x

Pemaparan materi tata kostum oleh Hilmia Murtaqia Sama, S.Pd. (Dokumentasi: Tim Dokumentasi Pestarama #9).

Iklan

Anjelia Ratu Oasis

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bergabung Sejak: 28 Oktober 2023

Senin, 18 Maret 2024 09:44 WIB

Lokakarya 5 Pestarama #9: Mengenal Fungsi Tata Kostum dalam Sebuah Pertunjukkan Teater

Prodi PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menghadirkan lokakarya 5 sebagai salah satu rangkaian acara dari Pestarama #9. Lokakarya 5 salah satunya mengangkat tema "Tata Kostum" dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya yakni Hilmia Murtaqia Sama, S.Pd.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Prodi PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kembali menghadirkan lokakarya 5 sebagai salah satu rangkaian acara dari Pestarama #9. Lokakarya 5 mengangkat tema "Tata Makeup dan Tata Kostum" dengan mengundang narasumber yang kompeten di bidangnya, yakni Anisatin Nufus dan Hilmia Murtaqia Sama, S.Pd. Lokakarya 5 dilaksanakan pada hari Sabtu (09/03/2024) di Ruang Teater FITK Lantai 3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pemateri tata kostum dalam lokakarya 5 Pestarama #9 kali ini, ialah Hilmia Murtaqia Sama, S.Pd. Ia merupakan lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2013. Sejak tahun 2013 sampai sekarang, ia berkarir di industri teater sebagai penata makeup dan kostum. Selain itu, Ia juga aktif sebagai pembicara tata kostum pada lokakarya Pestarama PBSI UIN Jakarta dari tahun 2017 sampai sekarang ini. Semasa kuliahnya, ia aktif berkegiatan di UKM Teater Syahid UIN Jakarta dengan menjadi penata kostum di beberapa lakon pertunjukan. Dilihat dari pengalamannya di industri teater khususnya sebagai penata kostum, keahliannya memang sudah tidak dapat diragukan lagi ya, Restama.

Pada awal pemaparannya mengenai tata kostum, Hilmia memaparkan bahwa kostum/busana dibedakan menjadi dua, yaitu kostum/busana sehari-hari dan kostum pementasan. "Kostum sehari-hari itu kayak yang kita pakai sehari-sehari seperti atasan dan bawahan. Kostum pementasan itu yang biasanya dipakai buat pementasan atau di panggung," ujar Hilmia. Ia juga memaparkan bahwa fungsi utama tata busana atau kostum terdiri dari melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hilmia memaparkan bahwa tata kostum atau busana ialah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh, termasuk aksesoris, seperti topi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala yang melekat pada pakaian sang pemain. "Untuk menjadi seorang penata busana, tugas utamanya ialah mewujudkan kostum para aktor sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut oleh sutradara," tukas Hilmia.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa terdapat lima fungsi tata kostum dalam pementasan teater yakni sebagai berikut: pertama, mencitrakan keindahan penampilan. Kedua, membedakan satu pemain dengan pemain lain. Ketiga, menggambarkan karakter tokoh. Keempat, memberikan efek gerak pemain. Kelima, memberikan efek dramatik.

Lalu, Hilmia memaparkan satu persatu poin dari fungsi tata kostum tersebut. "Fungsi tata kostum pertama ialah mencitrakan keindahan penampilan, maksudnya pementasan teater itu suatu tontonan yang mengandung aspek keindahan," ujar Hilmia. Ia menambahkan bahwa kostum pada teater harus dibuat sedemikian rupa agar tampak lebih indah dari penampilan sehari-hari. "Fungsi tata kostum kedua ialah membedakan satu pemain dengan pemain lain, maksudnya pementasan teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan latar belakang sosialnya," jelas Hilmia. Penampilan busana yang berbeda akan menunjukkan ciri khas seorang tokoh sehingga penonton mampu mengidentifikasi dengan mudah.


"Fungsi tata kostum ketiga ialah menggambarkan karakter tokoh, maksudnya melalui busana, penonton dapat terbantu dalam menangkap karakter yang berbeda dari setiap tokoh," tukas Hilmia. Ia juga memaparkan bahwa perbedaan karakter dalam kostum dapat ditampilkan melalui model, bentuk, warna, motif, garis, dll. "Fungsi tata kostum keempat ialah memberi ruang gerak pemain, maksudnya tugas penata kostum itu memberi ruang gerak kepada pemain untuk mengekspresikan karakternya," ujar Hilmia. Contohnya yaitu para pemain opera Cina menggunakan kostum yang dirancang khusus untuk adegan peran yang akrobatik sehingga pemain lebih leluasa dalam bergerak.

Kemudian, fungsi tata kostum yang terakhir adalah memberikan efek dramatik. Maksudnya, busana harus mendukung efek dramatik dalam suatu lakon sehingga pemain dapat lebih ekspresif dan dramatis. Hilmia menjelaskan bahwa efek dramatik dapat dilihat dari gerak pemain atau perkembangan tokoh. Contohnya terdapat pada tokoh yang mengalami kejayaan pada babak awal lalu mengalami kejatuhan ataupun sebaliknya.

Pada lokakarya 5 Pestarama #9 kemarin, perwakilan peserta semester 6 di setiap kelas mempresentasikan kostum yang akan dipakai pada pertunjukan mereka. Lalu, Hilmia memberikan tanggapan dan saran mengenai kostum yang sebaiknya digunakan di pertunjukan tiap kelas. Alhasil pemaparan tata kostum pada lokakarya 5 pestarama #9 sangat seru dan interaktif.

Berdasarkan paparan materi mengenai tata kostum yang telah dipaparkan oleh Hilmia Murtaqia Sama, S.Pd., bahwa tata kostum atau busana ialah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Untuk menjadi seorang penata busana, tugas utamanya ialah mewujudkan kostum para aktor sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut oleh sutradara dan memerhatikan kelima fungsi tata kostum.

Ikuti tulisan menarik Anjelia Ratu Oasis lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler