"Timur tengah kabarnya menjadi medan perang"
"Teringat pepatah seorang arif bijak, jika perdamaian itu membutuhkan pengorbanan"
"Saat Epik Mahabharata para kesatria yang gugur menjadi tumbal perubahan zaman"
"Demikian juga zaman saat bangsa kita dijajah semua leluhur kita angkat senjata"
"Demi kemerdekaan bangsa, dan kesejahteraan serta keselamatan anak cucunya"
"Tapi dipikir-pikir juga, mengapa banyak juga ya yang mengorbankan orang lain?"
"Demi kedamaian mereka sendiri? Padahal hati kecil mereka tidak damai dihantui rasa bersalah"
"Kecuali bagi yang hatinya mati, berperangai bagai setan, tak tahu budi maunya untung saja"
"Sudahlah ... yang penting bangsa kita mengorbankan dirinya demi anak cucunya, tidak seperti mereka"
"Benar adanya ya ... zaman berganti penuh damai, jika ada pengorbanan manusia yang mulia berjuang demi kehidupan para penerusnya"
"Kalau timur tengah jadi sasaran para penjajah untuk melampiaskan syahwat dunia"
"Kenapa tidak negeri kita yang jadi sasaran mereka?"
"Lha kata siapa?"
"Bangsa kita tidak perlu diperangi pun, sudah bertengkar dengan sesamanya sendirinya alias otomatis lo!"
"Tinggal kasih api pemantik, bisa ribut dan kacau semua rakyat kita, itulah inginnya mereka"
"Iya ya ... sudah banyak gerakan toleransi, menghargai perbedaan, dan kerukunan"
"Kalau bangsa kita rukun, sulitlah kita untuk diusik bangsa lain, begitu ..."
"Mereka yang mau kita hancur, jadi pusing sendiri"
"Mending kita lanjut berkarya saja lah kawan!"
"Besok-besok mau bikin karya apa lagi kawan?"
Cimahi, 8 Februari 2024.
Ikuti tulisan menarik Indrian Safka Fauzi (Aa Rian) lainnya di sini.