x

Meraih bintang

Iklan

Siti Nurcica

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Desember 2023

Rabu, 13 Desember 2023 05:17 WIB

Kupas Tuntas Dampak Delusi Pada Gangguan Kesehatan Mental Remaja

Seseorang ingin menikahi karakter kartun dan 2D. Delusi semacam ini, meskipun terdengar aneh, tapi semakin umum di kalangan remaja.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernahkah kalian melihat seseorang yang ingin menikahi kartun dan karakter 2D? Fenomena tersebut adalah delusi /gangguan kesehatan mental , terdengar sangat tidak masuk akal dan akan merugikan banyak pihak serta penurunan kualitas SDM.

Delusi mungkin terdengar aneh, namun kata tersebut sudah menjadi lumrah di kalangan remaja masa kini . Remaja berada pada usia yang rentan terhadap berbagai gangguan jiwa, dan salah satu masalah yang semakin muncul adalah delusi.

Delusi merupakan kepercayaan seseorang terhadap hal yang tidak nyata.Dengan memahami dampak antargenerasi agresi delusional, kita dapat lebih baik menyadari konsekuensi terhadap kesehatan mental remaja masa kini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Remaja menghadapi berbagai tantangan, terutama ketika memasuki fase kehidupan universitas, di mana stres hidup dan tekanan sosial semakin meningkat. Faktor-faktor ini dapat membuat remaja masa kini lebih rentan terkena penyakit mental, termasuk delusi, yang dianggap sebagai penyebab terlarang yang dapat membuat remaja kehilangan kendali atas pikiran mereka. Dari sudut pandang kesehatan, delusi tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan mental, tetapi juga pada kesehatan fisik remaja.

Biasanya delusi ini dipicu oleh rasa kesepian yang berat, rasa minder , tertutup, tidak mau berdiskusi atau curhat, sehingga dalam meyakini sesuatu hanya dari pikirannya sendiri.Tapi itu tidak mengganggu orang lain, hanya saja memang terlihat aneh karena perilakunya kadang di luar akal. Tidak mudah menerima pemahaman, kalaupun dijelaskan saat itu mungkin seseorang yang delusi  akan paham, tapi rentan untuk kambuh lagi.

 

Berikut adalah beberapa dampak delusi yang dapat terjadi pada remaja:

  1. Kesulitan Berinteraksi Sosial dengan Orang Lain

   Orang yang mengidap delusi percaya bahwa gambaran dan hasil imajinasinya adalah nyata, meskipun tidak nyata bagi orang lain. Akibatnya, keyakinan delusional membuat mereka sulit berinteraksi dengan orang lain, baik lawan jenis maupun sesama jenis. Untuk mencegahnya, diperlukan upaya untuk berinteraksi dengan lebih banyak orang agar pikiran tetap stabil dan terhubung dengan realitas.

 

  1. Kekakuan dalam Berbicara

   Secara medasar sesorang yang mengidap delusi akan menjadi kaku saat berbicara. Misalnya, ketika suatu topik sedang dibicarakan, mereka mungkin merespons dengan sesuatu yang jauh dari topik pembicaraan. Mereka percaya bahwa mereka mempunyai lawan bicara di kepala mereka, dan segala sesuatunya dianggap nyata. Ini dapat mengakibatkan perkataan mereka tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

 

  1. Menurunnya Konsentrasi dan Konsentrasi Waham

 Delusi dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi Delusi bisa berpengaruh terhadap daya konsentrasi dan sebuah fokus remaja,tidak sekali mereka sering terjebak dalam gagasan atau ilusi pikiran mereka sendiri, hal tersebut membuat mereka sulit berkonsentrasi pada tugas dan tanggung jawab mereka pada saat itu.Hal ini sangat berdampak negatif pada prestasi akademik yang mungkin saja menurun ,tetapi juga mempengaruhi keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan.

 

  1. Meningkatnya Tingkat Stres dan Kecemasan

  Pribadi yang mengidap delusi sering mengalami tingkat stresss yang cukup tinggi tidak hanya stress tapi juga kecemasan yang tinggi karena tidak sesuainya antara kenayataan dan dunia yang ada di dalam isi kepala mereka.tidak mampunya seseorang dalam membedakan antara kenyataan dan khayalan dapat berdampak pada ketegangan emosional yang berkepanjangan.Stress tingkat tinggi ini dapat berpengaruh pada Kesehatan mental secara keseluruhan maupun Sebagian dan membuat remaja lebih rentan terhadap gangguan Kesehatan mental selain delusi seperi halusinasi, skizofernia,imajinasi  .

 

Memahami dampak delusi terhadap generasi muda dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan intervensi yang tepat untuk mendukung kesehatan mental mereka. Mendorong percakapan terbuka dan mengurangi stigma seputar masalah kesehatan mental juga merupakan langkah penting dalam membantu generasi ini mengatasi tantangan mereka.

 

Referensi : https://ibtimes.id/bolehkah-menikahi-karakter-anime-2d/

https://www.halodoc.com/artikel/psikosis-pada-remaja-bisakah-dikenali-pada-tahap-awal

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Siti Nurcica lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu