x

Ilustrasi Media Sosial. Image dari Gerd Alatman dari Pixabay

Iklan

alffito deannofal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Februari 2024

Selasa, 19 Maret 2024 05:56 WIB

Memahami Peringatan Elon Musk dan Navigasi Masa Depan AI dengan Bijak

Kekhawatiran Elon Musk didasarkan pada konsep ‘keselarasan nilai’, yaitu kesulitan dalam memastikan bahwa tujuan AI selaras dengan nilai-nilai dan kepentingan manusia. Jika AI berkembang menjadi superinteligensi, ia berpotensi membahayakan eksistensi manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernyataan Elon Musk, “Dengan kecerdasan buatan, kita sedang memanggil setan,” menggambarkan kekhawatiran yang mendalam tentnag potensi risiko dan konsekuensi tak terduga dari teknologi kecerdasan buatan (AI). Esai yang saya buat ini akan mengeksplorasi konteks di mana pernyataan ini dibuat, implikasi dari perbandingan AI dengan ‘setan’, dan bagaimana kita dapat memahami serta merespons tantangan yang dihadirkan oleh AI.

Ketika Elon Musk menyamakan AI dengan ‘setan’, dia menyoroti sifat tidak terkendali yang mungkin dimiliki oleh AI yang sangat maju. Ini bukan hanya tentang AI yang melakukan kesalahan, tetapi tentang kemungkinan AI bertindak dengan cara yang tidak dapat diprediksi atau dikendalikan oleh pembuatnya. Analogi dengan ‘setan’ menunjukkan bahwa, seperti entitas mitologis yang kuat dan tidak terkendali, AI juga dapat melampaui batas-batas yang ditetapkan untuknya dan bertindak melawan keinginan dan kepentingan penciptanya.

Kekhawatiran Elon Musk didasarkan pada konsep ‘keselarasan nilai’, yaitu kesulitan dalam memastikan bahwa tujuan AI selaras dengan nilai-nilai dan kepentingan manusia. Jika AI berkembang menjadi superinteligensi, kesenjangan antara kemampuannya dan kemampuan kita untuk mengontrolnya bisa menjadi sangat besar, sehingga berpotensi membahayakan eksistensi kita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam perbandingan dengan ‘setan’ juga bisa dilihat sebagai hiperbola yang dirancang untuk menarik perhatian pada masalah serius. Dengan menggunakan metafora yang kuat, Elon Musk ingin memastikan bahwa risiko AI dipertimbangkan dengan serius oleh pembuat kebijakan, peneliti, dan publik. Dia mendorong diskusi yang lebih luas tentang etika AI, tanggung jawab, dan regulasi yang diperlukan untuk mengarahkan pengembangan AI ke arah yang aman dan bermanfaat.

Untuk merespons tantangan ini, kita perlu pendekatan multi-disiplin yang melibatkan ahli etika, ilmuwan komputer, hukum, dan pemangku kepentingan lainnya. Kita harus mengembangkan kerangka kerja etis dan hukum yang kuat untuk mengatur AI, memastikan transparansi dalam pengambilan keputusan AI, dan mempromosikan penelitian yang bertanggung jawab. Selain itu, pendidikan dan kesadaran publik tentang AI sangat penting agar masyarakat dapat terlibat dalam dialog yang berarti tentang masa depan teknologi ini.

Kesimpulannya, pernyataan Elon Musk adalah panggilan bangun untuk mengakui potensi bahaya dari AI yang tidak terkendali. Meskipun analoginya mungkin dramatis, pesan intinya adalah bahwa kita harus bertindak dengan hati-hati dan bertanggung jawab saat kita menjelajahi kemungkinan yang ditawarkan oleh AI. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaboratif, kita dapat memastikan bahwa AI berkembang sebagai kekuatan untuk kebaikan, bukan sebagai ‘setan’ yang kita takuti.

*) Artikel Ini Merupakan Tugas Kuliah Mata Kuliah Komunikasi Digital Prodi Produksi Media. Dengan Dosen Pengampu Rachma Tri Widuri, Sos.,M.Si.

Ikuti tulisan menarik alffito deannofal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu