Sejarah Perkembangan dan Ragam Bahasa Indonesia
Kamis, 14 November 2024 14:55 WIB
Ragam Bahasa Indonesia merujuk pada variasi penggunaan bahasa yang muncul dalam berbagai konteks komunikasi di masyarakat. Bahasa Indonesia memiliki ragam yang beragam, yang dapat dibedakan berdasarkan situasi, tujuan, latar belakang sosial, dan pengaruh budaya. Beberapa ragam bahasa Indonesia yang umum ditemukan antara lain:\xd\xd\xd \xd\xd\xd Bahasa Baku: Bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti dalam pemerintahan, pendidikan, media massa, dan dokumen resmi. Bahasa baku memiliki aturan tata bahasa yang ketat dan penggunaan kata yang tepat.\xd\xd\xd Bahasa Gaul: Bahasa yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh kelompok masyarakat tertentu, terutama kalangan remaja. Ciri khas bahasa gaul adalah penggunaan kata-kata atau frasa yang tidak baku, serta pengaruh slang atau bahasa asing.\xd\xd\xd Bahasa Melayu: Meskipun Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu serumpun, ragam Bahasa Melayu digunakan lebih luas di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Meskipun ada kesamaan, terdapat perbedaan dalam kosakata dan pengucapan.\xd\xd\xd Bahasa Daerah: Indonesia memiliki banyak bahasa daerah, seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Batak. Meski Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa penghubung antar daerah, bahasa daerah tetap penting dalam kehidupan sosial masyarakat dan kebudayaan.\xd\xd\xd Bahasa Teknik/Ilmiah: Ragam bahasa ini digunakan dalam konteks akademik, profesional, atau teknis, seperti di bidang medis, teknologi, atau hukum. Kata-kata yang digunakan lebih spesifik dan terkadang bersifat teknis.\xd\xd\xd Bahasa Resmi: Digunakan dalam dokumen resmi, surat, atau dalam kegiatan pemerintahan. Biasanya lebih formal dan mengikuti aturan tata bahasa yang ketat.\xd\xd\xd Bahasa Lisan dan Tulisan: Bahasa Indonesia juga dapat dibedakan berdasarkan medium komunikasinya. Bahasa lisan lebih fleksibel dan seringkali lebih santai, sedangkan bahasa tulisan lebih terstruktur dan cenderung formal.\xd\xd\xd Keberagaman ragam bahasa ini mencerminkan dinamika sosial budaya Indonesia yang sangat luas, dengan setiap ragam memiliki peran penting sesuai dengan konteks penggunaannya.
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang dipengaruhi oleh situasi, tempat, tujuan, atau hubungan antara pembicara dengan lawan bicara. Ragam bahasa muncul karena adanya kebutuhan untuk menyesuaikan penggunaan bahasa dalam konteks tertentu sehingga lebih mudah dipahami dan efektif dalam komunikasi.
Ragam bahasa bisa dikategorikan berdasarkan beberapa faktor:
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi:
o Ragam Bahasa Formal: Digunakan dalam situasi resmi atau formal, seperti pidato kenegaraan, surat resmi, atau diskusi ilmiah.
o Ragam Bahasa Nonformal: Digunakan dalam situasi santai atau informal, seperti percakapan sehari-hari atau komunikasi dengan teman.
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Media:
o Ragam Lisan: Bahasa yang diucapkan langsung, seperti dalam percakapan atau pidato.
o Ragam Tulis: Bahasa yang dituangkan dalam bentuk tulisan, seperti pada surat, artikel, atau esai.
3. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang Keahlian:
o Ragam Bahasa Ilmiah: Menggunakan istilah khusus dan struktur kalimat yang tepat untuk membahas topik ilmiah.
o Ragam Bahasa Jurnalistik: Bahasa yang dipakai dalam dunia jurnalistik, biasanya singkat, padat, dan mudah dipahami oleh publik.
4. Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah:
o Dialek atau logat yang berbeda-beda sesuai dengan asal daerah, misalnya dialek Jawa, Sunda, atau Minangkabau.
5. Ragam Bahasa Berdasarkan Tingkat Sosial:
o Variasi bahasa yang dipengaruhi oleh tingkat sosial, seperti bahasa yang digunakan oleh kalangan akademisi atau bahasa gaul di kalangan remaja.
Jenis-jenis ragam bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek berikut:
1. Berdasarkan Situasi atau Keformalan:
o Ragam Bahasa Formal: Dipakai dalam situasi resmi atau serius, seperti pidato kenegaraan, diskusi ilmiah, dokumen hukum, atau rapat formal.
o Ragam Bahasa Informal: Digunakan dalam suasana santai atau akrab, seperti percakapan sehari-hari, obrolan dengan teman, atau komunikasi keluarga.
2. Berdasarkan Media atau Saluran:
o Ragam Lisan: Bahasa yang disampaikan secara langsung melalui ucapan, misalnya dalam dialog, ceramah, atau pidato.
o Ragam Tulis: Bahasa yang dituangkan dalam bentuk tulisan, seperti artikel, surat, esai, atau laporan.
3. Berdasarkan Bidang atau Keahlian:
o Ragam Bahasa Ilmiah: Menggunakan istilah teknis dan gaya bahasa formal yang sesuai untuk bidang ilmiah, misalnya dalam jurnal akademik atau laporan penelitian.
o Ragam Bahasa Hukum: Bahasa khusus yang digunakan dalam konteks hukum, sering kali memiliki terminologi yang baku dan formal.
o Ragam Bahasa Sastra: Ragam yang digunakan dalam karya sastra, seperti novel, puisi, atau cerpen, dengan gaya bahasa yang kreatif dan ekspresif.
o Ragam Bahasa Jurnalistik: Digunakan dalam media massa, seperti koran, majalah, atau situs berita; gaya bahasanya informatif dan mudah dipahami.
o Ragam Bahasa Bisnis: Digunakan dalam konteks bisnis atau komersial, seperti dalam rapat bisnis, laporan keuangan, atau perjanjian kontrak.
4. Berdasarkan Daerah atau Dialek:
o Ragam Bahasa Daerah: Merujuk pada variasi bahasa yang dipengaruhi oleh latar belakang daerah, misalnya dialek Jawa, Sunda, Minangkabau, atau Batak.
5. Berdasarkan Tingkat Sosial atau Status Pengguna:
o Ragam Bahasa Baku: Bahasa yang mengikuti aturan tata bahasa yang resmi dan digunakan dalam situasi formal atau resmi.
o Ragam Bahasa Tidak Baku: Bahasa yang lebih fleksibel dan sering digunakan dalam percakapan santai, dengan struktur yang lebih bebas.
o Ragam Bahasa Gaul atau Slang: Bahasa yang berkembang di kalangan tertentu, terutama di kalangan remaja, dengan kosakata atau ungkapan yang khas dan sering berubah sesuai tren.
6. Berdasarkan Tingkat Keakraban atau Hierarki:
o Ragam Bahasa Kasual: Dipakai dalam percakapan antara teman dekat atau keluarga.
o Ragam Bahasa Resmi: Digunakan dalam situasi yang melibatkan orang yang lebih tinggi statusnya, seperti guru atau atasan.
Kata baku berfungsi sebagai standar bahasa yang digunakan untuk memperjelas dan menyamakan pemahaman dalam komunikasi resmi atau formal. Fungsi utama kata baku adalah:
1. Menyamakan Pemahaman: Kata baku memiliki aturan yang jelas sehingga memudahkan orang dari berbagai latar belakang untuk memahami makna yang sama.
2. Meningkatkan Keformalan dan Keprofesionalan: Penggunaan kata baku mencerminkan keseriusan, terutama dalam situasi formal seperti dokumen resmi, laporan, atau karya ilmiah.
3. Mendukung Aturan Bahasa yang Benar: Kata baku mengikuti kaidah bahasa yang ditetapkan, menjaga kelestarian dan keseragaman bahasa.
4. Meminimalisir Ambiguitas: Kata baku mengurangi risiko salah tafsir, karena makna dan penggunaannya telah disepakati dalam aturan bahasa yang berlaku
Contoh ragam bahasa baku dan formal yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah pada pengumuman resmi di tempat umum. Misalnya:
“Para pengunjung diharapkan untuk tidak merokok di area ini demi kenyamanan dan kesehatan bersama.”
Dalam kalimat ini:
• Bahasa baku: Semua kata yang digunakan mengikuti aturan ejaan dan tata bahasa yang benar, misalnya "diharapkan," "merokok," "kenyamanan," dan "kesehatan."
• Bahasa formal: Gaya penyampaian kalimatnya sopan, jelas, dan resmi, cocok untuk situasi umum dan melibatkan khalayak luas.
Contoh ini menunjukkan penggunaan bahasa yang terstruktur, mengikuti kaidah yang benar, dan memberikan kesan formal yang menghormati para pembaca atau pendengar
Laras bahasa adalah variasi atau gaya penggunaan bahasa yang disesuaikan dengan konteks tertentu, terutama berkaitan dengan bidang atau situasi komunikasi. Laras bahasa dipengaruhi oleh tujuan komunikasi, hubungan antara pembicara dan pendengar, serta topik atau bidang yang dibicarakan.
Laras bahasa mencakup pilihan kata, gaya penyampaian, dan struktur kalimat yang relevan dengan konteks. Misalnya, bahasa dalam dunia akademik berbeda dari bahasa jurnalistik, bisnis, hukum, atau bahasa sehari-hari.
Beberapa jenis laras bahasa meliputi:
1. Laras Ilmiah: Digunakan dalam tulisan atau pembicaraan akademik dan ilmiah, sering menggunakan istilah teknis dan kalimat yang kompleks.
2. Laras Jurnalistik: Dipakai dalam media massa seperti koran atau majalah, biasanya ringkas, informatif, dan mudah dipahami.
3. Laras Hukum: Mengandung banyak istilah hukum dan kalimat yang baku serta resmi untuk menghindari ambiguitas dalam dokumen atau persidangan.
4. Laras Sastra: Gaya bahasa yang kreatif dan ekspresif, banyak digunakan dalam karya sastra seperti puisi atau novel.
5. Laras Bisnis: Menggunakan kata-kata yang relevan dengan dunia ekonomi atau perdagangan, sering kali formal dan persuasif.
Laras bahasa penting untuk menyesuaikan komunikasi agar lebih tepat dan efektif dalam mencapai tujuan di setiap bidang tertentu.
Penelitian ini dilatar belakangi Sejarah perkembangan dan ragam bahasa Indonesia merupakan aspek penting dalam memahami warisan budaya dan evolusi sosial Indonesia. Bahasa Indonesia, sebagai bahasa resmi dan lingua franca di Indonesia memiliki sejarah perkembangan yang panjang dan beragam. Sejak zaman kolonial hingga era modern, bahasa ini telah mengalami evolusi yang menarik, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya, sejarah, dan dinamika sosial masyarakat Indonesia. Sebagai bahasa yang digunakan secara luas di berbagai lapisan masyarakat, pemahaman akan sejarah perkembangan dan ragam bahasa Indonesia menjadi penting untuk memahami identitas linguistik dan budaya Indonesia.
Meskipun bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan, masih terdapat tantangan dalam pemahaman sejarah perkembangan dan ragam bahasa ini. Banyak generasi muda mungkin tidak sepenuhnya memahami bagaimana bahasa ini berkembang dari masa ke masa, dan bagaimana berbagai faktor sejarah dan budaya telah memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia saat ini. Kurangnya pemahaman ini dapat menghambat kemampuan masyarakat untuk memahami warisan linguistik dan budaya mereka dengan baik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan upaya yang berkelanjutan untuk mengidentifikasi sejarah perkembangan dan ragam bahasa Indonesia. Penelitian dan dokumentasi yang mendalam mengenai perkembangan bahasa ini dari zaman kolonial hingga masa kini perlu dilakukan. Selain itu, perlu juga adanya upaya edukasi yang lebih luas di kalangan masyarakat mengenai pentingnya memahami sejarah bahasa mereka. Pendidikan formal dan non-formal yang mencakup aspek sejarah bahasa Indonesia harus diperkuat dan diperluas.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu termasuk rumpun bahasa Austronesia yang telah digunakan sebagai Lingua franca di Nusantara sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya.
Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunannya.
Selain Melayu pasar terdapat pula istilah Melayu tinggi. Pada masa lalu bahasa Melayu tinggi digunakan kalangan Keluarga Kerajaan di sekitar Samudra, Melaya dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif bahasa Melayu pasar.
Penamaan istilah "bahasa Melayu" telah dilakukan pada masa sekitar 683 - 686 Masehi yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu kuno dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya, kerajaan Maritim yang Berjaya pada abad ke-7 dan ke-8.
Awal penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau dasarkan dari bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut :
Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau pihak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu.
Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan-pertimbangan.
Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia yang telah dipilih ini kemudian dibakukan lagi dengan nahwu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Keputusan Kongres Bahasa Indonesia ll tahun 1954 di Medan, antara lain menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah digunakan sebagai bahasa Perhubungan (lingau franca) bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Buddha.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta Persia, Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928)

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Sejarah Perkembangan dan Ragam Bahasa Indonesia
Kamis, 14 November 2024 14:55 WIB
Kalimat pada Bahasa Indonesia
Kamis, 7 November 2024 10:29 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler