Puisi Kematian

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Melatih dan mempersiapkan diri sebelum ajal menjemput menuju pengadilan Tuhan. Tak seorangpun bisa mengelak, membela dan menolong, kecuali diri sendiri.

Adalah sekat pembatas tipis
Pintu masuk menuju pengadilan Tuhan

Ia bukanlah tidur panjang
Seperti yang selama ini dipahami
Bukan itu!

Dari Dia kita berasal mula
Untuk apa kita hadir di alam semesta?
Dan, akan kembali kepada Dia pula
Pada akhirnya ...

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebab, di alam semesta ini
Kita dilahirkan, dihidupkan dan dibangkitkan
Setelah melalui kematian ...

Acapkali kita hanya bisa membunyikan ucapan
Namun, betapa kering dan kosongnya memaknainya

Pada sistuasi kondisi dimanakah saat ini kita berada?

Apakah di posisi ruang asbun?
Bisa membunyikan, tak mengerti dengan apa yang dibunyikan

Apakah di posisi ruang tahu
Berpengetahuan saja, namun tak membuat jalan hidup
Menjadi lebih baik?

Apakah masih di posisi ruang paham
Yang hanya mengerti tanpa dibarengi oleh tindakan?

Ataukah sudah di posisi ruang kesadaran
Yang akan mampu merubah kehidupan
Menuju keseimbangan di segala aspek hidup?

Melatih dan mempersiapkan dirilah
Sebelum ajal menjemput menuju pengadilan Tuhan
Yang tak seorangpun bakal mengelak, membela dan menolong
Kecuali diri kita sendiri, di atas rekam jejak sepanjang hidup di dunia

Kebajikan ataukah keburukan yang mendominasi perilaku kita?

 

***** 

Kota Malang, April di hari ketiga belas, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

Bagikan Artikel Ini
img-content
sucahyo adi swasono

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

1 Pengikut

img-content

Kedaulatan Tuhan yang Dilupakan

Sabtu, 20 Juli 2024 14:53 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua