x

Momen Presiden Jokowi silaturahmi di kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Foto Instagram-\x40puanmaharani.

Iklan

Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Kamis, 11 Januari 2024 15:33 WIB

PDIP Masih Dukung Jokowi Demi Kepentingan Elektoral?

PDIP menggelar hari ulang tahun partai ke-51 tanpa kehafdiran Presiden Joko Widodo. Istana berkilah Jokowi sedang mengadakan kunjungan kenegaraan ke luar negeri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rabu (10/1) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengadakan hari ulang tahun (HUT) partai ini ke-51. Ada yang menarik dari HUT PDIP kali ini dengan tidak hadirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan kader dari partai moncong putih tersebut. Ketidakhadiran Jokowi diungkap oleh pihak Istana karena Jokowi sedang mengadakan kunjungan kenegaraan ke luar negeri.

Tidak hadirnya Presiden Jokowi ke HUT partainya sendiri seakan semakin menunjukkan renggangnya hubungan Jokowi dengan PDIP pasca putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dicalonkan menjadi calon wakil presiden Bersama Prabowo Subianto. Padahal PDIP sudah mengumumkan akan mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Status Gibran di PDIP pun masih nampak tidak jelas berbeda dengan saudara iparnya Bobby Nasution yang dipecat PDIP setelah mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo-Gibran. Sama halnya dengan anaknya, status Jokowi di PDIP pun masih dipertanyakan oleh banyak pihak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak pengamat mengatakan posisi status Jokowi yang menggantung dilatarbelakangi alasan elektoral. Mengingat pada saat PDIP mengkritik Jokowi pada akhir tahun 2023 elektabilitas PDIP dan Ganjar pada hasil survei justru cenderung menurun. Itu disebabkan posisi PDIP dan Ganjar yang tidak jelas diantara dua narasi yang kuat yaitu keberlajutan dan perubahan.

Itu membuat PDIP harus kembali mengambil posisi mendukung Presiden Jokowi karena jika terus melanjutkan mengkritik hanya menggerus suara PDIP dan Ganjar sendiri. PDIP terlihat sekarang ini lebih mengkritik sosok Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dibandingkan mengkritisi keseluruhan program Jokowi yang disana juga terdapat campur tangan kader PDIP lain.

Jika didasarkan pada keuntungan elektoral maka kemungkinan besar Jokowi dan Gibran baru diumumkan dipecat oleh partai setelah 2024 atau tepat setelah pemilihan kepala daerah (pilkada). Dengan memecat Jokowi dan Gibran selesai pemilihan umum terakhir sebagai langkah untuk mengamankan efek ekor jas (coattail effect) sosok Jokowi yang jika sudah selesai menjabat popularitas Jokowi otomatis akan menurun dengan sendirinya.

Melihat strategi tersebut PDIP nampak memain sedikit pragmatis pada pemilu kali ini. berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya yang terkesan PDIP merupakan partai paling “idealis” dibandingkan partai-partai politik lain di Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Harrist Riansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler