x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Kamis, 21 Desember 2023 18:55 WIB

Mewujudkan Hilirisasi Aspal Buton; Kalau Tidak Sekarang Kapan Lagi?

Capres dan cawapres yang berani mewujudkan hilirisasi aspal Buton, pasti beliau-beliau akan berani melawan aspal impor. Dan kalau beliau-beliau ini sudah berani melawan aspal impor, maka sudah pasti beliau-beliau akan berani juga melawan segala macam dan bentuk halangan, hambatan, dan rintangan untuk membawa Indonesia menuju ke tingkat yang lebih makmur dan sejahtera. Mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari pemilihan umum 2024 untuk memilih presiden dan wakil presiden periode 2024 – 2029 sudah semakin dekat. Apakah kita sudah siap, dan mempunyai pilihan hati? Siapakah capres dan cawapres yang akan dipilih untuk membawa Indonesia ke tingkat kesejahteraan yang lebih baik? Apa kriteria dan persyaratan dari seorang capres dan cawapres yang akan membawa Indonesia ke tingkat yang lebih makmur? Mungkin kriteria dan persyaratannya akan banyak sekali, karena setiap orang memiliki aneka macam selera dan pendapatnya masing-masing. Tetapi kalau masih banyak rakyat yang merasa ragu-ragu, dan bingung untuk memilih siapa capres dan cawapres yang akan bisa membawa Indonesia ke tingkat yang lebih makmur dan sejahtera, maka pilihlah capres dan cawapres yang akan mampu mewujudkan hilirisasi aspal Buton.

Rakyat Indonesia sekarang sudah pintar-pintar. Mereka sudah tahu apa sejatinya permasalahan dan kegaduhan bangsa dari rekam jejak pembangunan Indonesia di era pemerintahan pak Jokowi selama 2 periode. Pembangunan apa saja yang paling menonjol dan bisa dibanggakan di era pemerintahan pak Jokowi? Semua orang pasti akan setuju, apabila pembangunan yang paling menonjol dan membanggakan di era pemerintahan pak Jokowi adalah pembangunan-pembangunan infrastruktur. Khususnya pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol.

Sekarang pertanyaannya adalah apakah infrastruktur-infrastruktur jalan-jalan Tol yang sudah dibangun oleh pak Jokowi telah terbukti berhasil, dan telah membawa Indonesia ke tingkat yang lebih makmur dan sejahtera? Untuk menjawab pertanyaan ini harus dilakukan studi dan penelitian yang lebih komprehensif dan menyeluruh. Sehingga apakah kebijakan ini perlu dilanjutkan, atau seyogyanya diluruskan? Agar Indonesia akan dapat menjadi negara yang lebih makmur dan sejahtera di bawah pemerintahan yang baru, 5 tahun ke depan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apabila hasil yang kita inginkan masih belum bisa tercapai, maka kita harus mau merubah cara pandang kita. Ini adalah nasehat dari para ahli. Apa yang salah dari pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol di era pemerintahan pak Jokowi? Yang salah adalah jalan-jalan Tol di era pemerintahan pak Jokowi tidak ada satupun jalan Tol yang menggunakan aspal Buton. Padahal deposit aspal alam di Pulau Buton itu jumlahnya sangat melimpah. Seandainya saja pak Jokowi telah menggunakan aspal Buton untuk membangun semua infrastruktur jalan-jalan Tol di seluruh wilayah Indonesia, maka pada saat ini pasti Indonesia sudah makmur dan sejahtera.

Apabila rakyat tidak percaya, maka pilihlah capres dan cawapres 2024 yang akan mampu mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Hasil yang kita inginkan untuk 5 tahun ke depan adalah Indonesia harus bisa lebih makmur dan sejahtera daripada di masa pemerintahan pak Jokowi. Pandangan pak Jokowi, membangun infrastruktur dan jalan-jalan Tol akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan. Tetapi hal ini masih bisa diperdebatkan. Karena pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol sebagian besar masih berada di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Dirasakan oleh rakyat, peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masih belum signifikan dan merata di seluruh Indonesia.

Dengan mewujudkan hilirisasi aspal Buton, maka aspal Buton akan mampu mensubstitusi aspal impor. Dengan demikian, semua jalan-jalan Tol baru yang akan dibangun 5 tahun ke depan, akan menggunakan aspal Buton. Di samping jalan-jalan Tol, akan dibangun juga jalan-jalan negara, provinsi, kabupaten, kota, dan desa di seluruh wilayah Indonesia. Sekarang mari kita bayangkan bersama-sama. Berapa banyak aspal Buton yang akan dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu semuanya?. Akan banyak sekali buka?. Dan bisa kita bayangkan juga, bahwa Pulau Buton nanti akan menjadi sebuah kawasan industri aspal alam yang paling sibuk di dunia. Dan akan mampu menyerap tenaga kerja yang jumlahnya sangat banyak.

Meskipun semua ini baru dalam bentuk bayangan dan impian, tetapi bukannya hal ini tidak mungkin akan bisa diwujudkan. Aspal Buton mensubstitusi aspal impor bukanlah suatu pekerjaan yang sulit. Meskipun Indonesia sudah merdeka selama 78 tahun. Dan sudah 7 kali berganti presiden. Tetapi hilirisasi aspal Buton masih belum terwujud. Fenomena ini tidak menggambarkan sama sekali bahwa untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton itu adalah sulit. Fenomena ini hanya melukiskan bahwa sejatinya tidak ada kemauan politik dari pemerintah untuk mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton, karena kebijakan-kebijakan pemerintah adalah menggunakan aspal impor untuk pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol.

Sekarang mari kita bayangkan lagi, seandainya aspal Buton sudah mampu mensubstitusi aspal impor. Devisa negara yang sebesar Rp 22,5 triliun akan dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk mendanai pembangunan di dalam negeri, dan menggerakkan roda perekonomian Indonesia.  Padahal kita sudah tahu, bahwa kebutuhan aspal nasional itu akan tumbuh dan meningkat terus jumlahnya tiap tahun. Oleh karena itu kebijakan-kebijakan impor aspal harus segera dihentikan. Dan hilirisasi aspal Buton harus diwujudkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Setelah kita membaca tulisan ini, apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita? Mungkin akan terasa ada gejolak di dalam sanubari, dan tanda tanya besar di dalam benak kita. Semuanya itu bercampur menjadi satu menimbulkan rasa geram, marah, dan kecewa. Mengapa aspal Buton tidak digunakan sejak dulu kala untuk membangun infrastruktur jalan-jalan Tol di era pemerintahan pak Jokowi? Apa salah aspal Buton, sehingga dilupakan dan diabaikan? Apa hebatnya aspal impor, sehingga selalu dijadikan prioritas utama dan tak tergantikan? Bukankah negara kita masih bernama Indonesia? Tetapi mengapa aspal yang digunakan semuanya buatan dari negara-negara lain?.

Era pemerintahan pak Jokowi akan berakhir di akhir 2024. Dan akan digantikan oleh pemerintahan baru periode 2024 – 2029. Apakah kesalahan fatal dari pak Jokowi ini, karena tidak menggunakan aspal Buton untuk pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol, akan dilanjutkan? Sudah tentu tidak. Pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol dalam 5 tahun ke depan harus menggunakan aspal Buton. Jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Bukankah sejatinya tidak yang sulit untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton?. Sejatinya, hal ini hanya sekedar merupakan sebuah masalah pilihan politik saja. Mana yang lebih penting antara untuk kesejahteraan rakyat atau impotir aspal?.

Tetapi kalau masih banyak rakyat yang merasa ragu-ragu, dan bingung untuk memilih capres dan cawapres 2024, yang akan bisa membawa Indonesia ke tingkat yang lebih makmur dan sejahtera, maka pilihlah capres dan cawapres yang akan mampu mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Capres dan cawapres yang berani mewujudkan hilirisasi aspal Buton, pasti beliau-beliau akan berani melawan aspal impor. Dan kalau beliau-beliau ini sudah berani melawan aspal impor, maka sudah pasti beliau-beliau akan berani juga melawan segala macam dan bentuk halangan, hambatan, dan rintangan untuk membawa Indonesia menuju ke tingkat yang lebih makmur dan sejahtera. Mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu