Manipulasi Ego Ideal dalam Film Menurut Kajian Filsafat Psikoanalitik Lacanian

Senin, 25 Maret 2024 15:31 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagaimana ego ideal terbentuk dalam proses manipulasi film menurut the great triad lacanian?

Aryadika Kusuma

2024

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap kali kita melihat acara serial TV atau film-film, sering kali kita merasa bahwa subjek dalam acara atau film tersebut sebagai representasi diri kita yang ideal.Spontanitas kita dalam merangkap sosok ideal yang ada di layar tersebut merupakan lackness atau dorongan alam bawah sadar sebagai hasrat pemenuhan kekurangan kita sebagai subjek.

Kejadian itu sebenarnya sesuatu yang bisa kita rasakan dan sering kita alami, tetapi hal itu terjadi begitu saja tanpa kita sadari sepenuhnya. Mungkin hal ini membuat kita bertanya-tanya, kenapa sebagian besar orang mengalami hal ini?

Ini sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar. Jika kita memulai analisis ini dalam perspektif Lacanian dengan the great triad-nya, tentu kita akan mulai menyadari dan mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi. The great triad Lacanian terbentuk atas tiga tatanan yaitu tatanan rill, tatanan imajiner dan tatanan simbolik. Ketiga hal itu merupakan pondasi dasar yang akan selalu dilewati dan dirasakan oleh semua manusia.

Bentuk proses dari melewati the great triad lacanian ini bisa kita lihat dari bayi, bayi adalah bentuk sempurna dalam pembentukan subjek lacanian atau subjek yang melewati the great triad lacanian. Pada umur awal bayi berada di fase tatanan imajiner, dalam fase ini bayi akan mengalami fase ke akuan, yang secara harfiah bayi belum bisa mengkultuskan dirinya sendiri. Bayi belum memahami antara aku dan dia, semua hal yang ada dalam diriku dan sekitarku adalah aku.

Dalam film, bayi sebagai proses tatanan imajiner ini bisa dianalogikan sebagai bioskop. Dalam tatanan imajiner ini semua di penuhi dengan fantasi yang akan menjadikannya sebagai ego ideal, tontonan atau serial yang kita lihat akan menjadi sesuatu yang kita dambakan dan akan menjadi representasi ego ideal kita secara personal.

Contoh, ketika kita menonton film The King of Comedy yang di perankan oleh Stephen Chow, kita akan merasa bahwa karakter yang diperankan Chow adalah sosok ideal yang sangat kita inginkan atau kita ingin memiliki dan mendambakan karakteristik karakter tersebut. Inilah bentuk dari proses pembentukan ego ideal yang dimaksud bahwa film sebagian besar dapat memanipulasi ego kita untuk berkembang biak, fantasi-fantasi yang dihadirkan secara visual membuat para penonton menganggap bawah sosok dalam film tersebut sebagai dirinya yang super ideal.

Bagikan Artikel Ini
img-content
blessed man

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
Lihat semua