Animalgination, Ekspresi dan Pengejawantahan Visual Kegelisahan Bayu Aji Soal Lingkungan
Rabu, 27 Maret 2024 19:04 WIBDi samping itu Bayu Ayijuga berkolaborasi menggandeng perupa Bagus Panuntun mengusung karya instalasi interaktif bertajuk Instuination, mix media, berupa cat minyak dan akrilik di atas kardus, dan audio.
Di tengah langkanya gelaran pameran grafis di Indonesia perupa Herlambang Bayu Aji menggelar karya seni grafis bertajuk Animalgination di De Warisan Art & Curio Gallery, Kota Lama Semarang.
Perupa, dalang, cum pemusik asal Solo ini menaja 30 karya seni grafis cukil Lino dengan teknik cukil habis menggunakan cat minyak di atas kertas. Karya-karyanya ini diproduksi distudionya di Berlin dipersiapkannya kurang lebih setengah tahun.
Helat pameran yang berlangsung dari 17-31 Maret 2024 ini juga diramaikan dengan penampilan musik dan diskusi bertema Seni Sebagai Media untuk Merespon Isu Sosial dan Ruang Hidup dengan pemantik. Herlambang Bayu Aji, Yvonne Sibuea dan Pujo Nugroho.
Sebelumnya perupa yang juga menekuni seni wayang dan kini bermukim di Berlin, Jerman ini menggelar karya seni grafisnya di Rumah Budaya Malik Ibrahim, Sidoardjo, Jawa Timur. Dalam gelaran pameran di De Warisan Gallery ini Bayu Aji menaja sekira 30 karya grafisnya berupa ukisan, mural, instalasi 3D, hingga karya partisipatif yang melibatkan pengunjung untuk turut berpartisipasi dan berinteraksi .
Di samping itu Bayu Ayijuga berkolaborasi menggandeng perupa Bagus Panuntun mengusung karya instalasi interaktif bertajuk Instuination, mix media, berupa cat minyak dan akrilik di atas kardus, dan audio.
Menurut Bayu Aji yang juga kreator Wayang Raja Kaya ini tajuk pameran ini diusung dari dua suku kata yaitu animal dan imagination yang punya makna binatang atau hewan imajinatif.
Semua tersebab Bayu Aji memiliki keresahan yang sama yakni terkait lingkungan. Untuk itulah seluruh karya yang ditampilkan mengusung tema : “Animalgination”.
“Dalam pameran ini saya memajang karya saya berupa sosok-sosok binatang rekaan . Animalgination juga ingin mengingatkan kita betapa kondisi saat ini sangat memengaruhi bumi. Ini adalah tanggung jawab kita untuk menjaga bumi kita,” ujar Bayu Aji.
Bayu menandaskan karya-karyanya yang diciptakan di studionya di Berlin ini memang merupakan ekspresi dan pengejawatahannya terhadapap kekhawatiran terhadap pemanasan global yang terjadi. Bayu sagat percaya dan yakin perubahan atau evolusi di bumi yang diakibatkan pemanasan global salah satunya.
“Contoh paling nyata itu pada Corona yang merupakan hal baru dan cepat bermutasi. Beberapa macam binatang juga ada yang sudah punah, ada juga spesies baru. Misi saya sebagai seniman tentunya untuk mengingatkan kita semua untuk mengambil peran untuk mengatasi pemanasan global ini, ” bebernya.
https://www.indonesiana.id/images/all/2024/03/27/f202403271404019.jpg
Sementara Dr Andi Setiawan dalam pengantarnya “Animalgination, Persilangan rupa, Sebuah peringatan mengatakan, karya Herlambang Bayu Aji ini mengingatkan kita kepada karakter-karakter hibriditas yang muncul dalam mitologi dari seluruh penjuru dunia.
“Karakter persilangan antar mahluk muncul hampir di semua peradaban, baik antara hewan dan manusia, maupun antar hewan. Kita bisa melihat mulai dari peradaban di Yunani, Romawi, Mesir, India, Mesopotamia, hingga Maya dan Inca. Pengaruhnya pun juga merembes ke Nusantara,” ujar Andi Setiawan.
Contohnya, lanjut Andi, sosok dewa-dewa Hindu dan tokoh pewayangan kaya dengan mahluk hibrida semacam ini. Ambil contoh Dewa Ganesha dan tokoh Aswatama. Kemunculan karakter hibrida tersebut bisa jadi dimaknai sebagai keinginan batin manusia saat berimajinasi tentang kekuatan-kekuatan adikodrati.
“Manifestasinya diwujudkan dengan mengambil perwajahan hewan dan manusia, lantas sedemikian rupa mengolahnya hingga muncul menjadi karakter-karakter hibrida. Sebuah imajinasi akan kekuatan-kekuatan yang berbeda yang menyatu dalam tubuh baru. Tubuh persilangan,” beber Andi.
Menurut Andi sepertinya ide imajinasi persilangan ini juga menjadi latar karya Bayu. Bukan tentang kekuatan adikodrati, namun lebih ke persilangan identitas. Menilik perjalanan Bayu berpindah dari Indonesia ke Jerman, tentunya dia mengalami perjumpaan dengan berbagai karakter manusia. Pengalaman tersebut mewujud dalam makluk-makluk hibrida.
“Tubuh hewan dalam karya seninya mewakili karakteristik dan identitas yang berkembang yang diadopsi individu sepanjang hidup mereka, memberikan gambaran sekilas tentang kekuatan transformatif dalam beradaptasi dengan perspektif baru,” terang Andi.
Namun dalam cakrawala yang lebih luas, lanjut Andi, khususnya kondisi lingkungan dunia hari ini, karyakarya tersebut bisa pula dimaknai sebagai sebuah peringatan. Saat kondisi ekologi bumi makin rusak karena ancaman krisis iklim, maka berbagai polusi air, tanah maupun udara telah merusak kondisi ekosistem dan seluruh makluk hidup di dalamnya. Mutasi sangat dimungkinkan terjadi, termasuk diantaranya terhadap binatang. Mutasi secara berlahan akan mempengaruhi bagaimana rupa binatang.
“Karya-karya Bayu tentu saja tidak hadir sebagai visualisai arah mutasi hewan di masa depan. Namun bisa jadi merupakan sebuah peringatan, betapa tindakan kita hari ini terhadap bumi, akan mempengaruhi kondisi bumi di kemudian hari.Menjaga bumi hari ini, merupakan laku tanggung jawab kita untuk masa depan bumi, ” ujar Andi mengingatkan.
Kehadiran pameran seni grafis Herlambang Bayu Aji ini diharapkan membawa angin segar dan menjadi pematik para penekun grafis untuk unjuk karya. Harapannya eksistensi seni grafis ke depan bisa makin mengemukamakin diapresiasi dan mengkhalayak. Semuanya tentu tergantung kepada pekarya seni grafis mengeksplorasi dan mengomunikasikan kepada masyarakat. Jika potensi seni grafis dapat diaktualkan dan memberi kontribusi dalam panggung kehidupan, niscaya karya rupa grafis akan memasyarakat.
Semarang 27 Maret 2024
Christian Heru Cahyo Saputro, Jurnalis dan Pengamat Seni Rupa Tinggal di Semarang
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Ditampart “Hysteria” Mencipta Ruang Panggung Ekspresi dan Apresiasi Publik Seni
Senin, 3 Juni 2024 08:37 WIBWayang Potehi Sanggar Fu He An dari Jombang Pentas di Markas Unesco, Paris
Sabtu, 25 Mei 2024 19:12 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler