baik sarana maupun prasarana. Kurikulumnya baku dan tidak membingungkan sehingga mudah diimplementasikan.

Kedua, perbaikan kualitas pendidikan keguruan. Tentu hal ini bersumber dari tujuan pendidikan mulai dari yang dasar sampai pendidikan tinggi. Menyelesaikan pendidikan bukan sekadar mendapatkan gelar sarjana tetapi menjaadikan ilmu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Karena itu amanah pekerjaan dilaksanakan dengan niat ibaadah kepada Allah.

Ketiga, infrastruktur yang memadai dan merata. Negara wajib menyediakan fasilitas pendidikan di semua jenjang, seperti buku, perpustakaan, media belajar, peraga, internet, komputer, laboratorium, serta pelatihan guru untuk meningkatkan kompetensi mereka

Keempat, tunjangan cukup untuk guru. Dalam system Islam, negara sangat memahami peran sentral guru sehingga terwujud penghargaan untuk dedikasi mereka adalah memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Tujuannya agar para guru bisa fokus menjalankan amanahnya tanpa was-was lagi dengan persoalan ekonomi.

Keempat aspek tersebut harus sesuai dengan syariat Islam. Negara bertanggungjawab melaksanakan setiap aspek dengan memanfaatkan suber daya dengan baik dan benar. Mulai dari  pembiayaan, infrastruktur, serta manajemen pendidikan yang akan melahirkan guru-guru kompeten dari sisi ilmu dan iman. Karena itu lahir pula generasi cerdas dan berkarakter, memahami ilmu serta berakhlak mulia. Wallahu a’lam.

 

Ikuti tulisan menarik musdalifah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu