x

image: HelpGuide.org

Iklan

Yan Okhtavianus Kalampung

Narablog dan Akademisi
Bergabung Sejak: 11 Desember 2023

Sabtu, 16 Desember 2023 19:56 WIB

Apakah Identitas Agama Penentu Kebahagiaan Seseorang?

Hasil penelitian menunjukkan skor kebahagiaan individu Muslim berbahasa Turki di berbagai belahan dunia sejalan dengan peringkat kebahagiaan negara tempat mereka tinggal. Partisipan yang tinggal di Turki melaporkan kebahagiaan lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Era globalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam interaksi antarbudaya dan migrasi. Orang-orang dari berbagai latar belakang kultural dan agama kini hidup lebih berbaur dari sebelumnya. Bagi komunitas Muslim, hal ini berarti berinteraksi dengan berbagai sistem nilai dan norma sosial, yang bisa mempengaruhi pandangan mereka terhadap kebahagiaan dan religiositas.

Kebahagiaan dan kesejahteraan sering kali dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosial. Negara-negara dengan tingkat kesejahteraan ekonomi tinggi sering kali menempati peringkat lebih tinggi dalam indeks kebahagiaan global. Namun, ini bukan satu-satunya faktor; aspek-aspek seperti kebebasan, keadilan sosial, dan dukungan komunitas juga berperan penting.

Religiositas, khususnya dalam Islam, sering kali dipandang dalam kaitannya dengan identitas pribadi dan komunal. Di banyak tempat, ada pergulatan antara mempertahankan tradisi agama dan beradaptasi dengan nilai-nilai modern. Bagaimana individu menyeimbangkan ini dapat berdampak besar pada persepsi kebahagiaan mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Muslim berbahasa Turki, khususnya mereka yang tinggal di luar negara asalnya, menghadapi tantangan unik dalam menjaga identitas kultural dan agamanya. Mereka mungkin mengalami konflik antara norma budaya asli dan negara tempat mereka tinggal, yang dapat mempengaruhi baik religiositas maupun kebahagiaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas Muslim di berbagai negara telah menghadapi tekanan sosial dan politik, yang sering kali disebabkan oleh persepsi negatif dan stereotip. Ini dapat mempengaruhi bagaimana mereka mempersepsikan kebahagiaan mereka sendiri dan peran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat konteks kekinian ini, artikel berjudul Religiosity and happiness of Turkish speaking Muslims: does country happiness make a difference? oleh Gulden Esat, Susan Day, dan Bradley H. Smith menawarkan wawasan yang penting dalam memahami bagaimana faktor-faktor seperti religiositas dan konteks kebahagiaan negara mempengaruhi kebahagiaan individu, khususnya dalam komunitas Muslim berbahasa Turki.

Pendekatan mereka yang memperhitungkan gender dan perbedaan geografis memberikan perspektif yang lebih luas tentang dinamika yang mempengaruhi kebahagiaan dalam konteks religiositas.

Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Mental Health, Religion and Culture ini berawal dari kesadaran bahwa faktor kontekstual mempengaruhi hubungan antara religiositas dan kebahagiaan, dengan jenis kelamin dan negara tempat tinggal diidentifikasi sebagai moderator penting. Studi-studi sebelumnya telah menemukan hubungan positif antara religiositas dan kesehatan mental, termasuk kesejahteraan dan patologi.

Kebanyakan penelitian yang berhubungan dengan religiositas berfokus pada kesejahteraan subjektif, yang merupakan penilaian kognitif dan afektif terhadap kehidupan, sering digunakan secara bergantian dengan kebahagiaan.

Para partisipan studi ini adalah 469 Muslim berbahasa Turki, sebagian besar tinggal di Amerika Serikat dan sisanya di Eropa dan Turki. Kuesioner yang digunakan meliputi Turkish Duke University Religion Index (TDUREL) untuk mengukur religiositas, dan Pemberton Happiness Index (PHI) untuk mengukur kebahagiaan individu. Skor kebahagiaan setiap negara diambil dari World Happiness Report.

Studi ini menemukan bahwa kondisi di satu negara memiliki efek utama pada kebahagiaan individu, tanpa efek moderasi yang signifikan. Terdapat moderasi efek jenis kelamin pada hubungan antara religiositas dan kebahagiaan individu, dengan tidak adanya korelasi pada wanita dan korelasi positif moderat pada pria.

Perempuan Muslim Turki yang tinggal di Turki lebih bahagia daripada para lelaki Muslim Turki di Turki. Sementara di negara lain tingkat kebahagiaannya sama dengan laki-laki.

Penelitian ini menyoroti kompleksitas hubungan antara religiositas dan kesejahteraan, dengan berbagai variabel kontekstual seperti dukungan sosial, dihormati, harapan hidup, keamanan, kebebasan pilihan, dan variabel individu seperti makna dalam hidup, pendapatan, dan status perkawinan yang mempengaruhi hubungan tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor kebahagiaan individu Muslim berbahasa Turki yang tinggal di berbagai belahan dunia sejalan dengan peringkat kebahagiaan negara tempat mereka tinggal.

Partisipan yang tinggal di Turki melaporkan kebahagiaan lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa. Wanita di Turki melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan pria, sementara hanya pria yang menunjukkan hubungan positif moderat antara religiositas dan kebahagiaan individu, tanpa memandang skor kebahagiaan negara.

Hubungan antara religiositas dan kebahagiaan untuk orang-orang Turki berbahasa Muslim ternyata lebih kompleks daripada yang diharapkan. Studi ini berhasil memberikan konteks pada hubungan antara kebahagiaan individu dan religiositas dalam kerangka kebahagiaan kolektif negara tempat tinggal, dengan fokus khusus pada perbedaan berdasarkan jenis kelamin.

Studi ini menunjukkan bahwa untuk sampel yang sangat berpendidikan, wanita tampaknya menemukan kebahagiaan mereka dalam faktor-faktor selain agama, bahkan jika mereka tinggal dalam kondisi yang kurang menguntungkan.

Penelitian ini menyediakan wawasan penting tentang bagaimana faktor-faktor kontekstual dan individu, termasuk religiositas, jenis kelamin, dan kebahagiaan negara, berinteraksi dalam menentukan kebahagiaan individu.

Ikuti tulisan menarik Yan Okhtavianus Kalampung lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB