x

Presiden Tersenyum

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Senin, 22 April 2024 13:56 WIB

Tinjauan Harga Aspal Impor di Dua Periode Pemerintahan Jokowi

Apakah pemerintah akan berperan hanya sebagai penonton saja, daripada mau untuk berperan aktif sebagai tokoh utama dari kisah drama kenaikan harga aspal ini? Adapun, aspal Buton sudah tidak peduli lagi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pak Jokowi dilantik untuk pertama kali sebagai Presiden RI ke-7 pada tanggal 20 Oktober 2014. Menurut data dari Maryland Asphalt Index, pada bulan Oktober 2014 harga aspal minyak adalah sebesar US$ 620 per ton. Untuk meninjau dan memonitor fluktuasi harga aspal minyak impor dari tahun ke tahun, Maryland Asphalt Index merupakan sumber informasi dan data yang diyakini dapat dipercaya.

Tetapi harga pada Maryland Asphalt Index ini tidak mencerminkan harga aspal impor yang sesungguhnya di Indonesia. Sebagai contoh, harga aspal minyak menurut Maryland Asphalt Index pada bulan April 2024 adalah sebesar US$ 597.50 per ton. Sedangkan menurut data dari Tokopedia harga aspal Pertamina untuk bulan April 2024 adalah sebesar Rp 1.875.000 per drum. Apabila berat 1 drum adalah 155 kg, maka harga aspal minyak di dalam negeri adalah Rp 12.096.774 per ton.

Asumsi kurs Dollar adalah pada saat ini adalah Rp 16.400 per Dollar. Maka harga aspal menurut Maryland Asphalt Index adalah sebesar Rp 9.813.340 per ton. Dengan demikian harga aspal minyak di Indonesia Rp 2.283.434 per ton lebih mahal daripada harga menurut data dari Maryland Asphalt Index. Sedangkan Indonesia mengimpor aspal sebesar 1,5 – 2 juta ton per tahun. Berarti besar selisihnya cukup besar dan signifikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Informasi di atas hanya merupakan gambaran dan ilustrasi saja bahwa harga aspal menurut Maryland Asphalt Index tidak apple to apple dengan harga aspal impor di Indonesia. Data-data ini hanya untuk menunjukkan tren dari fluktuasi harga aspal dari tahun ke tahun di dalam pemerintahan dua periode pak Jokowi.

Pada awal tahun 2015, pak Jokowi menginstruksikan kepada semua jajaran kementerian-kementerian terkait untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton. Pada bulan Januari 2015, harga aspal menurut Maryland Asphalt Index adalah sebesar US$ 572.50 per ton. Tetapi pada bulan Desember 2015, harga aspal turun cukup rendah ke harga US$ 411.25 per ton. Mungkin dengan alasan bahwa sekarang harga aspal sudah dianggap murah sekali, maka instruksi pak Jokowi untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton sudah tidak dianggap penting lagi. Dan sudah bisa diabaikan.  

Pada tahun 2016, harga aspal anjlog ke harga terendah. Harga rata-rata di sekitar US$ 350 per ton. Mungkin ini adalah penjelasan mengapa harga aspal Buton ekstraksi tidak akan mungkin bisa bersaing dengan harga aspal impor, karena harga aspal impor sangat rendah sekali.

Harga aspal impor yang rendah ini naik secara berlahan-lahan, tetapi pasti di tahun 2017. Pada bulan Januari 2017, harga aspal sebesar US$ 330 per ton. Sedangkan pada bulan Desember 2017, harga aspal adalah sebesar US$ 396.67 per ton. Harga ini masih dianggap cukup murah, sehingga potensi aspal Buton yang sangat besar untuk mensubstitusi aspal impor sudah dianggap tidak ekonomis dan realistis.

Waktu terus berlalu, dan harga aspal mulai bergerak naik cukup tinggi di tahun 2018. Dari US$ 400 per ton di bulan Januari, naik ke US$ 555 per ton di bulan Juli, dan menurun sedikit menjadi US$ 530 per ton di bulan Desember. Dengan adanya kecenderungan naik harga aspal ini, maka seharusnya pemerintah tidak merasa terlena lagi dengan zona nyaman harga aspal yang murah ini. Pemerintah sudah harus siap siaga dan waspada dengan akan adanya kemungkinan harga aspal yang terus naik.

Ternyata pada tahun 2018, harga aspal cukup stabil dan terkendali di harga rata-rata US$ 480 per ton. Pemerintah bisa menarik napas panjang. Karena harga aspal tidak terus naik, dan masih dianggap cukup aman. Padahal harga US$ 480 per ton ini, apabila dibandingkan dengan harga pada tahun 2016, kenaikannya cukup lumayan tinggi. Kelihatannya pemerintah tidak cukup jeli, dan tidak mau ambil pusing, untuk mengantisipasi kenaikan harga aspal di masa yang akan datang.

Pada tahun 2019, tidak ada kenaikan harga yang mencolok. Harga rata-rata aspal tetap masih berkisar US$ 480 per ton. Dan pada tahun 2020, malah terjadi penurunan harga yang menggembirakan, dimana harga aspal pada bulan Desember 2020 adalah sebesar US$ 385 per ton. Dengan harga ini, maka potensi untuk mengembangkan aspal Buton akan semakin terpuruk. Dan aspal Buton tidak mungkin lagi akan dapat bersaing dengan harga aspal minyak.

Pemerintah yang sudah berada di dalam zona nyaman cukup lama, dan tiba-tiba dikejutkan dengan adanya kenaikan harga aspal yang lumayan tinggi. Harga rata-rata aspal pada tahun 2021 naik menjadi US$ 510 per ton. Kenaikan harga ini telah dipicu dengan terjadinya konflik perang antara Rusia dan Ukraina yang telah menyebabkan harga minyak bumi dunia naik secara signifikan.

Dengan terjadinya konflik perang antara Rusia dan Ukraina, harga aspal naik sangat tinggi. Puncaknya pada bulan Agustus 2022, dimana harga aspal mencapai US$ 795 per ton. Melihat fakta ini, kelihatannya pemerintah mulai berpikir untuk mau beralih kembali kepada aspal Buton. Tetapi mungkin pemerintah masih ragu, bahwa kemungkinan perang antara Rusia dan Ukraina akan segera berakhir, dan harga aspal akan turun kembali ke harga normalnya di US$ 400 – 500 per ton. Sehingga pemerintah tidak mau berbuat apa-apa di dalam situasi yang krisis dan genting ini.

Ternyata dugaan pemerintah meleset. Harga aspal akan turun tidak menjadi kenyataan. Justru harga aspal naik lagi mencapai kestabilannya sebesar US$ 620 per ton di tahun 2023. Kelihatannya pemerintah masih berharap banyak bahwa harga aspal akan turun lagi. Padahal harga aspal sebesar US$ 620 per ton sudah merupakan alarm dan lampu merah, bahwa seharusnya pemerintah harus segera berpaling ke aspal Buton.

Pada tahun 2024, harga aspal mulai stabil di harga US$ 600 per ton. Tetapi ini bukan merupakan harga yang ideal dan bagus, karena harga ini telah dipicu dengan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina. Sayangnya pemerintah masih belum sadar, dan mampu berbuat apa-apa untuk mengantisipasi harga aspal yang tinggi ini. Padahal, sejatinya harga ini adalah harga yang sangat mahal sekali, apabila dibandingkan dengan harga aspal pada tahun 2016; yaitu sebesar US$ 350 per ton.

Di tahun 2024 sekarang ini, sedang terjadi konflik di Timur Tengah, dimana ada potensi besar perang antara Iran dengan Istrael. Harga aspal sekarang US$ 600 per ton. Ada kemungkinan, apabila perang antara Iran dan Israel benar-benar akan terjadi, maka harga aspal akan naik menjadi U$ 800 per ton. Apakah pemerintah Indonesia sudah siap untuk mengantisipasi kemungkinan hal buruk ini akan terjadi? Kurs Dolar terhadap Rupiah sekarang sudah di atas Rp 16.000. Apakah pemerintah akan berperan hanya sebagai penonton saja, daripada mau untuk berperan aktif sebagai tokoh utama dari kisah drama kenaikan harga aspal ini? Adapun, aspal Buton sudah tidak peduli lagi.    

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB