Pada bulan Mei mendatang, Indonesia akan menjadi tuan rumah dari World Water Forum, atau diterjemahkan sebagai Forum Air Sedunia. Forum ini memainkan peranan yang sangat penting mengingat air merupakan salah satu hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan setiap manusia.

         Kita ketahui bersama bahwa akses terhadap air yang sehat dan bersih masih menjadi permasalahan yang cukup serius, termasuk di Indonesia. Selain itu, tidak sedikit masyarakat yang membuang limbah rumah tangga maupun pabrik ke sungai ataupun danau, mengakibatkan tercemarnya sumber air tersebut.

         Oleh karena itu, pada tahun ini, Indonesia terpilih untuk menjadi tuan rumah dari World Water Forum. Beberapa hari lalu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, berkolaborasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimoeljono dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, untuk mendiskusikan segala kesiapan yang dimiliki Indonesia dalam menunjang kegiatan internasional ini. Menurut saya, ini adalah hal yang baik, mengingat sebagai tuan rumah ajang internasional, tidak sepantasnya Indonesia mengecewakan tamu mancanegara yang hadir.

           Oh ya, ada satu hal yang tidak kalah unik di dalam acara internasional ini. Apabila pada ajang internasional lain, seperti KTT G20, KTT ASEAN, maupun KTT Archipelagic and Island States Forum (KTT Negara Kepulauan) tidak ada seksi yang terbuka bagi pemuda, pada World Water Forum, terdapat kategori Youth yang dapat diikuti oleh pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia maupun dunia. Para pemuda-pemudi ini akan mengikuti konferensi sesuai dengan subtopik yang telah mereka pilih sebelumnya. Apabila kurang tertarik untuk mengikuti konferensi dan gemar melakukan peliputan dan/atau memiliki rekomendasi resmi dari pimpinan redaksi, ada pula kesempatan bagi jurnalis dari Indonesia maupun dunia untuk meliput ajang ini.  Jurnalis dapat mendaftar pada tautan https://media.worldwaterforum.org/id. World Water Forum akan diselenggarakan di Pulau Dewata pada tanggal 18-25 Mei 2024.

          Akhir kata, saya berharap kesetaraan terhadap akses air yang bersih dan higienis dapat menjadi kesadaran semua pihak di dunia dapat sesegera mungkin terwujud. Selain itu, semoga semakin banyak masyarakat di dunia yang tergerak hatinya untuk menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan atau kerja bakti membersihkan selokan. Hal ini sangat diperlukan untuk meminimalisir bencana-bencana hidrometeorologis yang tidak diinginkan.

Ikuti tulisan menarik Joseph Hiwakari lainnya di sini.