x

Tempo.com photo collage

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Orkestrasi

Panorama cerpen, imaji mengurai sel-sel otak agar tetap sehat walafiat. Tak ada pembaca tak ada seni susastra. Jelajah imajinasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

DONGENG LANGIT.
Sentir layar terkembang cahaya pembuka.
Musik: Metal symphony adegan berkisah.

Membuka hati mencerna pikiran
Gempur dengan berbagai tanya
sekalipun tanpa jawaban.

Semafor, komunikasi alfabetis, analogi bening tak sekadar ungkapan satiris tak bermakna mengutip textbook bukan milik sendiri, tak lahir dari kejernihan penciptaan pemikiran. Apa sesungguhnya tujuan dari personal teks macam plagiat itu. Apakah mencoba mengelabui wawasan kepandiran akibat dari batas pengetahuan terbatas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teks mumpuni lahir dari pemikiran personal berinteligensi jernih, tak ingin penasaran bersinggungan dengan sesama; acapkali maklumat terlahir dari serapan empiris lantas data itu tersimpan - sel otak menyerap ke nurani "Blink!" Terbias cahaya untuk insan kamil tujuan dari pemikiran edukatif filosofis.; Tak semena-mena nyomot sana - sini. 

Lantas melemparkan pada publik pembaca, seakan - akan hasil pemikiran diri pribadi.; Ada banyak sains seluas langit. Teks lahir dari pengetahuan mumpuni terasa berbeda cermatan keterbacaannya berbanding dengan teks hasil duplikasi pemikiran tetangga sebelah, sekalipun, di bungkus dengan istilah seolah - olah keren, benar.

Sebelum menulis untuk publik atau insan kamil, sebaiknya berdoa terlebih dahulu kepada Ilahi, agar senantiasa mendapatkan cahaya pencerahan, sekalipun hanya untuk sebuah titik koma, kurang buka ataupun kurung tutup. Ilahi Maha Tahu, tujuan dari kepenulisan personal maka jernihlah hati - lapanglah pikiran.

"Aksioma tak selalu menampilkan wajahnya."
"Apa itu semacam esensi."

"Sekalipun tak serupa eksplorasi."
"Kebenaran tak selalu muncul dari esensi."

"Bisa jadi dari hipotesis alternatif."
"Muncul sebaliknya dari hipotesis argumentatif."

Menelusuri ranah pemikiran pribadi, ungkapan mampu memantik risalah optis dari ketajaman dasar pemikiran sains murni, hasil dari orientasi pencerapan panorama daya pandang, lantas empiris memberi akumulasi catatan untuk menisbikan serapan teoritis textbook.; Menampilkan kebebasan pilihan imaji murni.

Bertemu awal mula jelajah imaji, sains, rasional/positif - sains, irasional/negatif. Imaji akan memilin, memeras, menampilkan berbagai bentuk visualisasi kedalam sel otak pemilik elastisitas ruangan penyimpan lebih jauh; setelah memotret keindahan perubahan warna bunglon secara fotografis di titik kulminasi imaji, sebagai contoh.

Retina mata terbuka, sel otak merekam, bukaan diagfragma lensa kamera secara instingtif membidik "Klick!" Sekalipun menggunakan lensa autofokus. Serupa dengan jemari-jemari tengah menari menyusun bait-bait artikel, puisi, prosa roman, sesuai kebutuhan minat, pilihan.; Lahirlah personal kreator murni - bukan plagiat.

"Tak mudah. Meski terlihat, tergambar, tertulis, sebagaimana tampaknya."
"Mudah, sangat ringan tanpa beban."

"Caranya?"
"Jujur pada nurani, pikiran, dirimu. Tak ubahnya kau melihat panorama pegunungan dari sudut pandang berbeda, sebagaimana mentari mencahayai bumi setiap hari. Terlihat sama, namun, sesungguhnya tidak." 

"Serupa metamorfosis fatamorgana?"
"Sama sekali bukan."

"Oke."

***

Jakarta Indonesiana, Maret 13, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu