Lahir, Bandar Lampung, Sekolah dan nyantri di Pesantren, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sekarang Aktif Berkaligrafi dan menulis Puisi.
Multidisipliner, Suatu Pendekatan Metodelogis dari Berbagai Persfektif
Selasa, 7 Januari 2025 21:26 WIB
Pendekatan multidisipliner merupakan strategi metodologis yang semakin penting dalam dunia akademik dan penelitian kontemporer. Pendekatan ini melibatkan integrasi perspektif, metode, dan wawasan dari berbagai disiplin ilmu untuk mengkaji suatu objek atau fenomena secara komprehensif.
Multidisipliner Suatu Pendekatan Metodelogis Dari Berbagai Persfektif Sebagai Subjek Dari Objek Suatu Kajian Metodelogis.
Oleh : Ahmad Wansa Al-faiz.
Pendekatan multidisipliner merupakan strategi metodologis yang semakin penting dalam dunia akademik dan penelitian kontemporer. Pendekatan ini melibatkan integrasi perspektif, metode, dan wawasan dari berbagai disiplin ilmu untuk mengkaji suatu objek atau fenomena secara komprehensif. Dengan menggabungkan sudut pandang yang beragam, pendekatan multidisipliner memungkinkan pemahaman yang lebih holistik dan nuansa terhadap kompleksitas masalah yang dihadapi dalam berbagai bidang kajian.
Dalam konteks metodologis, pendekatan multidisipliner mengakui bahwa realitas sering kali terlalu kompleks untuk dipahami melalui lensa tunggal dari satu disiplin ilmu saja. Sebaliknya, ia mendorong peneliti untuk melampaui batas-batas tradisional antar disiplin dan mengadopsi perspektif yang lebih luas dan integratif. Hal ini memungkinkan identifikasi koneksi dan pola yang mungkin tidak terlihat ketika menggunakan pendekatan monodisipliner (Klein, 1990).
Salah satu kekuatan utama pendekatan multidisipliner adalah kemampuannya untuk mengatasi keterbatasan metodologis yang mungkin ada dalam disiplin tunggal. Dengan memadukan metode kuantitatif dan kualitatif, misalnya, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih kaya dan berimbang tentang fenomena yang kompleks.
Repko dan Szostak (2017) menekankan bahwa integrasi perspektif dari berbagai disiplin dapat menghasilkan wawasan baru yang tidak mungkin dicapai melalui pendekatan monodisipliner. Dalam praktiknya, pendekatan multidisipliner sering melibatkan kolaborasi antara ahli dari berbagai bidang. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertukaran ide dan metodologi, yang pada gilirannya dapat mendorong inovasi dalam desain penelitian dan analisis data. Newell (2001) berpendapat bahwa interaksi antar disiplin ini dapat menghasilkan sintesis kreatif yang membuka jalan bagi pemahaman baru dan solusi inovatif terhadap masalah kompleks.
Namun, penerapan pendekatan multidisipliner juga menghadirkan tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kebutuhan untuk mengintegrasikan metodologi dan kerangka konseptual yang mungkin sangat berbeda atau bahkan bertentangan. Ini memerlukan keahlian dalam memfasilitasi dialog antar disiplin dan kemampuan untuk mensintesis informasi dari berbagai sumber (Frodeman et al., 2010). Selain itu, ada tantangan dalam memastikan kedalaman analisis tidak dikorbankan demi keluasan cakupan. Meskipun demikian, manfaat dari pendekatan multidisipliner seringkali melebihi tantangannya. Dalam konteks penelitian sosial, misalnya, integrasi perspektif dari sosiologi, psikologi, antropologi, dan ekonomi dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang perilaku manusia dan dinamika sosial. Dalam studi lingkungan, kombinasi wawasan dari ekologi, klimatologi, ekonomi, dan kebijakan publik memungkinkan analisis yang lebih holistik terhadap isu-isu keberlanjutan.
Penting untuk dicatat bahwa pendekatan multidisipliner bukan sekadar agregasi sederhana dari berbagai metode atau perspektif. Sebaliknya, ia melibatkan sintesis kritis dan integrasi mendalam yang bertujuan untuk menciptakan pemahaman baru yang melampaui batas-batas disiplin individual. Ini memerlukan kerangka kerja konseptual yang dapat mengakomodasi dan menghubungkan berbagai aspek penelitian dan pemahaman. Pertama, ia mengintegrasikan beragam perspektif teoretis dari berbagai disiplin ilmu, menciptakan kerangka konseptual yang lebih komprehensif untuk memahami fenomena kompleks.
Metodologi penelitian juga dihubungkan, memungkinkan kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif serta penerapan teknik analisis lintas disiplin. Dalam analisis data, pendekatan ini menggabungkan teknik dari berbagai bidang, mengungkap pola dan hubungan yang mungkin terlewatkan dalam analisis monodisipliner. Interpretasi hasil penelitian diperkaya melalui sudut pandang beragam, memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan nuansa. Pada tingkat yang lebih fundamental, pendekatan multidisipliner berupaya menjembatani berbagai epistemologi dan ontologi, mendorong dialog antara paradigma penelitian yang berbeda. Selain itu, pendekatan ini menghubungkan komunitas akademik dari berbagai latar belakang, mendorong kolaborasi dan inovasi. Penting juga, pendekatan multidisipliner berusaha menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, menghasilkan solusi yang lebih relevan untuk masalah dunia nyata. Pendekatan ini juga memungkinkan penghubungan berbagai skala analisis, dari mikro hingga makro, serta mengintegrasikan konteks historis dan kontemporer untuk pemahaman yang lebih kaya tentang fenomena sosial dan alam. Dengan menghubungkan semua aspek ini, pendekatan multidisipliner menawarkan cara yang lebih holistik dan terintegrasi dalam memahami dan mengatasi tantangan kompleks dalam penelitian dan praktik.
Berikut adalah beberapa referensi dalam dan luar negeri terkait wacana pendekatan multidisipliner:
Referensi Luar Negeri:
- Klein, J. T. (2010). A taxonomy of interdisciplinarity. In R. Frodeman, J. T. Klein, & C. Mitcham (Eds.), The Oxford Handbook of Interdisciplinarity (pp. 15-30). Oxford University Press.
- Repko, A. F., & Szostak, R. (2020). Interdisciplinary Research: Process and Theory (4th ed.). SAGE Publications.
- National Academies. (2005). Facilitating Interdisciplinary Research. National Academies Press.
- Frodeman, R., Klein, J. T., & Pacheco, R. C. D. S. (Eds.). (2017). The Oxford Handbook of Interdisciplinarity (2nd ed.). Oxford University Press.
- Newell, W. H. (2001). A theory of interdisciplinary studies. Issues in Integrative Studies, 19, 1-25.
- Stokols, D., Hall, K. L., Taylor, B. K., & Moser, R. P. (2008). The science of team science: Overview of the field and introduction to the supplement. American Journal of Preventive Medicine, 35(2), S77-S89.
- Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2017). Designing and Conducting Mixed Methods Research (3rd ed.). SAGE Publications.
Referensi Dalam Negeri (Indonesia):
- Tualeka, M. W. N. (2017). Teori Konflik Sosiologi Klasik dan Modern. Al-Hikmah, 3(1), 32-48.
- Rahardjo, M. (2017). Studi kasus dalam penelitian kualitatif: konsep dan prosedurnya. Repository UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
- Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
- Kusumastuti, A. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro.
- Hidayat, D. N. (2003). Paradigma dan metodologi penelitian sosial empirik klasik. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
- Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
- Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Referensi-referensi ini mencakup berbagai aspek pendekatan multidisipliner, termasuk teori, metodologi, dan aplikasi praktis. Referensi luar negeri cenderung lebih fokus pada konsep dan teori pendekatan multidisipliner secara spesifik, sementara referensi dalam negeri lebih banyak membahas metodologi penelitian secara umum yang dapat diterapkan dalam konteks multidisipliner. Kombinasi referensi ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pendekatan multidisipliner dari perspektif global dan lokal.

Penulis Indonesiana
5 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler